Translate

Translate

Kamis, 09 Januari 2014

Beautiful Stranger





Beautiful Stranger

Cast : Kwon Yuri
 Cho Kyuhyun
 Choi Minho

Disaat semua orang terdiam, hanya dia yang memperhatikanku, dia yang menganggap aku ada dan hanya dia yang bisa membuatku merasa bahwa aku mempunyai seseorang yang menyayangiku, kami tak pernah saling mengenal, tapi dia selalu dapat mengenaliku. Walaupun kini aku tak tahu siapa dirinya? Dan mengapa ia menyukaiku? Tapi aku tahu, aku memang membutuhkannya.

Noona… noona… seorang anak kecil terus meneriakan dan memanggil nama noona-nya, ia berjalan sambil terus menangis. “noona… oddigaseyo?” katanya ia berjongkok di bawah lampu jalan dan terus menangis “gwaenchana? Neo wae yeogisseo?” Tanya seorang anak perempuan “kuma-ya?” katanya lagi “sallyeojuseyo” kata anak kecil itu “wae? Sallyeojuseyo wae?” Tanya anak perempuan itu “wae? malhae” kata anak perempuan itu “aku tak punya tempat tinggal lagi, noona pergi entah kemana. Dan aku tak tahu harus meminta bantuan pada siapa, sallyeojuseyo noona” kata anak itu sambil terus memegang kaki anak perempuan di depannya “kuma-ya. Ireumi mwoya? Kalau kau mau kau bisa ikut aku ke rumah, eoh?” kata anak perempuan itu “nae ireumi minho-ya choi minho” jawab anak lelaki yang bernama minho itu “oh, arraseo. Nan yuri, kajja illuwa” ajak yuri
“minho-ya. Igo nae jibaeg. Oneulreun igo neo jibaeg ddo, kau boleh tinggal disini sepuasmu” kata yuri “umurku 10 tahun, kau?” Tanya yuri “7 tahun” jawab minho sambil duduk terdiam “wae? Kenapa kau diam saja? Ini kan juga sudah jadi rumahmu” kata yuri “noona, kenapa kau membawaku ke rumahmu? Padahal kita baru saja saling mengenal” kata minho “wae? Shiro? Aku kesepian diam di rumah yang yah.. cukup besar ini. Eomma appa pergi bekerja, jadi  mau tak mau aku harus diam di sini bersama oppa, tapi oppa juga sudah sekolah di luar negeri, jadi aku tinggal disini bersama eonni-eonni yang selalu membantuku” jelas yuri “aah..” kata minho sambil mengangguk “an baegopa? Kaja meokgo!” kata yuri “mm.. kaja” jawab minho.

***
13 tahun kemudian…
Hari ini tanggal 5 desember, tepat pada ulang tahun yuri yang ke 23. “ah himdeulgae… ahjumma, tolong  air putih dingin, aku haus sekali” kata yuri dengan lembutnya “ne, agassi” jawab ahjumma yang tinggal di rumah yuri itu “minho oddisseo?” Tanya yuri setelah meneguk habis air-nya “tadi pergi keluar katanya ada jadwal kuliah” jawab ahjumma “ah, matchi, gomawoyo ahjumma. Aku akan pergi ke kamar” kata yuri lalu naik kelantai dua menuju kamarnya.
Yuri pergi berjalan-jalan sore di sekitar rumahnya, seperti biasa untuk menyelesaikan  jadwal olahraga rutinnya. “oddi ga?” Tanya seorang namja “ke taman, wae?” jawab yuri “hya! Kau tak ingat ini hari apa?” Tanya namja yang bernama minho itu “mwol? Sekarang hari… jumat? Wae?” kata yuri lagi “aigoo… pabbo” kata minho “mworagu?! Pabbo?! Hya neo! aku ini lebih tua dari mu!” kata yuri “geuraesseo wae? Kau memang bodoh kan? Kenapa harus marah?” Tanya minho “hya choi minho neo!” kata yuri lalu menjitak kepala minho dengan sedikit kencang “hya appo!”  kata minho sambil mengusap-usap kepalanya “ah daesseo! Na monjo galkae.” Lanjut yuri lalu mengayuh sepedanya menuju taman di dekat rumahnya.
“Agassi,” kata seseorang di belakang yuri “ne?” jawab yuri sambil melihat ke belakang “hari ini ulang tahunmu kan? Saengil chukhahamnida” kata namja yang sekarang berdiri di hadapan yuri “oneulreun nae saengilieyo?” Tanya yuri bingung “ne, majayo, sekarang tanggal 5 desember” jawab namja itu “ah! Ne! oneulreun nae saengilieyo! Kamsahamnida” kata yuri pada namja itu “aaa.. keundaeyo, kenapa kau bisa tahu ulang tahunku? Ah! Minho! geutchi? Kau tahu dari minho kan? Benar kan?” kata yuri “minho… nugul..” kata namja itu “animyeon… stalker? Anijyo? Anijji?” kata yuri yang sekarang memasang tampang panic “anieyo!” jawab namja itu dengan cepat “ah! Taengida… pokoknya terimakasih ucapannya… darimanapun kau tahu ulang tahunku, aku sangat berterimakasih” kata yuri lalu membungkukan kepalanya sedikit “ah anieyo. Ah matjyo! Igo..” kata namja itu sambil memberikan sesuatu pada yuri “igo.. mwonde?” Tanya yuri “ah.. sedikit hadiah ulang tahun dariku. Geurom.” Jawab namja itu sambil berpamitan dan pergi “gomawoyo! Annyeonghi gaseyo” teriak yuri.
Kyuhyun sedang memainkan i-pad yang baru saja di belinya, yang tentu saja sudah di isi dengan berbagai macam game yang ia sukai, kyuhyun berjalan dengan santainya di taman yang biasa ia datangi, “BRUK” tiba-tiba i-padnya jatuh tanpa sengaja karena ia menyandung batu, saat kyuhyun akan mengambilnya dan… sebuah sepeda menggilas i-pad itu sampai tak berbentuk. “HYA!! NEO MICHOSSEO!” teriak kyuhyun saat melihat i-pad barunya sudah tak berbentuk lagi “mianhae-yo… jyesunghaeyo” kata yeoja yang melindas i-pad kyuhyun yang langsung turun dari sepedanya dan berbungkuk 90o “hya! Nun oddiso! Bwa-yo! Sekarang i-pad ku sudah tak berbentuk lagi!” kata kyuhyun pada yeoja yang masih diam di hadapannya “mmm… jogiyo kau yang tadi memberiku kado ini kan?” Tanya yeoja itu “mwol!? Ani! Agassi kau jangan mengalihkan pembicaraan! Lihat ini!” kata kyuhyun sambil meraup sisa-sisa i-padnya “ne? dangsin geu namja aniya? Geurom…” kata yuri bingung “HYA!! Kau harus mengganti i-padku dengan yang baru!” bentak kyuhyun “HYA! Kau tak perlu berteriak juga akan ku ganti!” kata yuri yang ikut berteriak “ ‘hya’?! Mworagu?! ‘Hya’?! Kau memanggil orang yang baru kau temui dengan kata ‘hya’?!” kata kyuhyun “kemana etikamu!” lanjut kyuhyun “ouh! Jinjja!” kata yuri yang sudah sangat kesal “kau yang memulai!! Kenapa kau menyalahkanku!?! Aish! Daesseo! Aku tak akan mengganti i-pad mu! beli saja sendiri!” kata yuri yang langsung naik ke sepedanya lagi dan melajukannya “HYA! NEO!!” teriak kyuhyun yang masih memegang i-padnya yang tak berbentuk.
“aish! Sial! Kenapa aku bertemu dengan yeoja itu!! Ya tuhan i-pad ku” kata kyuhyun sambil memasukan sisa-sisa i-padnya ke tas, kyuhyun berjalan ke sebuah toko cake yang menjual green tea cake kesukaan ibunya “osseowaseyo” kata si pelayan kyuhyun masuk dan langsung memilih cake yang ia maksudkan “igo..” kata kyuhyun sambil menunjuk sebuah cake “mm… aku beli 4, 3 di bungkus dan 1 di makan disini” lanjut kyuhyun “ne,” jawab waitress itu, kyuhyun duduk di sofa sebelah jendela yang langsung menghadap ke jalanan “hah.. apa yang akan ku lakukan dengan rongsokan ini” gumam kyuhyun, matanya tiba-tiba terbelalak saat melihat yeoja yang lewat persis di depan jendela besar di samping kyuhyun “geu yeoja!” kata kyuhyun lalu berlari keluar dan menarik lengan yeoja itu “hya wae geurae?!” kata yeoja itu “hya! kau harus mengganti i-padku yang rusak!” kata kyuhyun “shiro!!!” jawab yuri “HYA!” pekik kyuhyun “jogiyo! Sallyeojuseyo! Orang ini mesum! Dia mau menculiku!” teriak yuri “hya!!!! Mwohae!” kata kyuhyun pelan sambil menutup mulut yuri “anieyo! Igo nae dongsaengieyo… mmm kami baru bertemu kembali” kata kyuhyun pada orang-orang yang menatapnya curiga dengan gugup sedangkan yuri hanya menggeleng gelengkan kepalanya “jinjja-yo!! Jinjja!” kata kyuhyun meyakinkan orang orang di sekelilingnya yang menatap mereka berdua, dan akhirnya sekumpulan orang itu pergi.
“mwol?” kata yuri saat kyuhyun menatapnya sebal “waaee?!” kata yuri lagi “kenapa kau menatapku seperti itu?!” kata yuri yang masih bingung “wae? Pertanyaan macam apa itu! Seharusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa kau tak mau mengganti i-pad ku? Hah?” kata kyuhyun “kau harus meminta dengan cara yang baik-baik dong! Kau tak punya etika hah?!” balas yuri pada perkataan kyuhyun “mwo? Hya! Yang tidak punya etika itu sedari tadi kau! Bukan aku!” jawab kyuhyun “na? onjae? Eoh? Aku sudah meminta maaf dengan baik kepadamu. Tapi kau yang bicara tak sopan padaku, jadi aku yang tak punya etika hah?” kata yuri “tapi kau tak mau mengganti i-pad ku!” jawab kyuhyun “aku tak punya uang sekarang! Kau tega membuatku mengganti i-pad mu?” kata yuri lalu menunduk “aish! Gojimal!” kata kyuhyun “jinjja… aku tak tahu hal seperti ini bisa terjadi. Aku tak tahu aku akan di ikuti oleh stalker kurang ajar sepertimu” kata yuri “mwo? Stalker? Neo jinjja!” kata kyuhyun yang tak bisa menahan perasaan jengkelnya “memangnya kalau kau bukan stalker kau ini apa? Mengikutiku kemana-mana huh” kata yuri “jadi kau ingin aku seperti apa?” kata kyuhyun yang nada suaranya sudah mulai turun sekarang “tentu saja minta maaf” jawab yuri “arrasseo, mianhae” kata kyuhyun “jinjja?” Tanya yuri “oh jinjja” jawab kyuhyun “ini nomorku, aku tak bisa mengganti i-pad mu sekarang karena aku tak membawa apapun sekarang. Tapi suatu saat aku akan menggantinya, pasti.” Kata yuri sambil memberikan selembar kertas “mmm…” jawab kyuhyun “g…gomawo” kata kyuhyun tergagap “apanya yang terimakasih? Aku belum memberikan apapun padamu. Kalau begitu aku pulang duluan. annyeong” kata yuri dan berjalan pergi.

***

“yeoja aneh itu sifatnya berubah cepat sekali, tadi baru saja dia sinis tapi sekarang mendadak jadi baik hati seperti itu” kata kyuhyun pada dirinya sendiri “ah terserahlah yang penting aku akan dapat i-pad yang baru” lanjutnya lalu masuk kembali ke toko cake dan memakan green tea cake yang ia pesan beberapa saat yang lalu.
Yuri pulang ke rumahnya dengan terburu-buru “ahjummaaaaa” katanya saat membuka pintu rumahnya “ne?” jawab ahjumma yang ada di rumahnya itu “minho-neun?” Tanya yuri yang nafasnya masih tersenggal-senggal “ada di kamarnya, agassi” jawab ahjumma “oh ne, gomawo” kata yuri yang langsung melanjutkan larinya menuju kamar minho “minho-ya!” kata yuri “mm?” jawab minho “hari ini ulang tahunku? Matchi?” kata yuri “mm… geursaeyo aku tak ingat” jawab minho “hya… neo nae sengil giokannha?  Jinjja? Uh neomu-e” kata yuri “noona, sengil chukhahae” kata minho sambil melanjutkan menatap tabletnya “hanya seperti itu? Tak ada cake? Kado? Atau apapun?” Tanya yuri “kenapa noona menginginkan hal seperti itu dariku? Ini kan rumahmu. Kau punya banyak uang, beli saja sendiri” kata minho yang tak lepas dari tabletnya “aku kan juga ingin hadiah dan cake dari adikku~” kata yuri “dongsaeng? Ah geunyang dongsaeng..” kata minho “oh. Geunyang dongsaeng.. hehehe jadi mana kado ku?” Tanya yuri “ambil saja sendiri di lemari” kata minho “kau ini kenapa sih?” kata yuri sambil membuka lemari baju minho dan mengambil kadonya “igo mwoya?” Tanya yuri “buka saja” jawab minho “happy birthday, wish god can make you’re dream come true. And wish you can feel what I feel” kata yuri membaca tulisan yang ada tepat diatas kadonya “and wish you can feel what I feel? Apa yang kau rasakan dan tak aku rasakan?” Tanya yuri, minho diam “eoh? Igo mwoya?” kata yuri sambil melihat isi kadonya yang berisi kotak music berbentuk piano yang didalamnya terdapat sebuah cincin yang terukirkan inisial ‘y’ “wuah neomu yeoppo!” teriak yuri “gomawo, minho-ya” kata yuri lalu memeluk erat minho “mmm… tak usah memelukku” kata minho dingin “ish” kata yuri sambil tersenyum bahagia.
Malamnya yuri terus menerus memutar lagu yang ada di dalam kotak music itu, sambil terus tersenyum dan tersenyum lagi. Ponselnya bergetar, ia menatap layar ponselnya “ganti i-pad ku besok” yuri membaca tulisan yang ada di layar ponselnya “baiklah besok jam 1 di depan toko cake yang tadi” balas yuri “mm.. arrasseo” jawab namja itu “i-pad harganya berapa sih?” kata yuri sambil menatap isi dompetnya “mwo?! Kenapa aku boros sekali!! Ah eottokae” rengeknya.  Ponselnya bergetar lagi ia melihat sebuah pesan masuk “ah! Besok tolong sekalian belikan aku green tea cake ya.” Kata namja itu dalam sms-nya “mwo?! Kenapa aku disuruh-suruh begini! shiro” kata yuri dan membiarkan ponselnya tergeletak di sampingnya.
***
Keesokannya, “Agassi! Agassi!” panggil ahjumma “ne, ahjumma. Masuk” jawab yuri yang masih setengah bangun “minho-neun? Dia sudah bangun? Biarku bangunkan dulu” kata yuri sambil membuka selimutnya, ahjumma itu membisikan sesuatu pada yuri “ne?! sakit? Bagaimana dia bisa sakit sih?!” kata yuri cukup kencang lalu berjalan dengan cepat menuju kamar minho “hya! Kenapa tadi malam kau tak bilang kalau kau sakit! Sini biar ku periksa dulu” kata yuri ketika sampai di kamar minho lalu mengambil thermometer “buka mulutmu!” suruh yuri “na gwaenchana..” jawab minho pelan “mwo?! Gwaenchana? Mwol gwaenchana!? Badanmu mendidih!” kata yuri sambil memaksa thermometer itu masuk ke mulut minho “Na gwaenchanaragu!” kata minho sambil melempar thermometer itu menjauh dari mulutnya, yuri menatap minho kecewa “kau, selalu begini, kenapa tak pernah mau menerima perhatianku eoh? Aku seperti ini itu untuk siapa?! Kalau kau sakit apa aku akan baik-baik saja?! Hya choi minho! Sudah berapa lama aku mengenalmu hah? Dulu kau tak begini! Kau ini kenapa?!” kata yuri dengan air mata yang sudah melewati kedua pipinya, minho masih tetap diam “mulai sekarang, terserah kau saja! Aku tak akan mengurusimu lagi!  Jangan harap aku pernah memasuki kamar ini lagi!” lanjut yuri sambil mengusap air matanya dan keluar dari kamar minho.
Minho membalikan badannya membelakangi pintu masuk kamarnya, ia tak mau melihat yuri menangis karena-nya, mungkin beberapa tahun kebelakang ia memang sering membuat yeoja itu menangis, tapi bukan karena ingin, ia membuat yuri menangis karena ia tak mau menunjukan bahwa sebenarnya, yuri telah merebut hatinya sejak ia menyelamatkannya 13 tahun yang lalu. Sekarang, badannya terasa sangat panas, ia tahu ia butuh perhatian dari yuri, tapi itu malah akan membuatnya menjadi lebih buruk lagi, mungkin minho akan lebih jatuh hati pada yeoja yang ia panggil noona ini.
Kyuhyun masih tertidur lelap di kamarnya saat matahari sudah sampai di atas kepala, suara ponsel yang sangat berisik itu membangunkannya “ne, yeobseo” jawab kyuhyun pelan “HYA! ODDIGA!” teriak yeoja dibalik telepon itu “ouh kkabjjagia!!” kata kyuhyun yang langsung membuka penuh matanya “kan sudah ku bilang jam 1! Kenapa kau belum datang juga! Hya! Aku sudah menunggu satu jam disini! Ppaliwa!!” teriak yeoja itu “arraseo arraseo!” jawab kyuhyun lalu bangun dan pergi ke kamar mandi dengan santainya. “nuguji? Kapan aku membuat janji dengannya ya?” gumam kyuhyun sambil menggosok giginya “aah!! Si i-pad! Ckckck yeoja itu.. baru saja kemarin baik hati,sekarang sudah berubah menjadi monster lagi?” katanya sambil menatap wajahnya di pantulan cermin “woa! Cho kyuhyun neo mosissda!” katanya sambil merapikan poni yang sedikit berantakan. Kyuhyun menaiki mobilnya lalu berangkat ke tempat janjiannya dengan yuri.

***

“darimana saja kau?! Kenapa baru datang jam segini!” kata yuri saat melihat kyuhyun datang “kau membuatku menunggu satu jam setengah hanya untuk mengembalikan i-pad bodoh itu!” lanjut yuri “kau ini kenapa sih? Aku baru saja datang, tapi langsung kau semprot dengan kata-kata tajammu” jawab kyuhyun “kau kan tak tahu seberapa beratnya hari ini bagiku! Jadi jangan menghakimi ku!” kata yuri yang masih mengingat sikap  minho padanya tadi pagi “kau, jangan sampai kau menangis dihadapanku, okay. Jangan sampai” kata kyuhyun, yuri mendelikan matanya melirik kearah jalanan “kau pikir aku mau memperlihatkan air mataku pada orang yang baru ku kenal ha?” jawab yuri “jangan salah paham, walaupun aku tak mau kau menangis di hadapanku, bukan berarti aku nappeun namja, aku hanya tak ingin..” “sudah jangan banyak bicara, ayo cepat kita pergi ke toko i-pad itu” kata yuri yang menyalip kata-kata kyuhyun. Yuri berjalan kearah kanan dan kyuhyun kearah kiri, “mobilku ada di sini” kata kyuhyun, yuri berbalik dan langsung naik ke mobil kyuhyun “kau punya banyak uang sepertinya, tapi kau meminta i-pad padaku, apa itu tak keterlaluan?” Tanya yuri saat di perjalanan “itu karena kau yang merusak i-pad ku. Kalau kemarin kau tak merusaknya, mungkin sekarang aku sudah bersenang-senang dengan i-pad baru ku” jawab kyuhyun “hah childish” desis yuri “mwo?” Tanya kyuhyun “ani, amogotdo” jawab yuri, “dimana rumahmu?” Tanya yuri “wae kkabjagi?” kyuhyun menanya balik “nanti saat aku menemukan i-pad yang mungin kau sukai, aku bisa mengirimnya ke rumahmu” jawab yuri “ah, aku tinggal di sekitar distrik nowon, kau bisa mencari apartment paling mewah disana.. dan kau akan menemukan apartmentku di nomor 302 hahaa” jawab kyuhyun dengan sombongnya “cih! Sombong sekali kau” jawab yuri lalu kembali diam.  perjalanan sedikit lama karena seoul yang kemacetannya tak bisa di duga. “memangnya hari ini kau kenapa?” Tanya kyuhyun tiba-tiba “kau tak perlu tahu” jawab yuri sambil memandang kearah jalanan di sampingnya “kau…  putus dengan namja chingu mu?” Tanya kyuhyun “tidak” jawab yuri “kalau begitu, kau di abaikan?” kata kyuhyun lagi “tidak” jawab yuri dengan muka yang kesal “aah! Kau ditolak oleh namja yang kau sukai kan? Ya.. pasti begitu!” kata kyuhyun “jangan sok tahu!” akhirnya yuri marah juga “kenapa sih kau senang sekali marah-marah pada orang yang baru kau kenal?!” kata kyuhyun yang juga mulai kesal dengan yuri “dan kenapa kau senang sekali mengganggu orang yang baru kau kenal?!” balas yuri “aku tak seperti itu!” jawab kyuhyun “kau seperti itu!” kata yuri, lalu keadaan menjadi hening.
Mereka sampai di sebuah mall besar yang khusus menjual handphone dan gadged, kyuhyun turun dan langsung berjalan masuk “hya! Kaji ga!” teriak yuri lalu ikut ke belakang kyuhyun, mereka sampai di toko tempat kyuhyun biasa membeli gadged atau ponsel baru itu, tapi tempat itu tutup. “kita ke tempat lain saja” kata yuri “shiro. Aku hanya percaya toko ini” jawab kyuhyun “ini sudah hampir malam, dan kau masih ingin aku menemanimu membeli i-pad itu? Michosseo? Aku juga punya banyak kerjaan di rumah!” kata yuri “suruh siapa kau merusak i-pad ku? Jangan jadi menyebalkan dan ikuti saja aku” kata kyuhyun lalu keluar dari tempat itu. Mobil kyuhyun kali ini diparkirkan di depan sebuah restaurant yang cukup mewah di daerah distrik gangnam “kau tak memintaku untuk meneraktirmu disinikan? Aku hanya membawa uang pas hari ini! Sungguh!” kata yuri “tidak, aku yang traktir” jawab kyuhyun “jinjja? Wah baiklah” jawab yuri lalu mereka berdua masuk kedalam restaurant itu, “kami menyediakan paket khusus untuk pasangan malam ini, bagaimana? Kalian akan mencobanya?” Tanya pelayan saat di depan pintu “ne? Couple?” kata yuri tak percaya “ne, silahkan masuk” suruh pelayan itu, lalu mereka memesan makanan. “karena aku sudah meneraktirmu makan malam, sekarang aku punya satu permintaan” kata kyuhyun “mm mwol?” Tanya yuri “kenapa hari ini jadi berat untukmu?” Tanya kyuhyun “karena aku?” lanjutnya “gabjagi wae?” kata yuri “tak apa, hanya aku tak suka kalau ada yeoja yang merasa harinya menjadi buruk karena aku” jawab kyuhyun “sekarang ayo jawab pertanyaanku” kata kyuhyun “sebenarnya ini bukan karena dirimu, hari seperti ini sudah sering terjadi padaku, diabaikan, dikecewakan, disakiti, bosan rasanya. Tapi, kenapa orang ini melakukan hal seperti itu padaku, aku masih tak tahu” kata yuri “mm… namchin?” Tanya kyuhyun “ani, namchin eobseo” jawab yuri “geuraeso nugul?” Tanya kyuhyun lagi “dia adik angkat-ku” kata yuri lalu meminum minumannya.
“terimakasih kau sudah mengantarku pulang” kata yuri saat ia turun dari mobil kyuhyun “mm.. cheonma” jawab kyuhyun “ah! Dan terimakasih sudah meneraktir juga mendengarkan masalahku” kata yuri sambil member senyum paling tulus nya “aniya, terimakasih sudah menemaniku makan malam” jawab kyuhyun “kalau begitu, aku masuk duluan, majimak gomawoyo” kata yuri lalu masuk ke dalam rumahnya, kyuhyun hanya tersenyum.

***

Minho menatap ke luar jendela “dia pulang dengan namja? Siapa dia?” kata minho lalu diam, “obatmu ada di depan pintu, makanlah 3x sehari” kata yeoja itu dari balik pintu kamarnya , minho segera berjalan dengan cepat untuk membuka pintunya “noona” panggil minho “mianhae” lanjutnya sambil mengalihkan pandangannya dari yuri “jeongmal mianhae. Aku tak bermaksud untuk membuatmu terluka. Aku memang tak tahu diri” kata minho sekali lagi “ya benar, kau memang tak tahu diri. Kau tak tahu malu. Kau memang namja yang menyusahkanku! Kenapa kau selalu membuatku menyesal telah menyayangimu minho-ya? Haruskah kau melakukan hal seperti tadi? Kau keterlaluan minho-ya” jawab yuri “arra, mianhae noona” kata minho, yuri masuk ke kamarnya tanpa menengok kearah minho. Wajah berkarisma itu kembali tertekuk, menyesal? Ya ia menyesal. Tapi walau bagaimanapun, sakit di tubuhnya tak separah sakit yang ia rasakan di hatinya saat melihat yuri pulang bersama namja lain, walaupun ia tak tahu pasti apa yang telah mereka lakukan berdua.
Yuri masuk ke kamarnya dan mengunci diri, ia tahu hal yang bodoh telah ia lakukan barusan, menghindari minho adalah hal yang tak seharusnya ia lakukan, ia menyayangi namja itu, sebesar ia menyayangi dirinya sendiri. Yuri terduduk di ranjangnya sambil memutar kotak music pemberian minho, ia mengambil cincin di dalamnya dan memasukannya ke jari manis sebelah kanan miliknya, ia terdiam, berfikir, lalu mengambil seutas tali di laci lemarinya dan memasukan cincin tadi kedalamnya lalu membuatnya menjadi kalung yang ia pakai tepat di leher jenjangnya. Ketukan pintu terdengar begitu kencang di telinganya, lalu panggilan-panggilan dari suara yang sangat tidak asing baginya, “noona, mun yeoreobwa” kata namja itu “yuri noona” panggilnya lagi “kwon yuri!” “hya! Mun yeoreobwa!” teriak minho “mwol?! Eoh? Untuk apa aku membukakan pintu untuk namja sepertimu?” kata yuri dari dalam kamar “kau tak tahu seberapa menyesalnya aku? Hah? Cepat buka pintunya!” jawab minho “untuk apa kau minta maaf tapi masih melakukan hal yang sama?! Kau pikir aku ini apa?” kata yuri yang masih tak mau membuka pintunya “aku hanya ingin mengatakan sesuatu, dan aku akan pergi” kata minho, yuri tertegun “ga? Oddil?” kata yuri “makanya kau buka dulu pintunya!” kata minho, akhirnya yuri membuka pintu kamarnya “kau, jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi kepadaku! Arasseo!?” kata yuri “oh, mianhae” kata minho lalu memeluk yuri “mianhae noona, jalmotaesseo” lanjut yuri.
“yeoja-ssi, aku tunggu kau di cafĂ© green tea itu besok pagi ya! Jangan sampai terlambat!” kata kyuhyun dalam pesan yang ia kirimkan kepada yuri “mau kemana kita?” balas yuri “kau masih belum mengganti i-padku, ingat?” kata kyuhyun “arasseo, namja-ssi” jawab yuri “namja-ssi?” Tanya kyuhyun “ne, karena kau memanggilku yeoja-ssi jadi kau ku panggil namja-ssi, andwae-yo?” balas yuri “terserah kau sajalah” jawab kyuhyun.
Keesokannya… yuri membawa perlengkapan kali ini, karena entah kenapa sejak pesan kyuhyun tadi malam, perasaannya berubah menjadi tak enak, sepertinya akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya.
“namja-ssi!” panggi yuri “kau masih saja memanggilku ‘namja-ssi’ kalau begitu aku akan memanggilmu gadis i-pad” kata kyuhyun “andwae-yo! Memangnya aku tukang jualan i-pad apa?!” kata yuri “sudahlah, ayo kita pergi” ajak kyuhyun lalu naik ke mobilnya. “kita ini mau kemana sebenarnya?” Tanya yuri “gwangju” jawab kyuhyun singkat “mwo?! Gwangju?! Hya! Ini hari libur! kau gila apa?! Kita bisa bisa baru sampai minggu depan dasar bodoh!” kata yuri “kau yang bodoh mana ada hari senin libur hah?” kata kyuhyun, yuri tertunduk malu. “tas itu isinya apa?” Tanya kyuhyun “makanan, minuman, baju” jawab yuri “woaaah kau sepertinya memang berniat untuk berminggu-minggu bersamaku ya? Sampai bawa perbekalan segala” kata kyuhyun sambil menunjukan smirk smile-nya “anigodeunyo! Siapa yang kuat berminggu-minggu dengan pria menyebalkan sepertimu!” kata yuri “kau kuat, buktinya selama beberapa hari ini kau kan terus bersamaku, kau lupa?” jawab kyuhyun lalu tertawa “hya! Kalau aku kan terpaksa!” elak yuri “lalu kalau kau terpaksa kenapa kau mau saja ku ajak jalan-jalan ke gwangju?” Tanya kyuhyun “tadi malam kau bahkan tak bilang kalau kita akan pergi ke gwangju!!” kata yuri sebal “seharusnya kau yang bertanya” kata kyuhyun tenang “aish! Kau benar-benar menyebalkan rupanya!” kata yuri sambil melipat kedua tangannya di depan dada “tapi aku menggemaskan” jawab kyuhyun lalu tertawa lagi, dan yuri terdiam.

***
Mereka berdua sampai di gwangju setelah perjalanan yang berjam-jam, yuri masih tertidur karena kelelahan, kyuhyun juga kelelahan jadi ia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di pinggir jalan supaya ia bisa tidur sebentar. Yuri terbangun, “oh? Hampir malam” kata yuri “namja-ssi… kita ada dimana?” panggil yuri “ah, dia tertidur” gumam yuri, ia berusaha membangunkan namja di sampingnya ini tapi tak berhasil “jeogiyo, ini hampir malam, kenapa kita masih saja disini?” kata yuri sambil menggoyang-goyangkan tubuh kyuhyun “mmh.. sebentar lagi” jawab kyuhyun “ayolah! Kau tak bermaksud untuk menginap disinikan? Tempat ini menyeramkan! Lagipula kita ada di pinggir jalan, irronayo!” kata yuri akhirnya kyuhyun terbangun “penginapan ya… mm… kau tahu penginapan disekitar sini?” tanya kyuhyun yang masih setengah sadar “anieyo, nan molla-yo, uri eottokhaejyo?” kata yuri mulai panic “kogjeongmal, kita pasti akan menemukan penginapan di sekitar sini” jawab kyuhyun sambil menyalakan mobilnya “eomma.. musseowo” gumam yuri sambil mendelikk kearah jendela. “kenapa jalanan ini sepi sekali ya?” kata kyuhyun “jangan menakut-nakutiku!” kata yuri sambil menutup mukanya “jinjja, aku tak punya peta daerah sini, lagi pula bensin mobilku hampir habis, eottokhaeyo uri??” kata kyuhyun sambil terus melihat kedepan “mianhaeyo, jalmotaesseoyo, aku akan mengembalikan i-padmu. Asal jangan bawa aku ke tempat seperti ini!” kata yuri sambil terus melihat kearah kyuhyun karena tak berani melihat kearah depan ataupun jendela “eomma!” teriak yuri saat mobil kyuhyun berhenti mendadak “wae irraeyo? Eoh? Musun iriya? Hya!” kata yuri sambil memegang lengan kyuhyun “nan mollayo!” jawab kyuhyun yang juga kaget “tadi sepertinya ada yang ku tabrak, entah apa” kata kyuhyun “jankaman, aku lihat dulu, kau jangan kemana-mana” lanjut kyuhyun sambil membuka pintu mobilnya “kajimayo! Nan musseowoyo” kata yuri yang hampir menangis “hanya sebentar, jankaman gidariseo? Okay?” kata kyuhyun lalu menutup pintu mobilnya.
“namja-ssi!! Palliwayo! Nan musseowo!” teriak yuri dari dalam mobil “gidariyo” jawab kyuhyun sambil memperhatikan bagian bemper depan mobilnya yang sedikit rusak tapi tak ada apapun yang di tabraknya “jogiyo… nuguseo? Jogiyo… sallyeojuseo… jaebalyo” kata yuri pada seseorang yang berdiri di samping jendelanya “ahjussi...” kata yuri “Agassi, na bwa-yo? Isseoyo?” kata ahjussi yang sedari tadi di ajak bicara yuri “geurom isseoyo! Ahjussi! Sallyeojuseyo! Uri sallyeojuseyo ahjussi” kata yuri sambil membuka jendelanya sedikit “kau bicara dengan siapa?” Tanya kyuhyun yang sudah ada di samping yuri “ouh! Kkabjjakgia!” kaget yuri “igo ahjussi-nyo!” jawab yuri “ahjussi? Nugu ahjussi? Sedari tadi tak ada orang di sekitar sini” jawab kyuhyun “aish! Jinjja! eomma~” kata yuri yang langsung menekuk kakinya dan mulai menangis “uljimayo, kaja kita cari penginapan yang dekat sini, atau malam ini kita tidur di mobil saja” kata kyuhyun “nan jinjja musseowo, arro?! Wae uri yeogisseo?! Igo neo ttaemunaeya!” teriak yuri yang masih menangis “arraseoyo, mianhae” jawab kyuhyun yang langsung menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari tempat itu “geu ahjussi-yo, nugunde?” kata kyuhyun “HYA! Mwoanya! Kenapa kau mengungkit itu lagi huh?!” kata yuri “ah! Itu ada gedung itu, mungkin penginapan” kata kyuhyun, yuri berhenti menangis. “igo aniya! Aish! Igo-neun…” kata yuri terputus “igo mwol?”  Tanya yuri “nugulka?” kata yuri tiba-tiba “nuga nugul?” Tanya kyuhyun yang tak melihat apapun “igo… geu yeoja!” kata yuri sambil menunjuk pintu masuk gedung itu “hya! Yeoja eobseo! Ukkijima!” kata kyuhyun yang sedikit ketakutan “disini banyak orang ya?” Tanya yuri lagi “nugul? Bbongchijima!!” kata kyuhyun “jinjjaya! Kenapa aku harus berbohong tentang hal seperti itu!” kata yuri “kalau begitu kau… bisa melihat makhluk gaib?” tanya kyuhyun dengan serius “mollayo, kadang bisa kadang juga tak bisa” jawab yuri “jigeumyo?” Tanya yuri “aniya! Na mothae!” Tanya yuri sambil mengusap-usap matanya “hya! Wae mothae?!” kata kyuhyun “daesseo! Kaja! Na musseowo! Ini bukan penginapan! Ini bekas rumah sakit jiwa yang angker kurasa!” jawab yuri dan kyuhyun langsung melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

***

Keesokannya.
“na achim anmeokgosseo! Oddiya!” teriak yuri “jogiyo, kita harus cepat mencari pom bensin! Kau ingin kita terdampar di tempat seperti ini eoh!?” kata kyuhyun yang masih terus menerus menarik tangan yuri “namja-ssi! Na baegopagodeunyo! Nan achim meokgo kkuk haeyadwaeyo!” kata yuri sambil melepas tangannya “aigoo neo jinjja! Achim meokgo isseo! Najunghae!” kata kyuhyun lalu menarik paksa tangan yuri untuk cepat pergi dari penginapan yang baru mereka temui saat nyaris tengah malam “namja-ssi, na baegopayo” kata yuri saat di mobil “namja-ssi… meokgo kaja…” kata yuri lagi “bap meokgo, animyeon samgyeopsal? Mmm…. Ramyeon ddo gwaenchanayo! Deulinayo namja-ssi!” kata yuri “nan neon eobseoyo!” jawab kyuhyun yang masih sibuk mencari pom bensin “jinjja eobseo-yo?” kata yuri kecewa “geuromyeon! eobseoyo! Uangku habis menyewa penginapan itu semalam!” kata kyuhyun “kalau begitu kenapa kau tak membawa uang lebih!! Dengan begitu kita tak akan seperti ini!” kata yuri “hya! Nan eoddiseo arro!!” kata kyuhyun lalu membelokan mobilnya yang akhirnya menemukan pom bensin.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju seoul, tapi yuri masih saja mengeluh kalau dia lapar, “jogiyo, igo…” kata yuri sambil menggoyang-goyang lengan kyuhyun yang terus focus pada stir mobil “gwaenchanayo? Wae irraeyo? Jogiyo..” kata kyuhyun yang panic setelah melihat yuri yang terus menerus memegang perutnya “neo wae irrae? Hya!” kata kyuhyun sambil menghentikan mobilnya “yeoja-ssi! Jeogiyo!” kata kyuhyun yang menjadi lebih panic karena yuri yang mulai tak sadarkan diri. Kyuhyun membawa yuri ke rumah sakit terdekat yang ada di gwangju, “geu Agassi, ireumi mwohaeyo?” Tanya seorang suster pada kyuhyun yang baru saja mengantar yuri ke ruang UGD “ireumiyo?.... mmm… yeoja-yo” jawab kyuhyun dengan gugup “ne? yeoja-yo? Ani, keugo ireumiyo” kata suster yang juga bingung “ne, geu Agassi ireumi yeoja-eyo.” Kata kyuhyun yang tak tahu harus berbuat apa lagi “ah… yeoja-ssi-nyo? Ne, algesimnida” kata suster itu masih dengan muka yang bingung. Setengah jam kemudian yuri sudah sepenuhnya sadar, hal pertama yang ia rasakan adalah ia sudah tak lapar lagi, perutnya sudah tak lagi berdemo seperti tadi, “ironaseoyo?” Tanya kyuhyun yang diam di samping yuri sambil membaca Koran “oh.” Jawab yuri “neo na hante wae geurae? Kenapa tak bilang kalau kau punya penyakit maag eoh?! Kau ingin aku masuk kantor polisi karena tak memberimu makan?” kata kyuhyun sambil melipat korannya dengan cepat “kkk.. mian, naddo mollayo. Kenapa penyakit seperti ini bisa kambuh di saat-saat yang tak bisa di kira hehee” jawab yuri “keundae igo neo tamunaeya! Hichanayo! Nan kkuk achim meokgoyo! Keunde neo andeulinayo!” kata yuri yang sekarang memiliki tenaga lebih untuk berdebat dengan kyuhyun “mian, istirahatlah,aku akan menebus obatmu, setelah itu kita makan dan pulang” kata kyuhyun sambil berjalan keluar dari ruangan rawat itu “hya! Jankaman!” teriak yuri.
Mereka naik ke mobil kyuhyun, yuri masih menatapnya dengan pandangan yang tak suka “mwol?” Tanya kyu “neo neon eobseojji?”  kata yuri “oh, eobseo. Wae?” jawab kyuhyun “lalu darimana kau bisa membayar tagihan rumah sakit, dan bagaimana kita bisa makan sekarang?” Tanya yuri “aku bawa kartu kredit” jawab kyuhyun “ne?! neo michoseo?! Kau bilang kau tak punya uang!” kata yuri emosi “aku memang tak punya uang, tapi aku punya kartu kredit. Benarkan?” kata kyuhyun “aish! Kau ini! Kalau begitu kita langsung pulang saja! Pasti orang rumah mencemaskanku karena semalaman ponselku habis batrai” kata yuri lalu kembali memandangi jendela “jangan pandang jendela itu, nanti ahjussi yang tadi malam muncul lagi!” kata kyuhyun “HYA!” teriak yuri sambil memukul lengan kyu, dan kyu tertawa terbahak-bahak.
***

Yuri sampai di rumahnya dengan keadaan yang sangat lelah, ia memasuki pintu rumahnya dengan langkah yang gontai “Agassi, gwaenchanayo?” Tanya ahjumma yang langsung panic ketika melihat yuri yang sangat kelelahan “ne ahjumma, gwaenchanayo. Minho sudah datang? Sudah makan?” Tanya yuri “tubuh sendiri seperti itu masih berani mengkhawatirkan orang?!. Noona! Aku menunggumu semalaman, kenapa baru pulang sekarang eoh? Pakai diantar namja segala” kata minho yang berusaha menyembunyikan rasa cemburunya “aku lelah, nanti saja ngobrolnya” jawab yuri “kalau kau belum makan, makanlah dulu. Jangan tunggu aku” lanjutnya lalu segera menaiki tangga dan pergi ke kamarnya. Minho mengetuk kamar yuri “appo?” Tanya minho “ani, gwaenchana” jawab yuri pelan sambil memijat pelan pelipisnya “mwol gwaenchana? Kenapa tak perduli pada tubuh sendiri sih?! Kau ini yeoja! Uruslah sedikit tubuhmu itu!” kata minho sambil mengambil kotak obat yang ada di laci yuri “igo meokgo” kata minho sambil menyuapi obat tablet ke mulut yuri “jangan hanya mengkhawatirkan aku, noona juga harus memperhatikan kesehatan noona sendiri” kata minho “araseo, gomawo… kau makanlah duluan. Aku mau istirahat sebentar” kata yuri “shiro, aku mau menemanimu disini” jawab minho dingin “kalau begitu sini” kata yuri sambil menepuk-nepuk kasur sebelahnya yang kosong “berbaringlah disini” kata yuri sambil menarik selimutnya, minho menghampiri yuri lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

Keesokannya.
Kyuhyun bangun dengan badan yang sangat lesu rasanya hampir seluruh tubuhnya terasa sangat ngilu akibat terlalu lama menyetir saat di gwangju. Ponselnya berbunyi sesaat setelah ia menginjakan kakinya di lantai “yeoboseyo” katanya “gwaenchanayo? Sepulang dari gwangju kemarin badanku sakit sekali… kau? Apa kau baik-baik saja namja-ssi?” Tanya yuri pada telepon “an gwaenchanayo. Jigeum nan apayo…” jawab kyu malas “woah… jinjja? Pasti ada yeoja yang sedang merawatmu sekarang disana. Geutji?” kata yuri “anni. Kau yeoja pertama yang menanyakan keadaanku” jawab kyu “aah… geuraeyo? Kalau begitu, sudah dulu ya.. aku akan pergi kuliah kkkk.. semoga cepat sembuh namja-ssi” kata yuri yang hampir saja menutup teleponnya “jamshimanyo… hanbonmal putakaeyo. yeoja-ssi yakguk yakreul sayo isseoyo? (tunggu sebentar, ada satu permintaan. Yeoja-ssi bisakah kau membeli obat di apotek?)”  Tanya kyuhyun dengan suara yang lemah “ne? Yak-yo? Namja-ssi jinjja apayo?” Tanya yuri lagi “mmm… jinjja. dohwajuseyo” kata kyuhyun dengan sopannya “araseoyo… jamshiman gidariseyo” kata yuri lalu menutup teleponnya.
Yuri menyuruh minho mengantarnya ke apotek untuk membeli obat, tapi minho tak mau mengantarnya karena ini sudah sangat telat untuk pergi ke kampus, akhirnya yuri menyetir mobilnya sendiri menuju apotek yang ada di daerah rumahnya. “eonni, yakreul sagoshipeoyo (eonni, aku mau membeli obat)” kata yuri pada yeoja penjaga apotek itu “museun yak-yo? (obat seperti apa?)” Tanya penjaga itu “ah matda! jamshimanyo” kata yuri yang lupa menanyakan kyuhyun sakit apa. Yuri menelpon ponselnya tapi tak ada jawaban “aish! Kenapa namja ini tak menjawab ponselnya! Lalu aku akan membeli obat apa untuknya” gumam yuri “jogiyo..” panggil penjaga apotek itu “ah.. anni jyeseonghaeyo, aku tak jadi membeli obat” jawab yuri lalu kembali ke mobilnya. “dimana dia bilang apartmentnya? Em.. gangnam? Aniji, cheongdam-dong? Mmm bukan juga sepertinya, dongdaemun? Juga bukan. Aaah! Nowon!” gumam yuri sambil memegangi stir mobilnya, sebelum pergi ke apartment kyuhyun yuri membeli beberapa bahan untuk membuat bubur dan samgyetang, karena yang ia dengar makanan itu bagus untuk orang yang sedang sakit. “apartment paling mewah number 302? Inikan? Matji!” kata yuri lalu membunyikan bel di depan pintunya “ne… jamshimanyeo” jawab kyuhyun dengan nada yang lesu “ah.. kau sudah datang, masuk” kata kyu lalu mempersilahkan yuri masuk “mana obatku?” Tanya kyuhyun “aku tak membelinya” jawab yuri “ah.. waeyo!” kata kyuhyun sedikit lebih keras dari nada bicaranya “kau tak menyebutkan aku harus membelikan obat apa! Jadi mana bisa aku tahu hal seperti itu!” jawab yuri yang ikut-ikutan emosi “ah… mian” jawab kyuhyun “tapi aku akan membuatkan mu bubur dan samgyetang sebagai  gantinya. Sepertinya suhu tubuhmu tak bagus, samgyetang akan menyembuhkannya. Jamshiman gidariseyo” kata yuri yang langsung menuju dapur di apartment kyuhyun “kau benar benar tak bisa bertanya dulu ya?” kata kyuhyun “wae? Aku harus bertanya apa?” Tanya yuri “dimana dapurnya? Apakah bisa aku memasak disini? Apakah kau suka samgyetang? Apakah ada bumbu-bumbu yang tak kau sukai? Tak bisakah kau bertanya seperti itu dulu? Bagimanapun kau ini tamu di rumahku” kata kyuhyun “araseoyo mianhae.” Jawab yuri lalu memulai masakannya “kau suka bawang?” Tanya yuri “aku suka semua bumbu” jawab kyuhyun “hoal.. kalau begitu untuk apa kau menyuruhku untuk bertanya.. sudahlah sebaikanya kau istirahat dulu… biar aku yang memasak disini” kata yuri sambil terus meneruskan masakan yang akan ia buat. “ironayo.. meokgo kaja” panggil yuri dari dapur “aish namja ini” kata yuri karena kyuhyun tak juga bangun dari tempat yang ia tiduri “ayo ku bantu kau bangun” kata yuri lalu memegang kedua tangan kyuhyun dan menariknya, dan tanpa sengaja chu~ bibir yuri menyentuh bibir kyuhyun yang sekarang terdiam, ia cepat-cepat menariknya dan pergi kedapur tanpa sepatah katapun dari mulutnya, sama halnya dengan kyu yang masih diam mematung “m..mwohae? kaja meokgo” kata yuri gugup “o..oh” jawab kyuhyun yang sama gugupnya dengan yuri. Mereka makan dengan mulut yang tertutup rapi tanpa pembicaraan dan tanpa kontak mata, sampai kyuhyun tersedak dan yuri mengambilkan minum untuknya “makan pelan-pelan” kata yuri “g..ghomhawho” jawab kyuhyun dengan suaranya yang masih tersedak “gwaenchana?” Tanya yuri pelan sambil memakan makanannya “gwaenchana” jawab kyu yang sudah tak tersedak lagi “biar aku yang cuci piring nanti. Kau kembalilah istirahat, lalu aku akan pulang” kata yuri yang masih melihat kearah bawah seakan ada tambang berlian di bawah sana, kyuhyun hanya diam, yuri mencuci piring makan mereka, lalu bersiap pulang “na galkae…” kata yuri sambil mengambil tasnya di sofa “mm… gomawo, geu samgyetang neomu massisda” kata kyuhyun dengan malu-malu “cheonma, masih ada sisa samgyetang di panci kau bisa menghangatkannya ketika lapar. Aku pulang dulu” jawab yuri lalu berjalan keluar.

***
Saat yuri keluar dari pintu apartmentnya, kyuhyun menghembuskan nafas berat yang ia tahan sedari tadi, nafas berat yang membuat ia tersedak, nafas berat yang disebabkan ciuman yang tak terduga itu yang belum ia prediksi sebelumnya ia akan berciuman dengan yeoja yang bahkan ia tak tahu namanya. “hyu~ akhirnya dia pergi juga.. ya tuhan”  kyuhyun mengelus dadanya yang terasa berguncang “kenapa tiba-tiba ada kejadian seperti ini? Seharusnya tak seperti ini” kata kyu yang sudah merasa baikan dari sakit yang ia rasakan semenjak kemarin entah karena samgyetang atau karena ciuman yuri yang tiba-tiba saja mendarat di bibirnya “woah~ ada yang salah denganku, kenapa jantung ini terasa berdebar lebih kencang dan kenapa aku jadi lebih memikirkan yeoja itu dari pada i-pad ku yang rusak karenanya?” gumam kyuhyun yang masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi “geu yeoja ireumi molla, nuguji?” gumam kyu tiba-tiba.
Yuri menarik nafasnya panjang-panjang sambil mengatur irama detak jantungnya yang menggebu-gebu “eottokaji? Ige wae irae? Aish!” kata yuri yang merasa ada yang aneh dari dirinya “yuri-a!! jeongshin jaraebwa!!” teriaknya pada diri sendiri “aaa mwoya  wae irae?” kata yuri sambil memegang pipinya “wae?” Tanya minho yang tiba-tiba ada di depan kamarnya “oh? Ani amugotdo” jawab yuri cepat “wae? Sudah tak mau cerita padaku?” Tanya minho sambil melipat kedua tangannya di depan dada “minho-ya, kalau kau jatuh cinta pada seseorang, kau akan mengalami tanda-tanda seperti apa?” Tanya yuri “oh? Kau jatuh cinta? Pada siapa?” Tanya minho “apa susahnya tinggal menjawab huh? Sudahlah jangan hiraukan aku” kata yuri “nuguji?” Tanya minho “mwol?” Tanya yuri “siapa orang yang kau sukai?” Tanya minho lagi “aniragu! Kata siapa aku jatuh cinta? Mana mungkin aku jatuh cinta pada namja yang namanya saja aku tak tahu” jawab yuri “mwo? Geu namja ireumi molla neo?” kata minho “oh, molla” jawab yuri lalu diam lagi “kau pasti sangat menyukainya” kata minho tiba-tiba “nan pabboji?” kata minho “mm? wae? Wae neo pabbo?” Tanya yuri “harusnya dari awal aku tak boleh menyukai yeoja itu, kalau dulu aku tahu akhirnya akan seperti ini… mungkin aku tak akan jatuh cinta” kata minho “mwoya..” kata yuri sambil melipat kedua tangannya di depan dada “daeseo… noona araji? namjaga saranghal ttaen kkog hangsang gyeote meomulmyeonseo neul haejugo sipeunge cham manha… keugo, geunyang nae saenggak… waenyamyeon naddo geureokhae (saat lelaki jatuh cinta, ia akan ingin selalu berada di sampingmu,selalu ada hal yang bisa ia lakukan untukmu. Itu, hanya pemikiranku saja… karena aku juga seperti itu)” kata minho lalu pergi ke kamarnya “jinjja? Neo ddo geureokhae? Wae na hante angeureokhae?! (benarkah? Kau juga seperti itu? Kenapa padaku kau tak seperti itu hah?!)” teriak yuri “naneun, noona anjeoha! (aku tak suka pada noona!)” jawab minho dari luar kamar yuri.
Cho kyuhyun tersenyum senyum sendiri di kamarnya “nan micheoseo aniya?! Woah! jinjja” katanya lalu menguling-gulingkan tubuhnya di ranjangnya, “hyeong!” katanya sambil melihat kearah pintu kamar yang terbuka lebar “woah! Hyeong eotteokhae yeogiseo?” Tanya kyuhyun pada kakak sepupunya itu “neo honjaseo?” Tanya namja yang bertubuh tinggi dan tampan itu “eoh.. na honja” jawab kyuhyun sambil mengajak kakak sepupunya itu keluar dari kamar “kenapa kau pulang tanpa memberitahu aku? Kalau aku tahu kan bisa ku jemput ke bandara” kata kyuhyun sambil mengeluarkan sebotol jus apel dari kulkasnya “ah… kalaupun ku beri tahu kau juga pasti akan lebih asyik dengan psp barumu itu” jawab namja bernama choi siwon itu “aniya… barang itu rusak” jawab kyu dingin “mwo?! Kau merusaknya?! Woah! Daebak! Kau tahu aku membelinya susah-susah dan harga psp itu mahal! Itu keluaran baru! Makanya sengaja ku berikan padamu!” kata siwon dengan nada yang tinggi “na aniya! Psp itu rusak oleh seorang yeoja” jawab kyuhyun “eoh? Kau bawa yeoja kedalam apartmentmu? Mm.. singihande..” kata siwon “geureom aniya! Dia menggilas psp itu dengan sepeda-nya” jawab kyu “ah! Daesseo! Aku tak mau membahas psp itu” lanjut kyuhyun “yeoppeo?” Tanya siwon “molla” jawab kyuhyun “wae molla! Yeoppeoji? Neo geu yeoja hante jeohahae?” Tanya siwon sekali lagi “mwoya~ minumlah dulu, akan ku lihat masih ada samgyetang atau tidak” kata kyuhyun sambil mengecek makanan di pancinya “isseo?” Tanya siwon “mm.. isseo. Meokgo kaja” jawab kyuhyun
Keesokannya
“ahjumma… minho eoddi ga?” Tanya yuri sambil membenarkan bajunya karena ia akan pergi ke kampus pagi itu “geursae-yo, agassi… tadi minho pergi dengan muka yang marah saat selesai mengangkat telepon” jawab ahjumma “ne? eoddiseo?” Tanya yuri lagi dengan wajah yang khawatir “molla-yo agassi” jawab ahjumma lalu pergi menuju dapur “aigoo i-saram!” kata yuri sambil mengeluarkan ponselnya dan menelpon minho, tapi minho tak juga menjawab teleponnya “Agassi! Achim meokgoyo!” teriak ahjumma “aniyo! Aku harus mencari minho dulu, ahjumma keogjeong hajima!” kata yuri sambil membuka pintu menuju garasi dan melajukan mobilnya.
“hya! Neo… jinjja geu saram matji?” Tanya minho dengan nada marah “geurae! Wae?!” jawab namja di hadapan minho itu “wae uri eomma chugeosseo?! Neo mitcheoseo aniya!?” kata minho kali ini dengan suara yang lebih keras “wae? keogjeong? Huh..” jawab namja itu sambil tertawa meremehkan “kemana saja kau selama ini choi minho?! Kau bilang aku gila? Ya aku memang gila! Aku gila karena harus mengurus ibumu yang sangat merepotkan itu!” kata namja yang memakai masker hitam dihadapannya itu “mwo?! Hya! Berhenti merendahkan ibuku! Neo saegiya!” kata minho sambil melayangkan kepalan tangannya kearah muka namja itu “huh.. mwo? Sekarang kau baru membelanya? Jadi kemana saja kau selama 13 tahun ini hah? Kalau begitu seharusnya kau urus dia! Jangan hanya diam saja!” kata namja itu memacu kemarahan minho “neo nuguya?! Malhae! Neo nuguya?!” paksa minho “gungeumhae? Ah daesseo. Neo amugotdo molla minho-ya…” jawab namja itu dengan santainya, minho melayangkan tinjunya sekali lagi, “haengbokhae? Eung? Haengbokharagu!” kata namja itu dengan nada yang tinggi kali ini “kau senang hidup tanpa kakak dan ibumu? Bukankah kau senang?” lanjut namja itu “dasi hanbeon minho-ya… igo” kata namja itu sambil menujuk pipinya yang sudah memerah akibat tinju minho “uri eomma eodiseo? Eodinyago?!”  teriak minho lalu meninju perut namja itu “appo minho-ya… do you wanna feel it?” Tanya namja itu “aedeul-a..” panggil namja itu lalu beberapa pria berbadan lumayan besar datang dan mulai memegangi minho dan memukulinya “appuji? Huh? Naddo!” kata namja itu “itu balasanmu karena memukulku tadi” lanjutnya “neo nugunyago!!” kata minho berusaha memberontak lalu meniju para pria berbadan besar itu “geumanhae!!” teriak seorang yeoja dari belakang minho.

***
“geumanhae! Hya! Neo mwohae?! Eung? Neo nuguya?!” teriak yuri sambil menghampiri namja yang tepat sedang memegang kerah kaos minho “Agassi… kau jangan ikut campur, ini bukan urusanmu” jawab namja itu sambil memegang tangan yuri “ini urusanku! Kau jangan sekali-kali berani menyentuh minho! Kalau tidak” kata yuri terputus “animyeon mwol?” Tanya namja itu sambil menatap yuri gusar “animyeon ireokhae” jawab yuri sambil meninju wajah namja itu , anak buahnya langsung menghampiri yuri dan menamparnya sampai terjatuh “noona!” kata minho sambil memegang tangan yuri “hah! Dasar pecundang! Kau berani memukul wanita?! Dan kau berani menyebut dirimu pria?! Woah…” kata minho lalu memukul namja namja kasar itu dengan keras, tapi tetap saja tak bisa mengalahkan mereka karena jumlah mereka memang lebih banyak “andwae minho-ya! Neo dal!” teriak yuri “kau sedang cedera rupanya, huh?” kata namja berkaca mata hitam yang ikut memukul minho “eoddil? Yeogisseo?” kata namja itu sambil menendang kaki minho “geumanhae!! Geumanharago!!” teriak yuri “minho-ya! Geumanhae!!” teriak yuri sekali lagi, suasana menjadi hening sejenak “dengar itu choi minho, yeojachingu-mu berkata kau harus berhenti!” katanya, yuri terisak bukan karena pipinya yang sakit tapi karena melihat minho yang sudah sangat kesakitan dengan kakinya yang cedera tapi tetap berusaha melawan “uljimma Agassi…, wanita cantik sepertimu untuk apa menangisi namja seperti dia?” kata salah seorang namja di sekitar minho.
Kyuhyun akan pergi untuk bermain basket dengan hyeong-nya, ia akan pergi ke lapangan basket di sekitar tempat tinggal yuri. “hyeong, kita beli minum di supermarket dulu, disana tak ada tempat minum” kata kyuhyun sambil membelokan mobilnya “ooh.. ppalli dorawa” jawab siwon.mereka melanjutkan perjalanannya menuju lapangan basket yang di maksud kyuhyun, “yeogisseo?” Tanya siwon “oh, kaja” jawab kyuhyun, mereka berdua menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan seorang yeoja “geumanhae!! Geumanharago!!” teriak yeoja itu “minho-ya! Geumanhae!!” teriaknya lagi “hyeong, kau mendengar itu?” kata kyuhyun “oh! Yeoja seori” jawab siwon “sepertinya aku mengenal suaranya” kata kyuhyun “kaja” kata siwon yang langsung berlari kearah lapangan basket “yeoja-ssi?” kata kyuhyun “gwaenchanayo? Wae geurae-yo?” Tanya kyuhyun dengan suara yang sangat khawatir ketika melihat yuri sedang terduduk sambil menangis “minho-ya… geumanhae..” katanya pelan sambil menangis “hya! Neo mwoya!” teriak kyuhyun pada sekumpulan namja yang sedang memukuli minho, siwon dan kyuhyun menghampiri minho dan membawanya kepinggir lapangan lalu mulai memukul semua namja yang ada di lapangan itu “neo nuguya?” Tanya kyuhyun “neo nugunyarago!” teriak kyuhyun sambil memegang erat leher seorang namja “hya!” teriak kyuhyun sekali lagi, “aedeul-a.. kaja, disini sudah terlalu bising. Ayo kita pergi” kata namja yang sedari tadi bicara dengan minho “choi minho! Itabwa! Kita akan bertemu lagi!” lanjutnya.
“gwaenchana-yo?” Tanya siwon pada yuri yang masih melihat minho yang tergelatak “yeoja-ssi… gwaenchanayo?” Tanya kyuhyun “eotteokhaji? Minho-ya! Jeongshinjaryeo! Ireona!” kata yuri sambil menggoyangkan tubuh minho yang lemas “minho-ya… hajima, ireona!” teriak yuri sekali lagi “yeoja-ssi, ia harus segera dibawa ke rumah sakit” kata kyuhyun “biar aku yang membawanya, kau bawa yeoja ini pulang” kata siwon “aniya! Aku harus bersamanya” jawab yuri “araseo, ayo kita bawa dia kerumah sakit” jawab kyuhyun.

***

Yuri terus terenung di ruang tunggu bersama kyuhyun, sedangkan siwon pergi kerumah yuri untuk mengambil baju minho “yeoja-ssi” panggil kyuhyun “keogjeong hajima-yo, geu nom gwaenchana, nan mitdeo” kata kyuhyun “minho dal appayo, jigeum… nan jinjja” kata yuri terputus lalu menutup wajahnya dan menangis lagi “ireojima-yo.. igeon nugun chalmeothaesseo aniya” kata kyuhyun berusaha menenangkan yuri, yuri mengankat kepalanya dan menyenderkannya di bahu kyuhyun, ia menarik nafas panjang yang berat “minho-neun… uri dongsaeng-ieyo” kata yuri pelan “minho… uri chingu, uri kajeog. Jigeum idaereo minho eobseo… nan amugotdo halsuisseoyo (minho adalah adikku, minho temanku, dia keluargaku,tak akan ada hal yang dapat ku lakukan, jika minho tak ada)” kata yuri “aniya, geureom aniya, minho kkuk dasi dorawa… keogjeong hajima-yo..” jawab kyuhyun “nan himdeuro, nan museowo,  eotteokhae nan keogjeong hajima isseoyo? (aku lelah, aku takut, bagaimana bisa aku tak khawatir?)”  kata yuri masih sambil bersamdaar pada bahu kyuhyun “sekarang, ayo tutup matamu, lalu tarik nafas dalam-dalam, pikirkan hal apa yang pernah minho lakukan padamu, yang membuatmu tersenyum.. dan pastikan ia akan membuatmu tersenyum dan bersamanya lagi.” Kata kyuhyun sambil menuntun yuri melakukan itu.
Dokter keluar dari ruang operasi, lalu tersenyum melihat kyuhyun yang wajahnya juga menjadi khawatir, dokter itu mengangguk lalu menghampiri kyuhyun dan yuri “operasinya lancar, minho-ssi bisa segera dibawa ke ruang inap biasa” kata dokter “gamsamnida… jeongmalo gamsamnida” kata yuri lalu tanpa sadar memeluk kyuhyun “gomawoyo namja-ssi…” lalu pergi untuk melihat minho.
“geu aegi, jinjja..” gumam siwon dalam perjalanannya menuju rumah sakit “kalau dia menyukai yeoja itu bagaimana bisa dia berlaku seperti itu?! Hah!” katanya protes karena ia pikir minho adalah namjachingu yuri dan kyu adalah penyelamatnya. “hyeong!” panggil kyuhyun yang sedang menunggu siwon datang “oh! Igeo” jawab siwon sambil memberikan tas baju minho “gomawo hyeong” kata kyuhyun lalu pergi “hya! ” panggil siwon “ireojima! Geu nyeo… neo johaji?” kata siwon, kyuhyun hanya menarik nafasnya panjang “geurae, wae?” jawab kyuhyun “kyuhyun-a… neo halsuisseo! Jabaek kaja! geuraedo Gamsuhajima! Nugul ara, geu nyeo ddo gwayeon neo joha… unmyeongijil molla (kyuhyun-a! kau pasti bisa! Ayo nyatakanlah! Dan jangan menyerah! Siapa yang tahu, wanita itu juga mungkin menyukaimu… takdir tak ada yang tahu)” kata siwon menasehatinya “geuraesseumyeon johkesseoyo hyeong (aku juga berharap seperti itu hyeong!)” jawab kyuhyun “ hyeong! Eonje dasi mannal su inayo? Nan hyeong hante ajig bogoshipeonde.. (hyeong! Kapan kita bisa bertemu lagi? Aku masih merindukanmu)” lanjut kyuhyun “najunghae! Jeonhwaji? , hwating! Na monjeo galkae! (lain kali! Kau akan menelponku kan? Semangat! Aku pulang duluan!)” jawab siwon. Kyuhyun menyusul yuri menuju ruang inap minho sambil menjinjing tas baju minho.

***

Yuri memegang erat tangan minho sambil terus berdoa, dengan keyakinan bahwa minho akan kembali padanya lagi, ia terus melakukan apa yang tadi ia lakukan bersama kyuhyun, pada saat itu kyu masuk dan tersenyum tenang sambil memandangnya lalu berjalan menghampiri yuri. “dwaesseoyo… gomawo namja-ssi” kata yuri sambil membalas senyum kyuhyun “pulanglah, aku baik-baik saja. maaf sudah merepotkanmu” lanjut yuri kali ini sambil mengambil tas yang ada di tangan kyuhyun “geuraeyo… sepertinya kau memang sudah lebih baik. Jeonhwa hae jullaeyo?. Nan gidaryeoyo” kata kyuhyun. Namja itu keluar dengan muka yang murung “jamshimanyo” tiba-tiba pintu kamar itu terbuka lagi “ne?” jawab kyuhyun “sebaiknya, setelah kejadian ini kita tak usah bertemu lagi. Maafkan aku karena menyusahkanmu, dan terimakasih karena sudah terus membantuku” kata yuri “waeyo?” Tanya kyu gugup “aku akan focus mengurus minho mulai sekarang” jawab yuri “aku tak akan mengganggumu” kata kyuhyun lalu pergi.
Yuri memandang wajah minho yang tak berekspresi, air matanya mulai menetes di pipinya, “minho-ya, irona… jebal irona” kata yuri “aku sudah melepaskannya demi dirimu, kalau kau tak bangun apa yang harus aku lakukan?” lanjut yuri sambil menurunkan kepalanya dan bersender di tangan minho “noona” suara berat  itu terdengar sangat serak “noona” katanya sekali lagi “minho?” panggil yuri “oh” jawab minho dengan anggukan kecilnya “ah.. Gomawo minho-ya… dashi dorawa gomawo ” kata yuri sambil mengelus tangan minho pelan.
‘aku menyukainya, sangat menyukainya. Seadainya dapat ia rasakan, aku memang menyukainya… sifatnya yang kekanakan, gerak-gerik tubuhnya yang ceria, sampai saat raut wajahnya berubah menjadi murung dan khawatir, aku sangat menyukainya. Tapi, bisakah aku terus menyukainya sedangkan ada hati lain yang sedang menungguku? Bisakah? Tuhan, seandainya pertanyaanku ini bisa kau jawab, aku ingin meminta jawabanmu secepat yang kau bisa kirimkan padaku. Tuhan, aku telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupku, aku melepaskannya walaupun dengan begitu aku dapat membahagiakan yang lain. Tuhan, senadainya aku bisa mendapatkan kesempatan yang lain, aku ingin ia bisa menemukan cara agar kami dapat bertemu kembali’ yuri menulis buku diary yang biasa ia tulis setiap harinya, dan tokoh utama hari ini adalah namja yang mengisi harinya akhir-akhir ini. Ya, cho kyuhyun.

#Flashback 05-12-1999
“saengil chukhahae yuri-a… uri yeodongsaeng, igo seonmul” kata kakak yuri “gomawo oppa, waaa… waa… album ini yang sangat ku inginkan!” teriak yuri kegirangan. “saengil chukhahae yuri-a..” ucap eomma dan appa sambil mencium kedua pipi yuri “ya! Nappeun yeoja!” tiba-tiba terdengar suara cempreng milik anak laki-laki yang selalu mengganggu yuri setiap hari “ya! Kenapa kau ada disini hah?! Aku tak pernah mengundangmu tahu!” kata yuri “aku kan datang atas kemauanku sendiri! Memangnya kenapa?! Kau tak suka?” kata anak kecil itu “oppa! Dia menggangguku terus!” kata yuri pada kakaknya tapi kakaknya hanya tersenyum manis melihat tingkah kedua anak itu “dia juga oppa,dia kan lebih tua darimu 1,5 tahun… ayo belajar pangil dia oppa” suruh ibunya “aaa.. shiro eomma!!” kata yuri “ya nappeun yeoja! Kau ini! Aku kan datang kesini hanya untuk memberikan ini!” kata namja itu sambil menjulurkan tangannya kedepan “igeo mwoya?” Tanya yuri sambil mendekat “saengil seonmul” jawab namja itu “woah.. jinjja? Seolma!” kata yuri tak percaya “wae? neo shilhta? Araseo geureom” jawab namja itu “aniya!” kata yuri cepat lalu mengambil kado itu dengan cepat, tamu tamu di sekitar mereka menertawakan tingkah sepasang anak kecil itu. Pesta perayaan ulang tahun yuri berakhir dengan meriah, tapi ia masih menyimpann rasa menasaran akan tetangganya yang sangat usil dan berisik itu, ia tak tahu siapa nama namja yang seharusnya ia panggil ‘oppa’ itu “eomma… keugo… keu namja, ireumi mwoya?”Tanya yuri yang penasaran “cho…” kalimat itu tak selesai karena ibunya menerima telpon penting dan harus segera kembali ke London untuk urusan bisnis bersama ayahnya.
“ya! Nappeun yeoja! Seonmul-e… joha?” Tanya namja itu lagi “ani! Anjoha!” jawab yuri sambil menjulurkan lidahnya “wae? yeppeujanha!” elak namja itu “mwol yeoppeo?! Neo jinjja michin saram!” kata yuri yang sedikit sebal kepada namja itu karena ia memberikan kodok sintetis untuk kado ulang tahunya. Seminggu kemudian, yuri harus pindah ke seoul bersama kakaknya, dan meninggalkan sejuta kenangan disana, juga meninggalkan namja usil yang selalu ia panggil dengan sebutan michin saram atau yang berarti orang gila.

TBC

My Endless Love




My Endless Love
Cast       :      Nichkhun Buck Horvejkul
Victoria Song
       Genre    :      Drama

“Seandainya aku bisa marah atas profesimu, aku akan marah akan semua yang kau lakukan tapi, aku tak bisa! Hatiku tak mengijinkanku untuk marah akan itu. nichkhun-ssi” kata Victoria dengan lembutnya “kenapa kau tak bisa marah atas profesiku? Kalau aku jadi kau, aku akan marah, karena aku menyayangimu” jawab nichkhun lalu memeluk Victoria dengan hangat “ini memang salahku, skrip-nya tak menyuruh kami berdua untuk berciuman tapi, tiba-tiba produser menyuruh kami melakukannya. mian” lanjut nichkhun “sudahlah aku tak akan marah. Yagseog” jawab Victoria, “sekarang kau naiklah ke kamar duluan biar aku memasak untuk makan malam kita nanti” suruh Victoria.
Nichkhun dan Victoria di pertemukan disuatu reality show berjudul “we got married” dengan awal yang sangat canggung menjadi lebih saling mengenal satu sama lain. Mereka mengakhiri pernikahan virtual mereka saat sudah menginjak waktu 1 tahun 3 bulan dan memulai hubungan yang serius setelahnya. Tak ada netizen yang tahu akan hubungan mereka, karena mereka menyembunyikannya dengan sangat hati-hati dengan alasan management yang tak mengijinkan untuk berpacaran apalagi management mereka saling bersaing ketat, hanya “khuntorians” –sebutan fans mereka- yang tahu akan hubungan mereka dan tentunya member group mereka juga keluarga mereka masing-masing. Sampai akhirnya tersiar kabar bahwa mereka akan menikah di Maldives. Tetapi mereka masih dalam pekerjaan yang mereka tekuni……
“eotteokhae eonni? Semua orang sudah tahu kau akan menikah dengan nichkhun oppa” Tanya sulli dengan khawatir “gwaenchana, memang pernikahannya kan hanya tinggal 2 bulan lagi dan yah… sudahlah tak apa lebih baik kita konsentrasi untuk konser terakhirku sebagai wanita lajang” jawab vic seperti biasa dengan ceria.
“khun hyeong! Tuxedo yang ini tidak cocok dengan celanaku yang ini, kau harus membelikanku yang baru!” rengek maknae chanseong “ya! Jangan merengek terus! Aku juga sedang pusing menanggapi netizen yang terus menerus meminta konfirmasiku atas pernikahan ini!” tegas nichkhun “ah mwoya!” balas chanseong dan pergi dari kamar nichkhun. Nichkhun mengambil ponsel dan menyentuh angka satu di layarnya “jagiya?” panggil nichkhun pada yeoja di balik teleponnya “ne?” jawab yeoja yang sudah pasti Victoria “bisa kita bertemu malam ini di tempat biasa?” Tanya nichkhun dengan lembut “umm… aku ada practice untuk konser sekitar 3 jam malam ini, eottokhaeeeee~” kata Victoria manja “aigoo… kau masih practice di waktu malam seperti ini? Kau sudah makan?” Tanya nichkhun “sudah… aku akan mengusahakan datang kalau bisa. Tapi jangan menungguku kalau aku belum juga datang dalam waktu setengah jam ya” kata vic dengan nada sedih dan lelah “jangan terlalu dipikirkan, aku hanya ingin bertemu denganmu karena perencanaan pernikahan kita yang sangat rumit ini” jelas nichkhun khawatir “araseo, kkeunheo… aku sudah harus pergi ke ruang practice..” jawab vic dengan nada ceria kembali “oh… saranghae” akhir nichkhun “naddo~” jawab Victoria lalu menutup teleponnya
Victoria meminum air dalam botol minumnya dengan cepat lalu berlari ke ruang practice untuk segera mengikuti latihannya. Sedangkan di lain tempat, nichkhun dan member 2pm lain sedang menyiapkan undangan yang sangat banyak dan belum di sebarkan kepada para tamunya, bukan undangan pernikahan, melainkan undangan pesta merayakan comeback 2pm, dan juga bukan undangan kertas melainkan mereka semua sedang sibuk mengetik e-mail untuk dikirim saat ini juga, “taec hyeong~ ini terlalu kolot.. kata-katamu ini hah! Dari mana kau belajar kata seperti ini huh?” kata junsu yang senang menggoda taecyeon “a… molla! Kalau begitu  kerjakan saja sendiri…” jawab taec tak perduli, sedangkan nichkhun dan wooyoung masih terus membersihkan dorm mereka agar tamu mereka besok merasa nyaman “itu! Yang itu! Kenapa kau tak bisa melihatnya?!” teriak khun pada wooyoung yang terus membersihkan di satu tempat “araseo! Aku masih membersihkan yang sebelah sini!” balas wooyoung “ya! Kenapa kalian sangat sibuk hari ini eum? Bukankah acaranya besok? Lebih baik besok saja kita melakukan ini semua! Sekarang kita pergi ke noraebang!” celetuk junho “call!! Call!! Call!!” teriak chanseong setuju “ya!” gertak wooyoung, nichkhun, taecyeon dan junsu bersamaan “araseo.. araseo…” jawab junho sambil memposisikan kedua tangannya di depan sebagai tanda menyerah “i-saram! Ppali dowa anhae!? (orang ini! Cepat bantu kataku!)” teriak taec yang sudah mulai panic tak jelas.
Keesokannya….
Tamu mulai berdatangan satu persatu, dan member 2pm mulai berhamburan kesana kemari tak menentu karena kebingungan hidangannya belum juga siap “hyeong! Na watda!!” teriak minho dari luar “oh~ minho-ya.. illuwa” jawab khun menyuruh minho dan member shinee masuk “annyeonghaseyo~ sonyeo shidae yeogisseoyo…” sapa hyoyeon saat memasuki pintu dorm 2pm “ah ne… anja-yo” kata junsu mempersilahkan duduk “2pm-a… sunbae yeogiseo~” kata eunhyuk yang mewakili super junior “hyeong!” teriak nichkhun sambil menarik eunhyuk dan member lain duduk di ruang tengah “oppa~ uri wasseoyo…” kata member missA bersamaan “wae? wae? kenapa hanya suzy dan fei yang datang?” Tanya wooyoung “yang lain ada schedule, jadi tak bisa datang.. mian” jawab suzy “gwaenchana, anja” suruh wooyoung “appa~ khun appa~” panggil sulli “oh? Sulli-ya? Membeo-deul eodiseo?” Tanya nichkhun “ah… tadi 2am oppa menjemput mereka ke dorm karena vic eonni mendadak sedikit demam, tapi mereka akan segera menuju kesini” jelas sulli lalu langsung masuk ke dalam tanpa ragu-ragu “mwo? Victoria wae?” Tanya nichkhun “aniya… amugotdo” jawab sulli “oYa~!!” kata khun memelas.
        Semua tamu berbaur menjadi satu, “yuri-ssi, mau minum?” Tanya taec sambil menampakan senyumnya yang berbinar “anieo, nanti biar ku ambil sendiri” jawab yuri sopan “aniya… biar aku yang ambilkan nanti, kau tak perlu repot taecyeon-ssi” kata siwon menyela “kalau noona butuh apa saja, kau boleh mengatakannya padaku, aku kan dekat dengan khun hyeong” celetuk minho “m…m.. oppa-deul, minho-ya… aku baik-baik saja jangan khawatirkan aku, aku bisa mengambil keperluanku sendiri… hehe” jawab yuri bingung. yuri duduk diantara siwon, minho dan taecyeon, hyoyeon yang diampit oleh eunhyuk dan junho juga sedang kebingungan karena tingkah dua bocah di sampingnya ini “hyoyeon-a… kau akhir-akhir ini pasti sangat kelelahan kan? Ini ada vitamin untukmu” kata junho “ne, gomawoyo junho oppa” jawab hyo dengan senangnya “hah? Kelelahan? Tentu saja tidak! Aku kan menjaganya dengan baik!” sambung eunhyuk keras “wah.. kulitmu menjadi semakin cantik” kata junho yang tak menggubris kata-kata eunhyuk sambil mengelus kulit tangan hyoyeon “ya!” tegur eunhyuk yang langsung reflex memukul tangan junho yang nakal  sedangkan yang lainnya bersatu dengan member lain. “yah, karena makanannya belum siap. Bagaimana kalau kita menyiapkan tempat makan di halaman belakang, kaja” ajak manager 2pm pada semua tamu yang ada disana dan mereka semua langsung menuju halaman belakang dorm 2pm yang yaah… lumayan luas untuk bermain-main. Tak sampai setengah jam, mobil van milik 2am datang membawa member f(x) dan 2am sendiri. Mereka memasuki dorm sambil membawa buah-buahan dan masakan buatan Victoria yang lumayan banyak dan cukup untuk semua orang yang ada disana. “eonni, aku yang bawakan saja. Kau tak usah membawa apapun” kata amber “gomawo~” kata Victoria lalu masuk ke dalam dengan pelan karena kepalanya memang terasa sedikit pening. “uri wasseo…” kata seulong saat membuka pintu dormnya, hanya ada junsu, nichkhun dan junho yang sedang berusaha menyelesaikan masakannya yang tak jelas, nichkhun segera menghampiri Victoria “wae?” Tanya vic bingung melihat namja-nya tiba-tiba menghampirinya dengan muka yang khawatir “appeo?” Tanya khun dengan nada khawatir “aniya, nugul malhae? An-appeo. Sudahlah ayo teruskan masakan itu! Nanti gosong” kata Victoria dengan ceria, member yang lain masuk menyusul tamu lainnya ke halaman belakang.
        Victoria memaksakan diri membantu nichkhun dan yang lainnya memasak karena masakan itu terlihat menyeramkan dan tak bisa di makan “ige mwoya? Ouh…” kata vic saat mencicipi masakan yang ada di hadapannya “sudah biar aku saja yang meneruskan, kalian membantu saja” kata vic sambil membuang masakan aneh itu. “jagiya… neo appujanha~ (sayang… kau kan sedang sakit~)” kata nichkhun “mwoya.. nan gwaenchaneunde~” jawab Victoria lalu memulai aksinya *masak*. Nichkhun dkk hanya melihat vic memasak dengan cepatnya, Victoria memotong-motong telur gulungnya dengan hati-hati tapi tetap saja karena memang kesehatannya sedang menurun konsentrasi dan refleksnya pun ikut menurun sehingga ia menjatuhkan pisaunya kelantai, “ya!” teriak junsu dengan reflex mengambil pisau yang jatuh itu, sedangkan nichkhun memegang jari telunjuk Victoria yang teriris “sudah ku bilang, kau itu sakit! Kenapa tak pernah mau mendengarkanku?” kata nichkhun khawatir “aku baik-baik saja, ini tak sakit” jawab Victoria “sudah sekarang jangan memasak lagi, ayo kita ke halaman belakang. Junho junsu bawa makanannya kesana ya” suruh hyungnya itu.
        “ireojima… nan gwaenchananikka” kata vic dengan santainya “mwol gwaenchana? Kalau kau baik-baik saja, kau tak akan menyelakai dirimu sendiri!” kata nichkhun dengan sedikit keras, Victoria menatapnya lembut lalu memeluknya “neolabji? Mianhae… (kau kaget ya? Maafkan aku)” kata Victoria “jebal, jangan lakukan ini padaku. Aku bisa mati karena khawatir kalau begini” jawab nichkhun “kau selalu saja berlebihan… aku ini wanita yang kuat asal kau tahu.. kkkk~” kata Victoria sambil berjalan dan tertawa kecil.
        “2pm-e comeback chukhahaeyo!!” teriak semua tamu sambil mengacungkan gelas berisi sampanye dan wine itu “ne~ gamsahabnida” jawab member 2pm dengan kompak lalu diiringi tepuk tangan dari yang lain. Mereka semua memakan makanan buatan Victoria baik yang di buat di dorm f(x) maupun yang baru saja di buat disana, “aaaa!! Majda! Chukhamabnida~ chukhahabnida~ dangsin-e kyeorhonhae chukhamabnida~” tiba-tiba taec bernyanyi dan diikuti tamu yang lain “oppa~ shttt…” kata Victoria pada member super junior yang sangat bersemangat “hahahaha! Pokonya selamat kepada kalian. karena aku tak bisa datang nanti saat pernikahan kalian, ini kado dari-ku” kata siwon “naddo-yo… ah aku, hyukkie,wonnie,wookkie,dan kyu tak bisa datang karena ada project yang harus diselesaikan… mianhae, tapi ini kado dari kami” kata donghae meneruskan “ah, ne.. gwaenchanayo, gomawoyo” jawab khun dengan wajah yang sumringah, sedangkan Victoria hanya diam sambil tersenyum simpul “eonni, gwaenchana?” Tanya suzy yang bingung melihat wajah vic yang pucat dan berkeringat “oh? Gwaenchana, hemhem” jawab vic sambil tertawa pelan “aniya, neo appuji?” kata eunhyuk “oh, majayo… eonni, aka eonni-neun….” Belum selesai krystal bicara Victoria sudah menyelanya “anieo.. gwaenchanayo, meokgeoyo…” katanya sambil tersenyum lebar dan menyuruh tamu-tamu itu makan “Victoria-ssi? Jinjja gwaenchanayo?” Tanya jokwon yang duduk di sampingnya “ne? ne.. gwaenchanayo.” Jawab vic sambil tersenyum “silaejiman, Victoria-ssi..” kata seulong sambil menaruh tangannya di dahi Victoria “badanmu panas sekali, kau benar-benar baik baik saja? Aku harus mengatakan ini pada nichkhun” kata seulong pelan “seulong-ssi, putakhaeyo… aku ingin pesta ini berjalan lancar dulu. Jangan beritahu siapapun kalau aku memang sakit. jebalyo” kata Victoria pelan “keunde… Victoria-ssi, kalau nichkhun tahu aku bisa mati karenanya” jawab seulong “mianhaeyo.. hanbeonmalyo..” kata Victoria masih dengan suara pelan “wae? musun iriya?” Tanya nichkhun tiba-tiba “aniya, geunyang meokgeo…” jawab vic cepat. Tamu-tamu itu masih bersenang-senang dan mengobrol dengan serunya, sedangkan yeoja disamping nichkhun hanya bisa tersenyum kecil dan terdiam “mau kemana?” Tanya nichkhun saat melihat vic berdiri dari tempat duduknya “aku akan mengambil tasku sebentar” jawab vic lalu berjalan ke dalam dorm.
        Seulong yang memperhatikan vic sedari tadi memang khawatir karena gerak-gerik Victoria memang patut di khawatirkan, setelah 5 menit Victoria tak juga kembali akhirnya ia memutuskan untuk melihat kedalam, dan ditemukannya Victoria sudah tergeletak tepat di samping sofa kecil di ruang keluarga “Victoria-ssi! Ireonayo! Wae iraeyo?!” kata seulong yang langsung menge-check denyut nadinya “khun-a!! nichkhun-a!! ppali wa!” teriak seulong sambil menaruh kepala Victoria di pahanya “khun-a!!” teriaknya sekali lagi, khun berlari kearah suara seulong dan langsung berhenti saat melihat vic tergeletak di pangkuan seulong “wae iraeyo hyeong?! Victoria!” kata nichkhun sambil mengambil alih kepala vic dari pangkuan seulong “pyeongweon-e ga! Mwohae?! Ppali ga!!” teriak seulong yang sedikit mengerti kesehatan karena akhir-akhir ini ia sedang membintangi drama tentang kedokteran, nichkhun menggendong vic menuju mobilnya dan mengemudikannya dengan cepat. Member f(x) yang khawatir segera menyusul ke rumah sakit bersama dengan 2pm dan member lain “eomma~” kata krystal “oppa, Victoria eonni wae iraeyo?” Tanya luna pada seulong yang tahu kronologis kejadiannya “aku juga tak tahu, tapi yang aku tahu ia memang sakit sejak awal pesta itu di mulai, tapi ia memaksakan melanjutkannya, dan mungkin dia sudah tak sanggup dan memutuskan untuk beristirahat sebentar didalam. tapi mungkin ia pingsan tiba-tiba disana. Aku juga tak tahu jelas” jawab seulong seadanya.
        “kemarin malam, sepulang practice, eonni datang ke tempat pertemuannya dan khun oppa. Tapi khun oppa tak ada disana, lalu ia pulang dan memasak masakan ini, karena ia tahu oppa-deul, pasti sibuk dan lupa untuk mengurus makanannya, eonni memasak sampai jam 3 pagi, lalu ia membungkusnya dan baru memutuskan untuk tidur. Dan akhir-akhir ini yang aku tahu eonni sangat sibuk bulak-balik korea-china karena ia punya program disana, dan eonni juga sibuk dengan practice konser setiap hari dan jangan lupakan record album kami yang terbaru, juga masih banyak talk show dan reality show yang harus kami atau eonni sendiri datangi. Ah! Ia juga sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan khun oppa. Jadi tak heran ia jatuh pingsan hari ini. Mungkin tubuhnya sudah tak sanggup menahan lelahnya ia.” Jelas sulli “memang sangat padat” kata jinwoon diakuinya dengan angukan “kenapa ia selalu memaksakan diri? Hah!” kata amber yang juga khawatir “sudahlah do’akan Victoria tak apa-apa” kata siwon menengahi.
        Nichkhun menunggu sampai vic sadar di dalam ruangan, sambil mengingat-ingat kata-kata dokter tadi bahwa vic memang hanya terlalu lelah dan terserang gejala tifus, tak lama Victoria sadar dan langsung tersenyum ketika yang pertama ia lihat adalah nichkhun “jagiya” panggilnya pelan “ireonasseo?” Tanya nichkhun khawatir “hehe… mianhae” kata vic yang memang terlihat menyesal “mianhae? Mwoga mianhae? Neo jinjja! Neo appujanha! Wae nae malhae andeureo? Hajimarago! Hajimaranikka! Aigoo (maaf? Maaf apanya? Kau benar-benar! Sudah ku bilang kau itu sakit! Kenapa tak mendengarkanku? Jangan! Kubilang jangan! Ya ampun)” kata nichkhun yang sudah tak bisa menahan rasa khawatirnya “acara comeback 2pm tak boleh gagal hanya karena aku. Lagi pula aku memang tak apa-apa” jawab vic “mworago? Jangan fikirkan kami! Acara itu bisa dilanjutkan kapan saja, tapi kau? Kalau kau sakit aku harus bagaimana? Dan apa? Kau masih bisa bilang bahwa kau baik-baik saja? Hah… kau adalah yeoja yang selalu bisa membuatku khawatir setengah mati! Jangan pernah lakukan ini lagi! Mengerti?” kata nichkhun sedikit marah “huh… dulu saat kita ikut we got married kau tak seperti ini, bahkan kau meminta aku untuk menciumu duluan! Apa-apaan itu!” kata Victoria bercanda “pokoknya kau harus bed rest sampai kau benar-benar boleh keluar dari sini, araseo?” nichkhun mengelus rambut panjang vic dengan lembut “ne… wangjanim~ (baiklah, pangeran)” jawab vic dengan bahagianya.

                                                ***
        “wae?” Tanya vic saat nichkhun datang dengan muka yang suram “aniya, amugotdo” jawab nichkhun “ah wae? Neukkimi anjoha?” Tanya vic yang masih terbaring di tempat tidurnya “aniya, geunyang” jawab nichkhun sambil duduk di samping tempat tidur vic dan memegang tangannya “nichkhun-ssi” panggil vic “mm?” jawab nichkhun “na jigeum, eomma bogoshipeoyo, mannasuisseo? (aku sekarang, merindukan eomma, bisakah aku menemuinya?)” Tanya vic dengan nada yang murung “andwaeji, jigeum ajig appujanha. Keundae, nan eommeonim hante jeonhwaisseo. Najunghae, eommonim kkuk yeogiseo naga (tidak bisa, sekarang kau masih sakit. Tapi, aku sudah menelpon eommeonim. Nanti, eommonim pasti akan datang kesini)” jawab nichkhun dengan tenang “eonjae? (kapan?)” Tanya vic lagi “najunghae… (nanti)”  jawab khun sambil mengelus rambut vic.
        “jagiyaa~ nawaseo~” panggil seseorang dari luar kamar Victoria “eomma~” panggil sulli dan krystal “heu..heu… uri ddal~” jawab vic dengan riang “eomma neukkimi eottae?” Tanya sulli “gwaenchana jigeum. ” jawab vic dengan senyumannya “nichkhun oppa odiseoyo?” Tanya luna “a… nichkhun-ssi, pulang untuk istirahat sebentar” jawab vic “mwo? Mwoga nichkhun-ssi? Aigoo~ eonni… kalian ini sudah mau menikah kenapa masih memanggil dengan panggilan formal seperti itu?” Tanya amber “wae? andwae? Kami juga saling memanggil dengan ‘jagiya’ tapi aku memang lebih nyaman dengan sebutan ‘nichkhun-ssi’ ” jawab Victoria “igeo~ gwail, manhi meokgo~ (ini buah, makan yang banyak ya)” kata krystal “ooow… gomawo~” jawab vic sambil mengambil sekeresek buah-buahannya.

                                                ***

        “aku akan berhenti oppa” kata vic pada manager-nya “mwo?! Museun saenggakhae neo?! Micheoseo?” reaksi managernya yang tentu saja mengundang perhatian dari orang-orang yang ada di rumah sakit itu karena mereka mengobrol di lobi rumah sakit “aniya, nan gyeoreoun hicanhayo, hajiman uri dongsaeng-deul… oppa jikyeojulkaeji?” kata Victoria “geureomyeon! Keundae wae gabjagi? Neo… igeo jangnan aniya” jawab managernya “geureom igeo jangnan aniji. Mianhae oppa” kata Victoria lalu kembali ke kamarnya.
        Nichkhun datang dengan 22 tangkai mawar merah sambil tersenyum cerianya “wasseo?” kata vic saat melihat nichkhun “mmm… igeo 22 jangmi” kata nichkhun “waaa gomawo” jawab vic, nichkhun duduk di sampingnya “wae? kenapa raut wajahmu begitu?” Tanya khun saat melihat senyum yang aneh di wajah wanitanya “aniya” jawab vic singkat sambil tersenyum “sasileun…” kata vic ragu-ragu “mm? wae? ada sesuatu yang ingin kau katakan?” Tanya khun sambil mengupas buah “mmm…tapi aku tak tahu harus bagaimana mengatakannya” jawab vic “kau… akan menikahiku kan?” Tanya vic “tentu saja! Wae gabjagi?” kata khun “aniya, geunyang hehe” jawab vic sambil tersenyum. Konser terakhir itu digela,vic dengan apiknya sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyempurnakan penampilannya malam itu, ini adalah konser terakhirnya karena ia memutuskan untuk berhenti berkarir sebagai penyanyi. Konser itu dimulai, satu persatu penampilan berjalan dengan rapinya. Tiba saat penampilan solo Victoria ia menyanyikan lagu ballad china, dengan anggunnya. Saat lagu itu selesai di putar ia berdiri di tengah panggung dan memegang erat mike-nya “yeoreobun annyeonghaseyo, F(x) lideo Victoria imnida” ia mengatakan salam pembukanya dengan suara yang sedikit bergetar lalu memberikan penghormatan “aku punya sesuatu yang ingin ku sampaikan pada kalian. Setelah konser ini, aku akan… aku…” ia menggenggam erat mike-nya sambil menahan air matanya “jyesonghabnida” ucapnya saat setetes air mata jatuh dari matanya yang sudah sangat basah “ini keputusan yang paling berat yang akan ku ambil, entah bagaimana aku masih harus mengambilnya. Jangan kehilanganku karena aku tak banyak memberi kalian kesenangan, jangan menangisiku karena aku tak banyak memberi kalian kepuasan. Setelah konser ini selesai aku juga akan menyelesaikan kewajibanku sebagai leader f(x) yang sangat ku cintai, juga akan meninggalkan tugasku untuk mengurus anak-anakku di f(x), maka dari itu, tolong sayangi dan rawat mereka mulai sekarang. gamsahabnida” kata Victoria lalu memberi penghormatan dan menangis dengan derasnya di atas panggung lalu diikuti keluarnya member f(x) dari belakang panggung dan memeluk vic dengan eratnya. “atas kasih sayang, perhatian,hadiah, semangat, support dan doa yang kalian berikan selama ini, aku amat sangat berterimakasih…… kalian adalah salah satu yang paling berharga dalam hidupku, terimakasih sudah datang dan singgah kedalam hidupku. Aku mencintai kalian” kalimat akhir Victoria terucap dengan susahnya karena ia masih harus menahan air mata yang terus mengalir “tapi jika suatu hari nanti, aku masih punya kesempatan untuk kembali, dan memberikan kebahagian untuk kalian semua. Aku akan kembali” ucap vic lalu tersenyum dan memberikan penghormatan terakhirnya.

                                                ***
        1 bulan kemudian.
2pm berangkat ke jepang untuk melakukan konsernya, dan Victoria masih tetap mempersiapkan pernikahannya dengan begitu sibuk dan padat. “eomma~” panggil sulli dari pintu luar apartment vic “oh? Sull… kau datang?” kata vic dengan senangnya “geureomyeon… aku sangat merindukanmu~ eonni… bisakah kita makan sekarang?” Tanya sulli “kau ingin makan apa?” Tanya vic sambil membuka kulkasnya “bokkeumbab? Mmm… aniya… jjamppong? Jjajjangmyeon… ani… amugotdo eonni” jawab sulli sambil duduk di depat tv “arasseo… jamkanman” kata vic lalu segera membuatkan makanan untuk sulli.
        Sementara di jepang nichkhun sedang melakukan sesi foto dan syuting iklan sendiri. “hyeong. Dengan siapa aku akan syuting hari ini?” Tanya nichkhun pada managernya “nado molla, lihat saja nanti” jawab managernya. “annyeonghaseyo, nichkhun-ssi” sapa seorang yeoja di belakang tubuhnya “ne, annyeonghaseyo” jawab nichkhun “eo!? Seolma… jihyeon-ssi?” Tanya nichkhun “ne, aku akan menjadi lawan mainmu di iklan ini” jawab yeoja yang bernama jihyeon itu “aaaa… dahaengida..” jawab nichkhun seperti biasanya dengan senyumannya “hehe… ayo kita baca skripnya bersama-sama” kata jihyeon “ne.. geureomyeon” jawab nichkhun lalu duduk di samping jihyeon, jeong jihyeon adalah seorang model yang pernah menjadi lawan main nichkhun di MV 2pm dulu, jadi mereka saling mengenal satu sama lain. “konsep iklan kali ini adalah seorang namja dan yeoja yang bertemu di seberang jalan, yeoja itu pergi. Tapi karena namja itu tertarik dengan wangi parfum si yeoja yang sangat memikat ia mengikutinya, lalu mereka berdua bertemu dan mereka berciuman” jelas seorang PD pada nichkhun dan jihyeon “ne? kiseuyo?” Tanya nichkhun “ne, waeyo?” Tanya PD itu “anieyo” jawab nichkhun dengan ragu. Syuting iklan itu selesai, nichkhun dan crew iklan itu sedang makan malam di lokasi syutingnya “nichkhun-ssi,” panggil jihyeon “ne? waeyo?” jawab nichkhun “boleh aku minta nomor ponselmu?” Tanya jihyeon “mm? untuk apa?” jawab nichkhun “untuk ku simpan tentu saja. Kalau-kalau nanti ada sesuatu yang harus ku berikan atau ku bicarakan padamu” jawab jihyeon “hahaha mianhajiman aku akan menikah sebentar lagi” jawab nichkhun bercanda “geureom nado arayo hehehe” kata jihyeon “ini nomor ponselku” kata nichkhun sambil memberikan selembar kertas pada yeoja itu “aku akan menghubungimu nanti nichkhun-ssi” jawab jihyeon dengan senyuman yang lebar. Sepulang dari lokasi syuting nichkhun berjalan-jalan di pinggiran jalan Tokyo sambil menikmati udara dingin jepang.
        “uuu… tteoppoki meokgosipda~” kata jihyeon yang tiba-tiba ada di sampingnya “eo? Jihyeon-sii wae yeogisseoyo?” Tanya nichkhun yang sedikit kaget melihat yeoja itu ada di sampingnya “wae? andwaeyo?” Tanya jihyeon “aniyo.. geureom aniyeo.. kau tidak seharusnya disini, ini sudah hampir larut malam, seharusnya jihyeon-ssi ada di hotel bersama manager dan crew yang lain” kata nichkhun “hahaha… apakah kau memang seperti ini biasanya?” Tanya jihyeon dengan wajah yang ceria “seperti ini bagaimana?” Tanya nichkhun “sangat perhatian pada wanita. Haaah.. seandainya aku punya seseorang yang bisa membuatku selalu nyaman seperti nichkhun-ssi… aku pasti akan senang” kata jihyeon tiba-tiba “eiyy… kau tak perlu orang sepertiku untuk bahagia. Nikmati hidup yang kau jalani sekarang” jawab nichkhun “nichkhun-ssi…” panggil jihyeon yang suaranya tiba-tiba menjadi lembut “ne” jawab nichkhun “nae son-i jabajulaeyo?” Tanya jihyeon dengan malu-malu “aniyo, anjabayo” jawab nichkhun “waeyo? Jasireun… naega, nichkhun-ssi hante johayo” nichkhun yang mendengar pengakuan itu langsung merasa terkejut “tidak ada yang tak bisa ku suka dari dirimu, kau terlalu sempurna di mataku. Hanbeonman nae son jabayo… jebal” lanjut jihyeon “jihyeon-ssi… tak ada yang bisa kau suka dari ku. Aku akan menikah beberapa minggu lagi dan aku tak mungkin membatalkannya hanya karena yeoja yang baru saja ku cium di iklan. Kau mengerti itu kan?” kata nichkhun “bagaimana jika yeoja itu sangat menyukaimu sampai ia rela melepaskan semuanya demi dirim kau? Akankah kau menerimanya?” Tanya jihyeon, suasana disana jadi terasa asing dan canggung karena percakapan yang dimulai oleh jihyeon “aku tetap tak bisa. Sudah ada seseorang yang melepas semuanya demi aku, aku tak bisa membiarkan kau melepaskan semuanya demi aku juga jihyeon-ssi. Bagaimanapun kau menyukaiku, yeoja itu lebih dulu mengambil hatiku” jawab nichkhun lalu membalikan badannya dan pergi “nichkhun-ssi…” panggilnya lagi, tapi nichkhun tak membalikan badannya, jihyeon berlari dan membalikan badan nichkhun lalu dengan sekejap menciumnya, nichkhun melepasnya dengan paksa “apa yang kau lakukan! Kau gila?! Orang-orang akan membuat berita tentang ini!” bentak nichkhun “sudah ku bilang aku akan melepaskan semuanya demi kau” jawab jihyeon “kau gila” kata nichkhun lalu pergi ke hotelnya. Di kamar hotel ia berusaha menghubungi Victoria untuk memberi tahu apa yang baru saja terjadi tapi ponselnya tak aktif.
                                                ***
        Sementara itu di korea, “eonni eonni eonni!!!” panggil Krystal “wae? ” jawab vic “khun oppa pulang hari ini kan?” Tanya krys “oh, ada apa?” Tanya vic lagi “aku harus mengambil parfum titipanku hehehe… kau akan menjemputnya?” Tanya krys lagi “tentu saja, kau mau ikut?” Tanya vic  “ani, aku bereskan apartment saja…” jawab vic “kalau begitu aku pergi belanja ke supermarket dulu, kau jaga apartmentku ya! Hehehe annyeong~ ah! Kau mau makan apa krys?” Tanya vic sambil mengambil tasnya “japchae! Hehehe buatkan yang enak untukku oh! Mappo tofu juga” jawab krys “arasseo, jankaman gidaryeo” jawab vic lalu berangkat ke supermarket di dekat apartmentnya yang lumayan komplit. “eommonim… annyeonghaseyo~ jaljinaeseoyo eommonim?” Tanya vic dengan bersemangat “geureomyeon~ ouw… kau sangat cantik hari ini, dan sangat bersemangat. Ada apa?” Tanya ahjumma pemilik supermarket itu “ne… nichkhun-ssi akan pulang hari ini jadi aku akan memasak untuknya hehee..” jawab vic lalu mengambil belanjaannya dan membayar “gamsahabnida eommonim~” kata vic “oh… cheonma~ annyeong~” jawab ahjumma itu. Vic keluar dari supermarket itu sambil melihat ponselnya karena ada satu pesan “nugu..?” kata vic isi pesan itu menyuruh vic untuk membuka satu web berita, ia berjalan sambil membuka web itu “uhm? Mwoya igo?” katanya lagi saat membaca judul artikel itu ‘new scandal’, vic berjalan sambil membaca isi artikel itu, ia menyeberang, ponselnya terjatuh karena ia tersandung sesuatu, ia mengambil ponselnya, dalam sekejap sebuah sepeda motor melintas dan menyerempet vic yang sedang mengambil ponselnya.
        Ahjumma yang berada di supermarket itu berlari lalu berteriak meminta tolong “Qian-a qian-a!! Gwaenchana? Eoddi appo?!” tanyanya panic “eommonim… nae bae… apayo.. (eommonim… perutku… sakit..)” kata vic dengan susah payah “jeogiyo!! Dowajuseyo!! Sallyeojuseyo!!!” teriak ahjumma itu “jiseok-a!! pyeongwon jeonhwa ppali!!!” suruh ahjumma itu pada seorang namja yang bekerja dengannya di supermarket itu “bi!! Bi!! Qian-a… jeongshin jaryeo! (darah! Darah!! Agassi… sadarkan dirimu!)”suruh ahjumma itu, 30 menit kemudian ambulans datang dan membawa vic ke rumah sakit bersama dengan ahjumma pemilik supermarket. “ahjummeoni! Uri eonni eoddiseoyo?” Tanya krys dengan paniknya “dia di dalam” jawab ahjumma itu sambil menujuk ruang gawat darurat “qian-i… dia mengeluarkan banyak darah. Aku takut sekali. Dia adalah orang yang baik, ia selalu memperhatikan kesehatanku, ia memberikan sup rumput laut saat aku ulang tahun karena aku tak mempunyai anak. Aku menyayanginya seperti anakku sendiri. Tapi aku tak bisa menjaganya. Maafkan aku” kata ahjumma “anieyo ahjummeonim. Vic eonni pasti akan baik-baik saja.” Jawab krys lalu mengusap punggung ahjumma itu. Tak berapa lama kemudian, seorang dokter keluar dari UGD itu. “eonni-neun? Gwaenchanaji?” kata krystal pada dokter itu “ia kehilangan bayinya. Maaf kami sudah berusaha dengan sebaik-baiknya” jawab dokter itu “ne?! mworagoyo? Uri eonni…insimieyo? (apa?! Apa yang kau bicarakan? Eonni… hamil?)” Tanya krystal kaget “ne, maseubnida. jyesonghabnida” jawab dokter itu lalu pergi “ige mwoya? Eonni-neun insimiya?!” kata krys pada dirinya sendiri, beberapa menit kemudian vic dibawa ke ruang rawat biasa dengan keadaan masih tidak sadarkan diri. Member f(x) datang ke rumah sakit saat mendengar berita itu dari krystal, “khun oppa eoddi? Khun oppa ara?” Tanya luna yang langsung panic saat melihat Victoria yang masih juga belum sadarkan diri “nado molla. Ponselnya tak bisa di hubungi. Mungkin ia sedang di pesawat? Kalau begini kita harus bagaimana?” jawab krystal “auuuuh!!! Jajeungna! Coba telepon lagi! Aku bisa mati karena panic kalau begini caranya!” kata sulli yang juga sangat panic “yeoboseyo?! Oppa!! Eoddisseo?!” kata krystal dengan suara yang keras “mm?? wae?” jawab khun dengan santai “eoddirago?! Anmalhae?!” kata amber yang langsung merebut ponsel krystal “aku di dorm, ada apa?” jawab khun “vic eonni ada di rumah sakit. Ppaliwa!” kata amber “mwo? Pyeongwon wae ddo?! Arasseo. kkeunheo” kata khun yang mulai di landa kepanikan juga.
        “oppa! Igo eotteokhae?” kata luna segera setelah khun sampai di rumah sakit itu “mwoga eottokhae?!” kata khun yang panic setelah melihat luna, sulli, amber, dan krystal diam di luar ruangan “kenapa kalian tidak menemaninya?!” Tanya khun “kami bahkan tidak di perbolehkan masuk setelah eonni sadar” jawab sulli “wae?” Tanya khun lagi “masuklah ke ruang dokter” suruh amber “ppali!” kata amber lagi. Khun masuk ke ruangan yang ditunjukan amber, “apa yang terjadi padanya?” Tanya khun langsung saat masuk ke ruangan itu “duduklah dulu” suruh dokter “ia hanya sedikit shock, semua yeoja merasakan itu saat mereka kehilangan bayinya” jawab dokter itu “ne? kehilangan apa? Bayi? Apa maksudmu?” Tanya khun dengan serius “kecelakaan itu, merenggut nyawa bayinya yang baru berumur 1 bulan dan masih rentan” jawab dokter itu “aku turut berduka, maaf kami tak bisa menyelamatkannya, kami sudah melakukan yang terbaik” jawab dokter itu, “kau ini dokter! Kenapa kau tak bisa menyelamatkannya?!!” teriak khun, mereka yang mendengar teriakan khun langsung menerobos masuk ke ruangan dokter itu “oppa!! Geumanhae!” teriak sulli yang langsung menahan tangan khun yang sudah terkepal dan siap meninju dokter tak bersalah itu “jyesonghabnida” kata sulli “oppa kaja” kata sulli dibantu oleh amber dan krystal “itu wajar, aku sering mengalaminya. Tak apa-apa luna-ssi” kata dokter itu saat melihat luna yang menatapnya merasa bersalah “gomabseubnida, annyeonghigaseyo” kata luna lalu pergi keluar.
        “eonni… ini aku luna, tak maukah kau membiarkanku masuk sebentar? Aku sangat khawatir eonni… aku mohon” kata luna mencoba membujuk vic “keogjeong hajima, nan gwaenchana” jawab vic pelan dan gemetar “eonni… ureo? Uljima eonni” kata sulli yang juga ikut menangis “an-ureo… jibaeg ga… nan gwaenchana” jawab vic lagi. Setengah jam kemudian khun datang dengan kunci cadangan pembuka kamar vic dan berhasil membukanya “eonni… gwaenchana?” Tanya krys “eonni… ireohjimayo” kata luna sambil memeluk vic. “aku kehilangan dia… yang tak akan ku dapatkan lagi. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku bahkan tak tahu dia ada disini, aku bahkan belum sempat memegang tangan mungilnya, dia bahkan belum menghirup udara pertamanya… dia belum melihat aku sebagai ibunya… bagaimana aku bisa hidup sekarang?! Bagaimana?!!” kata Victoria yang mulai menangis lagi dengan keras “aku bahkan tak bisa membenci orang lain karena kehilangannya… aku meledakan jantung kecil itu. Bagaimana aku hidup sekarang?!” kata vic sambil terus memukul mukul dadanya “mianhae…” kata khun yang perlahan mendekat “gakgai ojima!” kata vic “aku tak mau melihatmu sekarang!” lanjut vic sambil menangis “eonni wae? wae irae?” Tanya amber “aku bahkan tak bisa menyentuh bayiku karena orang itu! Jauhkan dia dariku!” kata vic sambil terus menangis “wae? apa yang khun oppa lakukan?” Tanya krystal “karena baru menemuimu sekarang, dan karena aku tak tahu kau sedang mengandung anak kita… maafkan aku” kata khun sambil duduk di samping vic dan mengelus rambutnya “nan nichkhun-ssi moweo!” kata vic sambil membalikan badannya memunggungi khun “maafkan aku.. aku tak bisa menjagamu dan… anak kita” kata nichkhun “aku mempersiapkan semuanya disini, aku yang mengurus semua tentang pernikahan itu, tapi kau… kau… malah berkencan dengan wanita lain di sana? Dan kau bilang apa? Kau bekerja? Konser? Syuting?! Lalu apa yang kau lakukan di pinggir jalan dengan seorang yeoja dan menciumnya. Aku sedang membaca artikel itu saat aku kehilangan bayiku! Kau gila?!” kata vic yang lalu duduk di tempat tidur itu “karena itu, aku minta maaf. Aku minta maaf karena tak bisa menjaga diriku dari yeoja seperti itu, dan aku minta maaf karena membiarkanmu mengurus semua tentang pernikahan kita sendirian. Dan aku minta maaf karena aku tak ada bersamamu saat kau kehilangan bayi kita” kata khun lalu memeluk Victoria “aku tak mau kehilangan dirimu. Aku bisa gila kalau kau seperti ini terus, ku mohon, maafkan aku. Karena ini semua, dan karena semua yang ku lakukan padamu.” Lanjut nichkhun “kalau bagitu kembalikan bayiku! Kembalikan dia! Bawa dia kepadaku sekarang” kata vic sambil berusaha melepaskan pelukan nichkhun “kau tak mau kehilangan aku? Aku juga tak ingin kehilangannya.” Lanjut Victoria.

TBC