Translate

Translate

Senin, 19 Mei 2014

My Endless Love 2



My Endless Love 2 
Cast              :      Nichkhun Buck Horvejkul
                     Victoria Song
Genre    :      Drama

I will never let you go, even if just a second… if I let you go, I will die. So… please stay in my side, and don’t you ever go. I will show you how deep is my love and the way I give you all of my life.

Victoria Pov
Jika memang tuhan akan mengabulkan doa semua umatnya, tak bisakah aku memohon agar ia mengembalikan miliku? Yang ingin ku miliki walaupun entah bagaimana akhirnya. Jika memang surga itu ada, tak bisakah aku menukar semua yang jadi miliku untuk mengembalikannya? Ya tuhan dia belum bisa memegang tanganku, ia belum bisa membuka matanya, mengapa kau tega mengambilnya padahal aku bahkan belum tahu keberadaannya di dalam tubuhku? Mengapa kejadian menyedihkan selalu terjadi padaku? Padahal aku tak pernah memintanya? Ayahnya sendiri belum tahu keberadaan dirinya di dunia ini, bagaimana aku bisa hidup sekarang? Apa yang akan ku katakan pada orang-orang tentangnya? Aegi-ya… eomma-ga mianhae… eomma-ga neo jikyeojulgae silpae… mianhae uri aegi… (bayiku… maafkan ibu… ibu gagal menjagamu… maafkan aku bayiku…)
“eonni… ini aku luna, tak maukah kau membiarkanku masuk sebentar? Aku sangat khawatir eonni… aku mohon” luna terus memanggil-manggilku dari luar “keogjeong hajima, nan gwaenchana” jawabku sambil berusaha menahan air mataku “eonni… ureo? Uljima eonni” sulli ikut menangis bersamaku dari luar suaranya saat memanggilku terdengar sangat berat “an-ureo… jib-e ga… nan gwaenchana” jawabku berusaha menenangkan sulli dan member lainnya. aku terus berkata pada orang-orang itu bahwa aku baik-baik saja, tak ada yang terjadi padaku. padahal hatiku terasa sangat sakit, seluruh badanku terasa nyeri dan rasanya aku ingin mati saja. Tapi aku masih mengingat adik-adik dan keluargaku yang pasti sangat mengkhawatirkanku, mereka pasti sangat berharap bahwa aku baik-baik saja, saat itu aku mendengar pintu terbuka dan aku melihat wajah itu.
        Victoria pov end

        Saat itu nichkhun datang dengan kunci cadangan pembuka kamar vic dan berhasil membukanya “eonni… gwaenchana?” Tanya krys “eonni… ireohjimayo” kata luna sambil memeluk vic. “aku kehilangan dia… yang tak akan ku dapatkan lagi. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku bahkan tak tahu dia ada disini, aku bahkan belum sempat memegang tangan mungilnya, dia bahkan belum menghirup udara pertamanya… dia belum melihat aku sebagai ibunya… bagaimana aku bisa hidup sekarang?! Bagaimana?!!” kata Victoria yang mulai menangis lagi dengan keras “aku bahkan tak bisa membenci orang lain karena kehilangannya… aku meledakan jantung kecil itu. Bagaimana aku hidup sekarang?!” kata vic sambil terus memukul mukul dadanya “mianhae…” kata khun yang perlahan mendekat “gakgai ojima!” kata vic “aku tak mau melihatmu sekarang!” lanjut vic sambil menangis “eonni wae? wae irae?” Tanya amber “aku bahkan tak bisa menyentuh bayiku karena orang itu! Jauhkan dia dariku!” kata vic sambil terus menangis “wae? apa yang khun oppa lakukan?” Tanya krystal “karena baru menemuimu sekarang, dan karena aku tak tahu kau sedang mengandung anak kita… maafkan aku” kata khun sambil duduk di samping vic dan mengelus rambutnya “nan nichkhun-ssi moweo!” kata vic sambil membalikan badannya memunggungi khun “maafkan aku.. aku tak bisa menjagamu dan… anak kita” kata nichkhun “aku mempersiapkan semuanya disini, aku yang mengurus semua tentang pernikahan itu, tapi kau… kau… malah berkencan dengan wanita lain di sana? Dan kau bilang apa? Kau bekerja? Konser? Syuting?! Lalu apa yang kau lakukan di pinggir jalan dengan seorang yeoja dan menciumnya. Aku sedang membaca artikel itu saat aku kehilangan bayiku! Kau gila?!” kata vic yang lalu duduk di tempat tidur itu “karena itu, aku minta maaf. Aku minta maaf karena tak bisa menjaga diriku dari yeoja seperti itu, dan aku minta maaf karena membiarkanmu mengurus semua tentang pernikahan kita sendirian. Dan aku minta maaf karena aku tak ada bersamamu saat kau kehilangan bayi kita” kata khun lalu memeluk Victoria “aku tak mau kehilangan dirimu. Aku bisa gila kalau kau seperti ini terus, ku mohon, maafkan aku. Karena ini semua, dan karena semua yang ku lakukan padamu.” Lanjut nichkhun “kalau bagitu kembalikan bayiku! Kembalikan dia! Bawa dia kepadaku sekarang” kata vic sambil berusaha melepaskan pelukan nichkhun “kau tak mau kehilangan aku? Aku juga tak ingin kehilangannya.” Lanjut Victoria “bukankah dia juga bayiku? Dia juga anakku. Aku juga merasa kehilangan dan sedih. Tapi aku berusaha menahannya karena aku tahu kau pasti butuh dukungan dariku” kata nichkhun sambil memegang tangan vic “mwol? Mwol ara?! Nichkhun-ssi amugotdo molla! Jangan berfikir kau tahu segalanya. Sekarang kau bukan nichkhun yang dulu. Setelah aku kehilangan segalanya kau baru datang dan meminta maaf seperti ini? Dan kau pikir aku akan memaafkanmu?” Tanya vic “kau akan memaafkanku. Karena kau mencintaiku. Karena kau akan merindukanku dan kau tahu bukan ini yang diinginkan bayi kita” jawab khun dengan tegas “aku berusaha menghubungimu saat itu, saat kejadian itu berlangsung, tapi ponselmu tak bisa di hubungi, saat itu aku merasa frustasi, karena aku tahu kau pasti akan merasa sedih dan marah. Dan saat aku sampai di korea, kau tak datang menjemputku, ku kira kau memang marah, dan aku datang ke apartment kita tapi kau tak ada disana, aku pulang ke dorm untuk menaruh barang-barangku dan amber mengatakan kau ada di rumah sakit. Kau tahu seberapa paniknya aku? Apalagi saat mendengar kau kehilangan bayi kita, aku hampir membunuh dokter itu tapi sulli menahanku. Kau tahu aku merasa aku hampir gila karena semua ini. Ku mohon, jangan buat aku gila karena ini. Aku masih ingin mencintaimu Victoria-ssi” jelas nichkhun lalu memeluk vic lagi kali ini vic berbalik dan membalas pelukan nichkhun “maafkan aku karena aku kehilangannya. Sekarang apa yang harus aku lakukan… dia pasti sangat kesepian disana… beritahu aku apa yang harus ku lakukan sekarang” tangis vic terpecah di bahu nichkhun, member f(x) yang melihat itu merasa sangat lega dan tenang karena vic sudah bersama seseorang yang dapat mereka percaya, bagaimanapun, victoria-lah yang mengurus mereka sejak debut pertama mereka sampai sekarang, dan mereka menyayanginya.
        Keesokannya, pagi hari saat itu suasana sangat hening, semua orang terdiam “sekarang waktunya kita pergi qian-a” panggil khun “aku belum siap.” Jawab vic sambil masih terduduk diam di sofa ruang rawat inapnya “setidaknya kita harus mengantarnya dengan ikhlas” jawab khun “ara. Geurae oleun gahaeyaji” jawab vic lalu mengambil tasnya dan keluar dari ruangan itu. Upacara pembalseman pagi itu sangat sepi karena mereka tak ingin ada wartawan yang mengetahui kejadian ini. Upacara itu selesai mereka kembali ke rumah sakit karena Victoria masih belum boleh meninggalkan perawatannya. “eonni gwaenchana?” Tanya luna yang dari tadi pagi masih diam di rumah sakit “eoh, gwaenchana” jawab vic lalu kembali ke tempat tidurnya “eonni…” panggil luna sekali lagi “mm wae?” jawab vic sambil mengucir rambutnya “maukah kembali menjadi leader kami? Kami membutuhkanmu eonni” pinta luna “aniji, bukankah aku harus segera menikah dan meninggalkan panggung hiburan itu untuk selamanya” jawab vic sambil tersenyum lembut “keundae eonni, banyak sunbaenim yang lain yang sudah menikah dan punya anak tapi masih bisa bersinar di dunia hiburan itu. Menari adalah hidupmu eonni. Jangan batasi dirimu. Dulu kau pernah bilang bahwa dunia tari adalah nafasmu dan f(x) adalah oksigennya. ” tegas luna “belajarlah menjalani hidup kalian tanpa aku, bukankah kau akan menjadi leader selanjutnya jika aku tak ada? Lagi pula, aku bukan leader yang baik” jawab vic sambil tersenyum sekali lagi “aku kehilangan nafas dan oksigenku, aku tahu. Dan rasanya sangat sesak dan mematikan, tapi. Aku mendapatkan nafas dan oksigen yang baru yang akan membuatku bahagia nantinya. Entah bagaimana, aku harap nichkhunlah yang akan menjadi nafas dan oksigenku nantinya.” Jawab Victoria dengan yakinnya “aku harap nafas dan oksigen itu, takkan pernah menggantikan kami dihatimu eonni… geurae maeumdaero haeyo eonni.” Kata luna “geureom, na gayo… apeujimalgo himnaehaeyo eonni, itabwayo” kata luna lalu keluar dari kamar itu.


                                                ***

        “jagiya… ireona” panggil khun dari dapur “eomma~” panggil khun sekali lagi “vic-baby~” katanya “eisshhh” dengus nichkhun dan akhirnya menyusul vic yang ada di kamar mereka “mwohae?” Tanya khun “aniya. Jangan masuk!” teriak vic dari dalam kamar “wae? apa yang sedang kau lakukan didalam sana eoh?” Tanya khun dari luar “sstttt berisik sekali. Sebentar lagi aku keluar tunggu di bawah” suruh vic “aaa~ shireoo” kata khun manja “aku masuk ya” kata khun lalu membuka pintunya “ouuuuhhh!!! Sudah ku bilang jangan masuk kenapa kau tak menurutiku” kata vic sambil melipat kedua tangannya di dada “kau sudah selesai mandi, ayo kita sarapan” kata khun “araseo, naeryeo kaja” jawab vic, khun melingkarkan tangannya ke pinggang vic sambil menuruni tangga “kalau kita turun bersamaan seperti ini, tak akan ada satu dari kita yang berhasil turun, kau tahu? Tangga ini sangat sempit” kata vic sambil menatap lekat-lekat namja di sampingnya “aku sengaja. Supaya aku bisa terus berdekatan dengan mu dimanapun.” Jawab khun “aigoo” kata vic sambil mencubit pelan perut namjanya dan turun duluan. “kita sarapan apa pagi ini?” Tanya vic “apapun yang mau kau makan” jawab khun “aku ingin memakanmu!” jawab vic bercanda “jinjjaya?! Woah kau sangat menyeramkan” jawab khun yang juga bercanda “jamshiman, aku akan membawakan kopi untukmu” kata khun sambil tersenyum “araseo~” jawab vic lalu mengecheck ponselnya “jagiya, ” panggil vic “wae?” jawab khun yang masih serius menunggu kopi keluar dari mesinnya “kenapa bisa ada scandal seperti ini?” kata vic dengan suaranya yang mengecil “mwonde?” Tanya khun “igeo bwa” jawab vic sambil memperlihatkan ponselnya pada khun “kau tak serius dengan ini kan? Kau tak menduakanku atau berbuat sesuatu di belakangku kan?” kata vic dengan serius “mwo? Aniya! Na wae geureohke hae?” kata khun dengan suara tingginya “ani, igeo bwa. Mereka mengatakan bahwa kau dan… yeoja ini sedang berkencan! Kau tak melakukannya kan?! Ku mohon jangan sakiti aku lagi!” kata vic sambil terus menggeser-geser layar ponselnya “kenapa aku harus melakukannya disaat aku memilikimu yang selalu ada untukku?” kata khun sambil membawakan dua gelas kopi dan duduk di hadapan vic yang memasang wajah cemberutnya “ey… aniranikka. Sudah ku bilang itu hanya gossip. Tolong percayalah padaku jagiya” kata khun sambil mengusap tangan vic “araseo. mideo” jawab vic masih dengan wajah cemberutnya “mideoramyeon, wae ajigdo ireohke? Useoo useooo useoo (kalau kau percaya, kenapa kau masih seperti ini? Tersenyum tersenyum tersenyum)” kata khun “useojanha! Aigoooo (aku sudah tersenyum! aigoooo)” jawab vic lalu tersenyum.

                                                ***

        “eonni gwaenchanayo? Geogjeong hajimayo eonni. It will be alright ” kata seorang fans di account weibo-nya “khun oppa geureohke andwaeji. Eotteokhae geureohke hae uri eoni hante! Eonni himnaeyo! (khun oppa seharusnya tak boleh begini! Bagaimana bisa melakukan itu pada eonni-ku! Eonni kuatlah!)” kata fans yang lain di account me2day-nya. Vic jadi termenung sendiri, banyak netizen yang menemukan fakta-fakta yang menunjukan bahwa khun dan yeoja itu berkencan, seperti couple item yang mereka kenakan padahal, couple item itu hanya di miliki oleh mereka berdua, bagaimana bisa yeoja itu memiliki barang yang sama?!  Vic diam-diam menyelidiki identitas yeoja itu, “mwo?! Miyeong-a?!” kata vic saat sadar yeoja yang sedang diselidikinya adalah teman satu agensinya dulu. “woah! Daebak! Nappeun gijibaeg!” kata vic sambil memukul-mukul layar tablet-nya yang terpampang foto miyeong itu “neo eotteokhae na hante geureokhae isseo?! Neo gami!! (bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?! Beraninya kau!!)” kata vic lalu melempar tabletnya ke sofa dan pergi ke kamarnya dan menyalakan tv.
        Khun pergi ke agensinya dan langsung menghadap ke CEO-nya “sajangnim! Tolong selesaikan masalah scandal ini! Aku sudah muak dengan semua ini!” kata khun sambil menatap CEO itu dengan serius “ani, khun-a… yeoja itu sangat menyukaimu. Ia ingin kalian berkencan. Makanya ia melakukan semua ini” kata sajangnim “ne? geuraedo andwaeyo! Bagaimana bisa dia melakukan ini?! Lalu bagaimana dengan Victoria? Apa yang harus ku lakukan dengannya?!” kata khun menolak “kau sudah membuat pamor agensi kita turun dengan pengumuman rencana pernikahnmu khun-a. bukankah setidaknya kau harus menaikan pamornya lagi? Dengan adanya scandal ini, kau bisa menaikannya lagi. Ditambah miyeong adalah seorang penyanyi yang yah.. bisa dibilang terkenal” jelas sajangnim “andwaeyo! Wae jeo hante ireohke haeyo?! (tidak bisa! Kenapa kau melakukan ini padaku?!)” kata khun “aku akan melakukan apapun supaya pamor agensi ini naik kembali, asalkan jangan seperti ini! Aku tak bisa menyakiti yeoja yang ku cintai lagi, sajangnim. Geu seukaendeul putakdeuryeoyo (scandal itu, tolong bantu aku)” lanjut khun lalu pergi dari ruangan CEO itu. Khun keluar dari ruangan itu dan berjalan keluar menuju pintu keluar gedung itu ia memakai kaca mata hitamnya karena diluarnya sudah banyak sekali wartawan yang siap menyerbunya.
        “nichkhun-ssi tolong jelaskan apa yang terjadi dengan hubunganmu dan Victoria!” kata seorang wartawan “khun-ssi! Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan miyeong?” kata yang lain “tolong beri kami jawaban!” teriak wartawan itu “gisanim-deul… jebal ireohjimayo.” Kata manager khun sambil membuat jalan untuk khun supaya ia bisa melewati wartawan itu. Khun sudah berada di van-nya ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya lelah. “khun-a… tidakkah menurutmu apa yang dikatakan sajangnim itu ada benarnya? Aku hanya takut kalau yeoja itu akan berbuat sesuatu yang lebih menakutkan lagi dari pada ini.” Kata managernya “hyeeoong jebal… aku tak ingin melakukannya! Kenapa aku harus menyakiti yeojaku untuk membahagiakan yeoja lain?!” jawab khun sambil menahan kepalanya yang sudah berat. Beberapa bulan kemudian, agensi tempat nichkhun bernaung hampir bangkrut karena pamornya sudah benar-benar turun dan tak ada harapan lagi untuk bangkit, CEO-nya sudah mengumumkan kebangkrutannya, jika dalam sebulan pamornya tak naik, berarti terpaksa ia harus membubarkan agensi-nya ini.
“aku tak akan memiliki pekerjaan jika seperti ini khun-a” kata managernya “nado hyeong” jawab khun “wae ireol sugan isseoji? Nugu daemunhaeji? (bagaimana hal seperti ini bisa terjadi ya? Karena siapa semua ini terjadi ya?)” kata managernya “hyeoong~ ireohjima jinjja” jawab khun merasa bersalah “mianhae hyeong. Na meothae. Nae yeoja apeumyeon, nan shireo. Jeongmal mianhae (maafkan aku hyeong. Aku tak bisa melakukannya. Jika wanitaku akan merasa sakit, aku tak mau. Aku benar-benar minta maaf)” kata khun “khun-a… neo deullyeo isseo?” Tanya managernya tiba-tiba “mwo?” Tanya khun “sajangnim akan menntutmu kalau sampai agensi ini bangkrut” kata managernya “maka dari itu aku membujukmu melakukannya” lanjutnya “mwo? Naega wae? wae? (apa? Kenapa aku? Kenapa?)” kata khun yang kaget “igeo da neo daemunhaenikka. Gieoganha? (karena ini semua disebabkan oleh mu. Tak ingat?)” kata managernya “keundae hyeong~” kata khun yang memelas “geuraesseo! Hae geunyang!” kata managernya yang mulai terasa mendesak. Khun mendatangi kantor CEO-nya lagi ia akan menyelesaikan masalah scandal yang menjadi raksasa penghancur ini. “sajangnim” panggil khun “aaa~ uri khun wasseo?” kata sajangnim “wae? museun il?” Tanya sajangnimnya itu “geuraeyo. Jaega geureohke haeyo. Keunde, 3 weolman haeyo” kata khun “ah jinjja?! Jinjjaro?! Aigoo!! Yeogsi uri khun-iya!! Geurae geureohke hae!” kata sajangnim dengan semangat “hah… kalau begitu, besok kita lakukan konfrensi pers-nya!” lanjut sajangnim masih dengan semangatnya yang membara-bara.

Keesokan harinya
        Para wartawan sudah di persiapkan dan segala persiapannya sudah selesai, konpres itu akan dilakukan tepat pada pukul 11 kts dan disiarkan di beberapa channel tv.
“ya, sekarang konpres akan dilakukan. Mohon para wartawan untuk segera menyiapkan persiapannya, karena tidak ada pengulangan” kata mc, tak lama setelah itu khun,sajangnim, managernya dan rombongan dari miyeong memasuki ruang konpres. “annyeonghaseyo. Nichkhun buck horvejkul ibnida” kata khun “annyeonghaseyo. Hwang miyeong ibnida” kata miyeong, khun membenarkan kerahnya yang terasa sesak, lalu ia mulai berbicara “aku ada disini untuk mengumumkan sesuatu pada kalian. Aku mengumumkan itu sebagai seorang entertainer yang bekerja di dunia hiburan ini” kata khun dengan gugupnya “setelah beberapa bulan dengan scandal yang menjengkelkan ini. Aku mulai muak dan lelah dengan semuanya. Hari ini aku akan mengumumkan bahwa kami memang sedang berkencan. Sejak 4 bulan yang lalu kami memang sedang berkencan” kata khun dengan cepat “ne, majayo. Kami memang sudah menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman biasa. Jadi teman-teman wartawan tolong mengerti. Hubungan antara nichkhun-ssi dan vic eonni, sudah berakhir. Kalian tolong jangan mengungkitnya lagi” kata miyeong dengan senangnya. setelah itu, pengakuan dari masing-masing agensi dan konpers itupun selesai. “gomawoyo khun-ssi” kata miyeong “ah ani, ije buteo jagiyaragobuleoji?” lanjutnya dengan senyum yang sudah sampai matanya “aniyo. Geunyang khun-ssi ragobuleoyo. Jagiya andwae” jawab khun “geurigo… miyeong-ssi. Dashi ireohjima andwaeyo. Geumanhaeyo” lanjut khun lalu pergi bersama dengan managernya. Khun merasa sangat bersalah dan langsung pulang ke apartment Victoria. “qian-a…” panggil khun sesampainya di dalam apartment “eodiseo?” katanya lagi “qian-a… eodiina?” kata khun sambil terus mencari vic. “uri… kkeutiya?” Tanya vic sambil keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah “aniya. Jebal malhajima” kata khun setelah itu suasana hening tanpa seorangpun bicara. Ponsel khun berbunyi ditengah keheningan itu, dilayarnya tertera tulisan ‘hwang miyeong’ “angkat ponselmu” kata vic “shireo” jawab khun “kalau kau tak mengangkatnya berarti memang ada sesuatu yang terjadi antara kalian berdua” kata vic lalu berjalan menuju lemari bajunya, khun mengangkat ponselnya “yeoboseyo” katanya “nichkhun-ssi mwohaeyo?” tanyanya dengan suara yang hampir bisa di dengar vic “mollayo.” Jawab khun lalu menutup ponselnya. “eodiga?” Tanya khun saat melihat vic mengeluarkan bajunya “eodigarago?” kata khun sekali lagi “eodigin… jib-e deorawa” jawab vic.
                                                ***

        Khun menahan tangan vic yang melangkah menuruni tangga meninggalkan kamar mereka “sudah tak ada lagi yang harus ku lakukan denganmu. Jebal nwa jom” kata vic sambil menahan tangisnya “setidaknya ada baiknya juga aku mengetahui ini sekarang, tidak saat kalian berdua akan menikah. Kalau sekarang mungkin aku tak terlalu merasa tersakiti. Kita batalkan saja pernikahan kita. Aku tak sanggup lagi” lanjut vic sambil menatap khun lekat “mwo? Mengapa aku harus menikah dengannya dan membatalkan pernikahan kita?! Aku melakukan ini karena aku harus menyelamatkan agensi-ku… kumohon, kenapa kita harus seperti ini terus menerus?” bujuk khun “memangnya hanya kau saja yang ada di agensi itu? Bukan kah mereka tahu kau akan segera menikah? Aku tak habis pikir denganmu. Bisa-bisanya kau melakukan hal yang lebih menyakitkan dari yang pernah kau lakukan padaku belum lama ini. Kau tahu? Aku kira aku bisa mempercayaimu” kata vic lalu berjalan menjauh “qian-a… qian-a” kata khun sambil terus mengejar vic yang akhirnya menaiki mobil dan melajukannya. Namja itu tersandar di depan apartment mereka ia tak menyangka bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Pernikahan yang mereka rancang sesempurna mungkin hancur karena seseorang yang bahkan ia tak menyangka bisa melakukan ini semua padanya. Berulang kali ia berusaha menelpon Victoria, tapi tak ada satu pun yang berhasil, ia berusaha menghbungi manager vic tapi tetap tak berhasil. Akhirnya ia memutuskan untuk menulis pesan untuk vic ‘kau tahu qian-a… aku hanya menakuti satu hal. Aku takut kau tak percaya lagi padaku. Karena saat kau tak percaya padaku, kau tak akan bisa kembali padaku. Kau tahu? Setelah semua hal yang kita lalui bersama, setelah semua kesenangan dan kesedihan yang kita hadapi bersama-sama dan bahkan setelah aku menyakitimu berulang kali, aku masih tak bisa melepaskanmu. Maafkan aku qian-a… kau tahu seberapa sakitnya hatiku melihat kau menangis seperti tadi. Aku tak ingin mengatakan hal lain selain aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, tolong kabari aku, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Ku mohon dimanapun kau berada ingatlah aku mencintaimu, aku akan ada disaat kau memerlukanku, kau ingat kan dulu aku pernah berkata, hubungi aku disaat kau sedih. Aku mencintaimu qian-a’ khun mengirim pesan itu. Tak beberapa lama pesan itu terbalas, betapa terkejutnya namja itu saat ia melihat nama seseorang yang sedang ia tunggu akhirnya membalas pesannya ‘nichkhun-ssi, kau tahu, satu hal yang paling ku takuti adalah saat aku kehilangan kepercayaanku padamu, karena pada saat itu, ku pikir aku tak akan bisa kembali padamu. Seberapa sakitnya aku ketika merasakan hatiku tercabik dan terluka sebegitu dalamnya olehmu, aku masih berfikir bahwa aku bisa memberi kepercayaanku padamu lagi. Kau sangat mencintaiku? Aku juga. Tapi bagaimana bisa aku mencintai seseorang yang sekarang bukan miliku lagi? Aku kira aku bisa terus mempercayaimu bahkan sampai hidup kita berakhir nanti, ternyata kau menyia-nyiakan kepercayaanku. Bahkan untuk mengatakan bahwa aku merindukanmu, aku tak bisa. Tapi tak apa bahagialah dengannya.’ Khun membaca pesan itu dan segera membalasnya ‘bagaimana aku bisa bahagia dengan yeoja itu, kaulah kebahagianku qian-a… jangan biarkan aku pergi darimu, tolong tahan aku. Jangan katakan bahwa kau akan pergi dari ku . kumohon, jangan biarkan aku menyesal karena kehilanganmu. Mengapa rasanya hari ini aku begitu kesepian, aku merasa begitu lelah dan aku sangat merindukanmu. Jika kau ingin melepaskanku, tolong beri tahu aku, bagaimana caranya aku bisa hidup tanpamu’ jawab khun tapi tak ada jawaban lagi. Keesokan harinya ia mendapat schedule baru untuk mengikuti kencan pertamanya dengan miyeong agensi-nya ingin mereka berkencan dan menimbulkan scandal yang bisa mengangkat nama agensinya lagi. Akhirnya khun mengikuti suruhan agensi itu dan ia menitipkan ponselnya di managernya. Ia mengikuti kencan itu, tapi saat itu juga vic membalas pesannya ‘I’m okay, just go. Don’t care ‘bout me’ katanya tapi khun tak membacanya.
        Di tempat lain, vic sedang menonton tv-nya, dan tanpa sengaja menonton sebuah entertainment gossip yang menampilkan foto-foto khun yang sedang berkencan dengan miyeong. Ia tersenyum kecil, melampiaskan rasa kekesalannya. Ia memberi tahu member f(x) bahwa dia akan pergi kembali ke china. Ia akan pergi siang ini, jadi ia segera meng-pack barang-barangnya, ia tak akan lama di china tapi ia ingin mengistirahatkan pikiran dan hatinya disana, di tempat dimana ia dilahirkan. Ditempat dimana ia menangis dan tertawa dimana ia bisa mendapatkan kasih sayang yang sejati, bukan yang semu seperti sekarang.
        Vic pergi ke bandara menggunakan taksi karena ia tak ingin membawa mobilnya. Sebelum pergi ia mengucapkan selamat tinggal pada adik-adiknya di f(x) dan mantan managernya. Ia pergi tanpa seseorangpun mengantarnya. Sendirian, seperti saat ia pertama kali menginjakan kakinya di korea selatan, Negara yang sudah ia anggap Negara keduanya. Dengan berat ia melangkahkan kakinya keluar dari taksinya rasanya ingin sekali ia menangis dan berteriak sekeras mungkin supaya hatinya bisa terasa lega dan tak sesak lagi, tapi ia ingat sesuatu, ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah dengan pergi ke china, ia akan merasa baikan dan tenang? Sedangkan ia tahu betul seseorang yang ia cintai ada disini, ditanah yang ia injak saat ini di tempat yang membuatnya bisa mengakui keajaiban negeri ini, negeri dimana ia merasa ia menemukan dirinya sendiri, menari bernyanyi, dan mencintai. Vic akhirnya memutuskan untuk tetap pergi ke china untuk sementara dan bertemu keluarga juga teman-temannya disana. ia memesan sebuah tiket pesawat menuju Beijing.
        Setelah selesai melakukan kencan pertamanya, nichkhun segera meng-check ponselnya dan betapa terkejutnya dia saat ia melihat pesan dari vic, ia berusaha untuk mengetahui keberadaan vic dan ia memutuskan untuk menemui luna yang sekarang menjadi leader menggantikan posisi vic. Dan saat ia tersadar dari lamunannya ia sadar betapa bodohnya ia melepaskan seseorang yang tak bisa ia lepaskan walaupun sedetik. Ia segera melajukan mobilnya ke bandara incheon ia berusaha menysul yeoja-nya itu, ya yeoja-nya setidaknya ia masih ingin memanggilnya seperti itu sekarang. Sesampainya di bandara incheon ia terus mencari seseorang pasti akan ia kenali walaupun dilihat dari arah belakang. Tapi ia tak menemukannya, ia sudah memutari bandara itu lebih dari 2 kali, tapi masih juga tak melihat yeoja yang ia cari. Sesaat ia merasa putus asa dan tak berdaya sampai akhirnya ia melihat jadwal keberangkatan ‘beijing’ berada tepat 30 menit lagi. Artinya pesawat akan take off sekitar 15 menit lagi karena 15 menit dipakai untuk menunggu orang-orang yang akan menaikinya. Khun terus mencarinya, mencarinya sampai ia menemukan seseorang berperawakan tinggi dengan rambut cokelat tua sambil membawa koper dan tas tangannya, yeoja itu memakai kacamata hitam yang ia tahu jelas bahwa itu adalah kacamata pemberiannya saat di Maldives, ia berusaha mengejar yeoja yang akan segera melewati tempat penge-check-an visa dan passport. Ia mengejarnya tapi yeoja itu terlanjur melewati tempat itu dan ia akan segera menaiki pesawatnya. Khun segera pergi ke tempat pembelian tiket pesawat, ia membeli tiket terakhir pesawat itu dengan harga yang paling tinggi. Dan berhasil membelinya dengan susah payah.
       
                                                ***

Vic memakai kacamata hitamnya, ia menutupi matanya yang sembab, bagaimanapun pasti ada orang yang mengenalinya dan ia tak mau ada orang-orang mengerumuninya . ia menunggu seseorang di bandara itu, ia harap seseorang itu akan datang dan menahannya pergi. Tapi sampai seseorang itu tak datang juga walaupun ia sudah berdoa sepanjang mungkin supaya namja itu bisa datang. Akhirnya vic memutuskan untuk menaiki pesawatnya dan pergi ke Beijing. Ia berjalan ke tempat pemeriksaan visa dan passport “Victoria-ssi?” panggil seseorang, vic merasa jantungnya berhenti, ia ingat seseorang yang dulu selalu memanggilnya seperti itu ‘victoria-ssi’ hah… ia tahu, ia merindukan namja itu, vic menengok kea rah suara itu berasal “ne?” kata vic “boleh aku meminta tanda tanganmu?” kata seorang namja yang juga satu pesawat dengannya “ah… ne geureomyo” jawab vic “itu… kacamata hitam yang diberikan oleh nichkhun-ssi saat di Maldives kan? Saat kalian masih mengikuti WGM?” Tanya namja itu “ne? anibnida” jawab vic yang panic, ia lupa bahwa seharusnya ia tak memakai kacamata itu walaupun ia sangat menyukainya. Vic melangkahkan kakinya kedalam pesawat, duduk di kursinya dan langsung memasangkan earphone pada telinganya, ia memutar playlist kesukaannya dan tanpa ia sadari lagu yang pertama terputar adalah lagu nothing better lagu yang sering dinyanyikan khun untuknya, ia menyentuh layarnya pada tombol next dan lagu yang terputar adalah lagu I’m in love yang dinyanyikan khun pada saat christmast event, ia menyentuh kembali tombol next dan yang terputar adalah lagu more than word yang dinyanyikan juga oleh khun saat diatas yacht. Vic tertegun sebentar lalu berfikir apa kehidupannya memang benar-benar terhubung dengan namja itu? Sampai playlist lagunyapun benar-benar menunjukan betapa mereka dulu sangat mencintai.
Hampir 15 menit vic didalam pesawat tapi pesawat itu belum take off juga. Vic bertanya pada seorang pramugari “jogiyo bulleodo dwaeyo? Wae ajigdo an-gayo? Nugu gidaryeoyo?” Tanya vic “ne, han saramiyo. Jyeoseonghabnida. Uri jamshiman galkeyo” kata pramugari itu dan benar saja tak lebih dari 5 menit orang itu datang dan duduk tepat di samping vic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar