Translate

Translate

Senin, 15 Juli 2013

I Will Show You 2




Cast : Choi Siwon
          Kwon Yuri
          Choi Sooyoung
          Lee Donghae


Yuri dan Sooyoung berbincang sebentar, hanya sebentar karena yuri tak mau lebih dekat lagi dengan Sooyoung, wae? Karena ia tak mau mengingat memori saat remajanya bersama Sooyoung dan siwon.
            “aku akan pulang ini sudah larut malam, terimakasih atas soju-nya. Nanti akan ku balas teraktiranmu. gomawo” kata yuri sambil berjalan keluar dari kaki lima itu “yuri-a!” panggil Sooyoung “mmm… majjimak puttakaeo ” kata Sooyoung lalu berjalan mendekat kearah yuri berdiri “siwon oppa… gwenchana-yo?” Tanya Sooyoung sedikit ragu “siwon oppa, gwenchana. Kogjeongmal, aku merawatnya dengan baik. Lagi pula kau kan memang tak pernah dekat dengannya, kau tak perlu menanyakan kabarnya” jawab yuri “apa maksudmu merawat dengan baik? Kalian… berkencan? Oh, aku tahu, aku hanya penasaran saja” kata Sooyoung dengan nada yang sedikit naik “molla-yo.. sudah ya, aku pulang dulu. Jaga kesehatanmu” kata yuri lalu berjalan dengan langkah gemetar yang cepat cepat ia buat setegak mungkin.
“oppa, aku ingin bertemu, temui aku di depan apartment-mu” kata yuri di telepon, siwon segera memakai mantelnya dan keluar untuk menemui yuri.
“ada apa? Malam malam begini, apa yang kau lakukan di luar? Kau bisa flu nanti” kata siwon ketika menemukan yuri sedang berada di depan gedung apartment-nya “aku hanya akan bertanya sekali, jadi dengarkan aku” kata yuri, siwon mengangguk “apa alasan oppa bersikap dingin padaku? Oppa mempunyai yeojachingu? Keurigu… apa oppa dan Sooyoung selama ini masih berhubungan? Anniya… bukan hubungan pacar tentunya, maksudku kalian masih saling mengabari atau tidak?” Tanya yuri panjang lebar “jawab aku choi siwon-ssi” kata yuri sambil menilap kedua tangan didepan dadanya “ey… kau sangat kekanakan malam ini. Sudah malam, mau ku antar pulang?” kata siwon mengallihkan pembicaraan “jangan mengalihkan pembicaraan oppa, aku serius” kata yuri “aku juga serius, kalau begitu kita bicara didalam ya, aku takut kau sakit nantinya” jawab siwon sambil merangkul yuri lalu berjalan masuk ke pintu gedung apartment-nya.

                                                                        ***

Yuri duduk tepat disamping namja yang selama ini disukainya, ia menatap wajah siwon “oppa, oppa masih tak bisa menyukaiku?” Tanya yuri “oppa, menyukaimu yuri. Neomu jeoahae” jawab siwon “oppa… masih menyukai Sooyoung?” Tanya yuri tiba-tiba “aku tak akan menanyakan hal ini dua kali, aku benar benar khawatir selama ini, aku sangat takut untuk menanyakan ini pada oppa, aku takut jawaban oppa berbeda dengan yang ku harapkan. Aku kira setelah aku menemukanmu kembali, ini akan menjadi hal yang menyenangkan. Ternyata aku malah tambah khawatir dan menjadi lebih tersiksa  ” kata yuri, siwon menatapnya dengan dalam “sudah selesai bicaranya? Kau pikir selama ini aku tak khawatir? Oppa menyukaimu… baiklah selama ini mungkin hanya sebagai adik, tapi dengar, siapa yang tahu? Mungkin aku akan mulai menyukaimu seperti namja yang menyukai yeoja. Dan aku akan menepati janjiku yuri-a… oppa akan menjagamu selamanya, apapun yang terjadi” jawab siwon “oh ya, oppa tak pernah menyukai Sooyoung, kau harus ingat yang satu itu” lanjut siwon “jadi berhentilah mengintrogasiku” kata siwon sambil menyanggah dagu yuri “sudah ku bilang jangan tundukan kepalamu kwon yuri, kau adik kesayangan oppa” kata siwon lalu memeluk yuri.

                                                                        ***

            Sooyeon membuka pintu apartement dengan tergesa-gesa “yuri-a!! yuri-a!! oddiga?” teriak sooyeon, saat ia berlari ke kamar yuri, ke dapur ke kamar mandi yuri tak ada dimana pun, “yuri-a… kwon yuri ku mohon aku tak bercanda! Kau dimana?” teriak sooyeon, ia berjalan keluar apartment lalu mengunci pintunya “ia benar-benar tak ada di dalam oppa, ottokajji?” kata sooyeon pada Donghae yang menunggunya di depan sedari tadi “lalu dia ada dimana?? Kita tak bisa membuat ahjumma menunggu bukan? Telepon dia! Palli!” kata Donghae yang ikut panik.
            Yuri sedang berada di kampusnya, ia sedang menyerahkan skripsi yang sudah ia kerjakan selama 3 bulan ini, yuri sangat puas dengan nilai yang ia dapat, ia tak menyesal telah begadang semalaman selama 3 bulan ini hanya untuk menyelesaikan skripsi akhirnya ini. Yuri sedang duduk di kantin sambil menyesap juice strawberry-nya, tiba-tiba sesorang datang berlari padanya, katanya ada namja yang menunggunya di parkiran, yuri cepat cepat menghabiskan juicenya dan berlari menuju parkiran kampusnya.
“sedang apa oppa disini? Dan kenapa raut wajah oppa seperti itu?” tanya yuri pada namja dihadapannya “oppa… ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi?” tanya yuri “sudahlah, ikut aku.. kita tak boleh kehilangan waktu lagi yuri-a” jawab Donghae dengan nada gelisah “kita mau kemana oppa?” tanya yuri sambil memasang sabuk pengamannya.

                                                                        ***

            “yuri… ahjumma, ada di rumah sakit. Ia mengalami kecelakaan saat ia pergi ke perusahaanya” kata Donghae sambil menggenggam erat tangan yuri “yuri-a.. berpegangan yang kencang, oppa akan mencari jalan supaya kau bisa bertemu ahjumma dulu, okay” kata Donghae lalu melajukan mobilnya dengan sangat cepat.
            Sesampainya di rumah sakit yuri hanya diam, ia tak mau masuk kedalam ruangan ibunya, ia tak mau mendekati pintu ruangan ibunya, ia ketakutan. Semua kejadian saat ia masih kecil teringat lagi, ia teringat saat ayahnya memukul ibunya dengan sangat keras, dan yuri merasakan perasaan takut kehilangan, perasaan yang sangat ditakutinya, perasaan yang tak mau lagi ia rasakan, perasaan yang membuatnya tak bisa melepaskan orang-orang yang disayanginya.

                                                                        ***

“yuri-a… ahjumma ingin bertemu denganmu, cepat masuk” kata sooyeon yuri menggelengkan kepalanya, “yuri-a… aku mohon, oppa sudah memohon kepadamu tapi kau tetap tak mau masuk?” Donghae ikut membujuk yuri, kali ini yuri melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan itu “yuri-a… eomma-kka… neomu neomu boggoshipoyo” kata ibunya sambil menggenggam tangan yuri “eomma kajjima” kata yuri sambil membalas genggaman tangannya “eomma… jangan tinggalkan yuri, yagseog?” kata yuri “mm… eomma yagseog, uri yuri… oh… eottoke? Bagaimana aku bisa meninggalkannya ya tuhan” kata ibu yuri tiba tiba menangis “eomma.. ulmyeon andwae” kata yuri sambil memeluk ibunya “yuri… hubungilah oppa-mu, ajak dia menjenguk eomma nanti, katakan padanya untuk menjagamu..” kata ibu yuri dengan suara yang sangat lemah “yu.. ri-ah… saranghae” kata ibu yuri sambil memegang erat pergelangan tangan yuri “eomma! Eomma! Andwae eomma! Andwae!! Kajjima… eomma… kajjimaragu!!! eomma” yuri menggoyangkan tubuh ibunya lalu menangis sangat keras “eomma… iggo.. yuri-a eomma… eomma…” tangis yuri semakin membuat suasana mengharu, yuri terduduk di samping ranjang, Donghae dengan sigap menahannya “yuri-a..” panggil Donghae “ah… oppa… eottokajji? Aaaaaaaah!!!” yuri menangis sambil memeluk dan memukul pelan pundak Donghae “yuri-a.. kita keluar dulu, jangan menangis disini, kasihan ahjumma… kau menangislah diluar sepuasmu” kata Donghae sambil membopong yuri keluar dari ruangan itu.
            “apa ku bilang oppa? Aku tak boleh masuk! Ketika aku masuk eomma akan pergi.. sekarang aku harus bagaimana? Naneun eottokae oppa” yuri terisak isak dipelukan Donghae.

                                                                        ***

            Siwon yang mendengar berita tentang yuri langsung pergi ke rumah sakit, ia berlari di koridor ruangan ibu yuri, ia mencari yeoja itu, yeoja yang ia tahu pasti sedang menangis keras, menangis keras seperti saat 12 tahun yang lalu, seperti saat ia mengenal yuri. Siwon sangat ketakutan, ia tak mau melihat yeoja itu menangis lagi, jadi ia berlari lagi mencari yuri.
            Ia menghentikan langkahnya yang terengah engah, saat melihat yeoja yang di khawatirkannya memeluk namja lain dan menangis sambil menghentak-hentakan kakinya, ia maju sedikit demi sedikit lalu melihat dengan lebih jelas “yuri-a…” panggil siwon “oppa… aku harus bagaimana?! Oppa..” kata yuri yang masih menangis dalam pelukan namja lain tanpa menghiraukan panggilan siwon “aku… tak punya siapa-siapa lagi kalau eomma tak ada! Aku sendirian oppa!” teriak yuri pada namja yang dipeluknya “yuri-a.. ini oppa… oppa datang kesini” kata siwon “oohh!!! Hiks!” yuri masih terisak dalam pelukan Donghae, siwon tercengang melihat yuri tak mengiraukannya, akhirnya ia berjalan dan melepaskan tangan yuri yang terlingkar di leher Donghae, yuri menatapnya sebentar lalu baru tersadar bahwa itu adalah siwon .

                                                                        ***

            “yuri-a… ini oppa” kata siwon perlahan “siwon oppa…” kata yuri lalu memeluk siwon lalu mulai menangis  terisak, dan ia terjatuh, ia pingsan.
            Sooyeon dengan setia menunggu yuri siuman, sooyeon menggenggam tangan yuri “kau harus kuat yuri-a.. aku membutuhkanmu… kami membutuhkanmu” kata sooyeon.
Sementara itu, siwon sedang berbincang dengan Donghae di luar. “jadi sebenarnya, kau siapa” kata siwon “aku… sahabat yuri” jawab Donghae ragu “sahabat? Namja chingu anniya?” tanya siwon “anniya, dan kau? Kau siapa yuri?” tanya Donghae “aku tak bisa menjelaskannya.. hubungan kami sulit dijelaskan, nae ireumi choi siwon” kata siwon “naneun, lee Donghae” kata Donghae, mereka terdiam cukup lama. Lalu siwon berdiri dan melangkahkan kakinya masuk ke ruang rawat yuri “chakkaman” kata Donghae “aku harap hubungan kalian, kau dan yuri, tak lebih dari sekedar sahabat.” Kata Donghae “kau pasti tahu, yuri pasti sudah bercerita tentang namja yang ia sukai selama ini. Itu aku. Jadi, kau juga pasti mengerti bagaimana perasaan ku kepada yeoja yang sudah menungguku begitu lama, ya.. aku akan mulai mengejarnya juga. Sebaiknya hilangkan harapanmu, mungkin kami akan segera berkencan” jelas siwon lalu segera masuk ke ruang rawat yuri.

                                                                        ***

            Yuri berganti baju menjadi hanbok berwarna hitam dan pita putih kecil di rambutnya, ya… itu adalah pakaian untuk keluarga yang baru saja ditinggalkan anggota keluarganya yang meninggal. Yuri terus duduk dengan menundukan wajahnya, ia terus saja menangis. Siwon yang ada di sampingnya hanya bisa menenangkannya sedikit, sedangkan tamu terus menerus datang, “yuri-a.. uljimma.. ayo sambut tamu-tamu itu, mereka mau mendoakan ahjumma, mm? mau ikuti kata-kata oppa kan?” bujuk siwon akhirnya yuri berdiri dan mulai menyambut tamu yang datang “kamsahamnida” hanya satu kata itu yang bisa terucap dari mulut yuri saat tamu datang.
            Mereka berdua pulang ke apartment siwon, yuri duduk sendirian di ruang tamu, dan mulai menangis lagi. Siwon membuatkan sup tulang sapi, untuk mengembalikan kesehatan dan kesegaran tubuh yuri lagi, lalu menaruhnya di meja makan “mogeo?” kata siwon “anniya oppa, aku tak lapar” jawab yuri “yuri-a, bagaimana kau bisa mendoakan ahjumma disana kalau kau sakit nantinya? Siapa yang akan memperingati hari kematian ahjumma kalau kau sakit nantinya? Hmm? Yuri-a… ayo makan” kata siwon sambil merangkul yuri “oppa..” kata yuri sambil memeluk siwon “aku tak mau hidup lagi, aku mau ikut eomma saja. Tak akan ada lagi yang perduli padaku, bahkan appa, ia tak akan mungkin datang untuk melihatku sebentar saja, dan aku harus menghubungi oppa-ku? Kalau begitu aku akan mati ditangannya, ia sangat membenciku. Naneun eottokae? Apa yang harus ku lakukan oppa!?” kata yuri sambil menangis “kau harus hidup yuri, kau harus hidup. Setidaknya hiduplah untukku, untuk sooyeon, untuk…Donghae. Hiduplah untuk kami.kau ini bicara apa? Apa yang sedang kau bicarakan? Tak ada yang perduli padamu? Lalu aku? Aku ini kau anggap apa?  Apa aku kurang perduli padamu? Kau ingin aku seperti apa?” kata siwon sambil melepas pelukannya “kita akan tinggal disini, kau dan aku akan tinggal bersama. Jadi aku akan tetap mengawasimu, aku akan bisa melindungimu lagi ” kata siwon “jadi, sekarang ayo makan. Aku sudah lapar, apa kau tak lapar?” lanjut siwon, yuri hanya mengangguk.

                                                                        ***

            Donghae membuka pintu rumahnya dengan perlahan, ia tahu keluarganya pasti sudah tidur, karena ia pulang larut malam. Donghae berjalan menuju kamarnya di lantai dua, “dari mana saja kau lee Donghae?” Tanya ayahnya “oh, kabjagia! Abojji.. choneun…” katanya tergagap “kau ini, kau adalah penerus bisnis keluarga, tapi kau pulang selarut ini, apa yang akan di katakan orang hah?! Jangan buat malu keluarga lee Donghae! Lihat adikmu! Contoh dia!” bentak ayahnya “dde abojji, sesongamnida” kata Donghae sambil meneruskan jalannya menuju kamar “oddiga?! Aku belum selesai bicara!” kata ayahnya “yeobo… sudahlah, kasihan Donghae baru saja datang, lagi pula ia sudah meminta izinku untuk pulang malam. Sudahlah yeobo biarkan dia istirahat” sela ibu Donghae “cah.. masuklah, kau perlu istirahat” kata ibunya pada Donghae “kamsahamnida eommoni” jawab Donghae lalu masuk ke kamarnya.
            “hyung… gwenchanayo? Jangan pikirkan perkataan abojji. Kau tahu dia kalau sudah marah sering membanding-bandingkan kita. Hyung… istirahatlah, aku tahu hari ini pasti berat untukmu” kata Dongjin dari luar kamar, Donghae menatap lekat layar ponselnya, ia berencana untuk menghubungi yuri secepatnya, ia tahu yuri pasti ada di rumah namja itu, tapi ia masih tetap khawatir.

                                                                        ***

            Donghae menggenggam erat ponselnya, bahkan saat ia tertidur.  Dan ia cepat cepat mengangkat ponselnya saat benda itu bordering “yeobseo? Yuri-a? oddiga? Mogosseo?” Tanya Donghae berturut-turut “oh oppa, dde mogoyo.” Jawab yuri “aku mengganggu? Oppa pasti sudah tidur, ini sudah jam 2 pagi” kata yuri “ah anniya… bagaimana aku bisa tidur kalau aku terus saja memikirkanmu? Kenapa baru menelpon sekarang? Kau tahu seberapa khawatirnya aku?” kata Donghae “mianhae oppa, aku ada di apartmet siwon oppa, kogjeongmal… aku sudah lebih baik sekarang, jadi tidurlah” jawab yuri “good night” lanjut yuri lalu menutup teleponnya.
Ya… setidaknya, yuri sudah menelponnya, tak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Yeoja itu bersama orang yang akan melindunginya, yang akan selalu melindunginya. Donghae menyandarkan tubuhnya di tembok sebelah ranjangnya, ia menutup mata sambil menggelengkan kepalanya. Ia merasa seluruh tubuhnya akan hancur. Tentu saja, rasanya seperti ia baru saja mencabik tubuhnya sendiri, sejak yuri berkata bahwa ia sudah menemukan namja yang ia sukai sejak lama itu, choi siwon.
            Ditempat lain, yuri sedang berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air,ia merasa badannya sangat lemah untuk di gerakan, karena ia hanya makan beberapa sendok tadi. lalu duduk kembali di sofa sambil mendengarkan lagu kesukaannya, super junior ‘shes gone’, yuri tertidur, tertidur di sofa sambil mendengarkan lagu itu.
            Siwon berjalan menuju kamar yuri, betapa terkejutnya ia begitu melihat tak ada siapapun di kamar itu, siwon mencari cari dimana yuri berada, ia menghela nafasnya ketika melihat yuri sedang tertidur pulas di sofanya. Siwon mengangkat yuri ke kamarnya, “kenapa kau tidur di sofa? Bukankah kamar ini sudah jadi milikmu juga?” gumam siwon lalu menyelimutinya, siwon berjalan untuk mematikan lampu, ketika yuri menggenggam tangannya “oppa… museowo” kata yuri “museowo? Wae? nan yeogisseo” jawab siwon “kajjima oppa” kata yuri sambil berusaha untuk duduk “wae? Appo? Oddiseo appo?” Tanya siwon khawatir, yuri menaruh kepalanya di kedua paha siwon, lalu memeluk tangannya “aku takut oppa juga akan meninggalkanku, seperti eomma meninggalkanku. Temani aku disini oppa, kalau tidak biarkan aku yang menemani oppa dikamar” kata yuri sambil memejamkan matanya “kalau begitu kau ingin aku  tidur disini denganmu?” Tanya siwon sambil tertawa kecil “hmm.. tidurlah disini” jawab yuri.

                                                                        ***

            Yuri bangun dari tidurnya, dan langsung menatap wajah namja yang bersamanya dari semalam, yuri mempererat pelukannya pada tubuh siwon, karena air mata mulai mencoba mengalir dari matanya lagi, ia terisak, dan tanpa sengaja membangunkan siwon “mmh? Urronnde? Wae urro?” kata siwon dengan suara bangun tidurnya, yuri hanya menggelengkan kepalanya, siwon mempererat pelukannya pada yuri “arraseo… menangislah. Ini untuk yang terakhir kali aku melihat kau menangis, arraseo? Berjanjilah untuk tidak menangis lagi” kata siwon sambil mengelus rambut yuri.
            Siang harinya
Sooyeon sedang dalam perjalanan ke kampusnya, dan tanpa sengaja bertemu dengan donghae yang sedang berjalan jalan di sekitar kampus sooyeon “donghae oppa?” panggil sooyeon “oh, sooyeon-a. kau mau ke kampus? Kalau begitu kita pergi bersama” kata donghae “wae? Ada apa? Kenapa kau seperti ini?” Tanya sooyeon “yuri… gwenchana? Apa dia masih menangis?” Tanya donghae “ia tak memberitahumu? Dia akan tinggal bersama siwon-ssi?” Tanya sooyeon “ah baja, ia sudah menelponku semalam. Aku lupa” jawab donghae “kau pasti sangat khawatir kan oppa? Tenang saja, yuri ada di tangan yang tepat ku rasa” jelas sooyeon donghae hanya menarik nafas dan melanjutkan jalanya.

                                                                        ***

            ‘oppa, temui aku di café ayahmu, jam 3 nanti’ donghae membuka pesannya dan langsung tersenyum.
            Yuri datang dengan coat putih dan kaca mata hitamnya “oh. Wasseo? anjja” sapa donghae “donghae oppa.. aku butuh bantuanmu” kata yuri sambil menaruh tas di pangkuannya “bantuan? Apa? Asal kau tak meminta yang macam macam, aku mau” jawab donghae “tapi sebelumnya oppa, aku akan menanyakan sesuatu  padamu. oppaneun jeoleul sarang?? (apa oppa mencintaiku?)” Tanya yuri sambil menatap jauh kedalam mata donghae, tapi donghae hanya tersenyum “jawab aku” kata yuri lagi “geurae.. aku mencintaimu, wae?” jawab donghae dengan lantang “tapi, kenapa oppa tak pernah mengatakannya padaku? Apa sekarang aku sudah tak menarik lagi untukmu?” Tanya yuri dengan ragu “aku? Mengatakannya padamu?” tiba-tiba donghae merasa tak sesemangat tadi “wae? Kalau aku mengatakannya kau akan berbalik mencintaiku?” Tanya donghae “kalau aku mengatakannya, akankah kau berhenti menyukai choi siwon? Eoh? Tidak kan? Jadi untuk apa aku mengatakannya? Dan- ah sudahlah lupakan” kata donghae “setidaknya jika oppa mengatakannya padaku, aku tak akan terus membuatmu terluka. Atau mungkin aku tak akan membiarkan diriku untuk menunggu siwon oppa untuk selama ini. Dan mungkin aku akan memilihmu” kata  yuri.

                                                                        ***
           
            “setidaknya jika oppa mengatakannya padaku, aku tak akan terus membuatmu terluka. Atau mungkin aku tak akan membiarkan diriku untuk menunggu siwon oppa untuk selama ini. Dan mungkin aku akan memilihmu” kata  yuri. Sekejap, mata donghae menggambarkan kekecewaan yang dalam, penyesalan karena ia tak mempunyai keberanian, ia tak bisa menyatakan cintanya pada yeoja yang ia cintai.

                                                                        ***

            Siwon berjalan menuju sebuah supermarket untuk membeli perlengkapan di rumahnya yang sudah hampir habis, ia memang bisaa mempersiapkannya sendiri, jadi ia sudah terbisaa.
“oppa, oddiga?” Tanya yuri di telepon “aku di supermarket, wae?” jawab siwon “kenapa tak bilang padaku? Kalau kau bilang kan aku bisa membelikan perlengkapannya untuk mu -_- kalau begitu aku menyusul ya oppa. Jangan berbelanja apapun dulu sebelum aku datang!” kata yuri. Siwon hanya tersenyum sambil mencari tempat duduk untuk menunggu yuri.
5 menit kemudian
            “siwon oppa?” kata seseorang dari balik tubuh siwon “kenapa kau cepat sekali kwon yuri?” jawab siwon “kwon yuri? Kau sedang menunggu seseorang rupanya” kata yeoja yang memanggilnya tadi “c..choi sooyoung?” kata siwon terbata-bata “urrimaniyea, oppa” kata yeoja itu “o..oh urrimaniyea” kata siwon  sedikit gugup. Mereka berbincang cukup lama karena yuri belum juga datang.
“rupanya kau tak berubah oppa, wajahmu bahkan hanya berubah sedikit. Aku benar-benar bisa mengenalimu kkk~ bagaimana kabarmu? Kenapa tidak mengabariku kalau kau sudah pulang ke korea? Kalau kau mengabariku, kita kan bisa mengobrol dari awal” kata Sooyoung “aku sengaja tak mengabarimu, kau khawatirkan? haha” jawab siwon “oppa ini, sekarang oppa tinggal dimana? Aku ingin main ke apartment oppa sekali-kali” kata Sooyoung “aku tinggal di apartment yang kita lihat dulu, sewaktu pulang sekolah” kata siwon “ah! Yang itu! Kalau tahu begitu dari kemarin aku sudah datang mengunjungi oppa~ kenapa sih oppa tak mau mengabariku” kata Sooyoung terdengar sedikit kecewa.
“oppa, siwon oppa.. apa kau tak merindukanku?” kata Sooyoung sambil melingkarkan tangannya di lengan siwon dan menyenderkan kepalanya di bahu siwon “rindu? Tidak, bisaa saja.. mmm jinri-a, jangan begini” jawab siwon sambil melepas tangan Sooyoung “aaaa… shiro~ aku kan rindu oppa” kata Sooyoung sambil melingkarkan tangannya lagi.
                                                                                    ***

            “siwon oppa dimana sih? Katanya mau menungguku” kata yuri sambil berkeliling mencari siwon. “ah! Itu dia!” kata yuri yang melihat coat yang dipakai siwon tadi pagi, yuri segera menghampirinya.
            “Oppa! Nawasseoyo~” kata yuri sambil tersenyum riang “oppa?” melihat Sooyoung melingkarkan tangannya di lengan siwon raut wajahnya langsung berubah “yuri-a! annyeong!” kata Sooyoung dengan riangnya “oppa…. Iggo mwoya?” kata yuri tanpa memperdulikan Sooyoung yang menyapanya “yuri-a, ini tidak seperti yang kau pikirkan. Jinjja!” jawab siwon sambil berusaha melepas tangan Sooyoung “a..ah daeseo. Aku akan pulang duluan oppa” kata yuri dengan suara yang pelan, sambil berusaha menenangkan dirinya. Yuri pergi dengan langkah yang cepat, secepat detakan jantungnya. Ia menarik nafas, lalu mengeluarkannya perlahan supaya amarahnya hilang. Siwon langsung melepaskan tangan Sooyoung, dan mengejar yuri yang pergi keluar menuju parkiran “yuri-a! kwon yuri!” panggil siwon “hya! Gidaryo! Yuri-a!” panggil siwon “stop! Oppa! Jangan dekati aku!” kata yuri yang langsung diam di tempat, siwon mendekatinya selangkah demi selangkah “ku bilang jangan dekati aku! Diam disitu! Jangan dekati aku” kata yuri sedikit berteriak, siwon memeluknya dari belakang “mianhae, itu tidak seperti yang kau pikirkan, dia yang memelukku, bukan aku yang menyuruhnya.. jinjja!” kata siwon sambil masih memeluk yuri, “nan, gwenchana-yo.. jinjja! Keurigu… oppa menyukainya kan? Diperlakukan seperti itu oleh Sooyoung, oppa pasti menyukainyakan? Aku tidak apa-apa oppa.. pergilah” kata yuri sambil melepas pelukan siwon dan menghapus air matanya “tapi kau menangis lagi” jawab siwon “aku  bukan menangis karena sedih. Aku menangis karena bahagia, oppa dan Sooyoung mungkin akan bersama. Oh naneun haengbokhae” kata yuri sambil berjalan “kau tak menginginkanku lagi?” Tanya siwon tiba-tiba, yang membuat yuri langsung diam di tempat “mm.. aku tak menginginkanmu lagi” jawab yuri sambil menghapus air matanya dan berusaha tersenyum “tapi aku menginginkanmu, apa yang harus ku lakukan?” Tanya siwon, yuri terdiam.. “aku akan tinggal di apartment-ku lagi oppa. Aku pergi dulu” kata yuri lalu membalikan badannya dan pergi “kau mau begini terus padaku kwon yuri!? Saat ku menyukaimu kau akan mengabaikanku?! Itu yang kau rencanakan?” kata siwon, yuri hanya melanjutkan jalannya sambil bergumam dalam hati bahwa itu tidak benar, bahwa sesungguhnya ia ingin kembali pada siwon dan memeluknya.

                                                                        ***

            Siwon menghampiri yuri dan membalikan badannya “lihat aku! Apa aku terlihat sedang bercanda sekarang?! Kau pikir aku bercanda sekarang? Kau ingin aku membuktikannya?!” kata siwon yang memegang kedua pipi yuri “oppa, hajima” kata yuri yang masih berair mata “…..” siwon hanya diam, sambil mendekatkan wajahnya ke depan wajah yuri dan mencium bibirnya dengan perlahan dan lembut. Yuri menutup matanya lalu perlahan mendorong tubuh siwon untuk menyingkir “kenapa oppa tak mau mendengarkanku? Aku bilang jangan lakukan ini oppa..” kata yuri sambil mengusap bibir dengan ibu jarinya “selama apapun aku menunggu aku masih sanggup, tapi Sooyoung? Mungikn dia tak bisa menunggu selama aku. Mungkin oppa juga akan lebih nyaman bersama yeoja yang oppa cintai” lanjut yuri “wae? Kenapa kau berfikir aku menyukai jinri?” Tanya siwon “kenapa kau menolak ciumanku? Kenapa kau menghindariku? Kenapa kau bilang kau tak menginginkan ku lagi? Wae?” lanjut siwon dengan tatapan serius “oppa molla, oppa amugotto molla” jawab yuri “maka dari itu beritahu aku sekarang! Nan molla, nan amogotto molla! ” jawab siwon “yuri-a.. nan mido! oppa tak akan membuat air mata keluar dari matamu lagi” kata siwon sambil memeluk yuri, dan kali ini yuri  membalas pelukannya.
                                                                        ***

            “oh, sooyeon-a? oddiseo? Aku akan pulang hari ini, tolong siapkan kamarku ya.. mm.. gomawo, kkeuno” kata yuri di telepon. Yuri tetap pada pendiriannya, bahwa ia akan kembali ke apartment lamanya bersama sooyeon, yuri membereskan barang-barangnya dari apartment siwon lalu merapikan kopernya dan memasak untuk sarapan siwon.
            “oppa, irrona.. ini sudah jam 9!! Ayo bangun” panggil yuri “mmm… 5 menit lagi” kata siwon dari dalam kamar “anirrona?! Hana.. ddul.. seit!” hitung yuri dan dalam hitungan ke tiga siwon langsung keluar dari kamarnya, “nan irrona yuri-a~” kata siwon sambil menggosok gosok matanya, “ayo makan sarapannya..”  kata yuri “kita sarapan apa pagi ini?” Tanya siwon sambil duduk di meja makan dan membuka tutup meja makanya “yummm… kajja meokgo!” ajak siwon “wae? Kenapa kau diam saja? Sini..” panggil siwon “anniya.. aku sudah sarapan tadi, oppa makan sendiri saja ya” jawab yuri “mmm.. begitu, baiklah” kata siwon sambil memakan makananya. Yuri menyeret kopernya keluar dari kamar lalu menaruh korper itu di sofa dekat tv, siwon yang mendengar suara seretan itu langsung menengok ke arah yuri “iggo mwoya?” Tanya siwon “koper, oppa nan jibaek halkaeyo, gieog annha?” jawab yuri sambil mengambil coat cokelatnya dari kamar “kau mau kemana lagi? Bukankah aku sudah minta maaf?” kata siwon “mm…. benar, oppa sudah minta maaf” kata yuri sambil membenarkan kerah coat-nya “lalu kenapa kau mau pergi sekarang? Apa aku berbuat salah lagi?” Tanya siwon “anniya, obseo. Aku hanya ingin pulang, itu saja…” jawab yuri, siwon berjalan mendekati yuri “lagi? Kenapa kau selalu menjawab pertanyaanku dengan jawaban yang sama? Apa apartmentku kurang nyaman? Kalau begitu ayo kita pindah, eoh? Atau kau ingin kita membeli rumah bukan apartment? Baiklah. ayo kita beli” kata siwon sambil memegang pundak yuri “anniya oppa, aku hanya tak ingin tinggal disini terus, aku tak ingin meninggalkan sooyeon sendiri di sana, aku tak ingin membuat oppa kerepotan disini. Aku tak ingin ada sesuatu terjadi lagi” kata yuri “lagi pula oppa, kapanpun kau ingin menemuiku, kau bisa datang ke aparmentku bukan? Itu hanya sekitar 2 km dari sini” lanjut yuri “tapi tetap saja aku akan merindukanmu. Walaupun begitu kau masih ingin pergi?” Tanya siwon “kalau begitu biar ku antar” lanjut siwon “aigoo~ oppa, aku ini bukan anak kecil lagi, aku akan pulang sendiri, lagi pula aku mau menemui seseorang dulu” jawab yuri “nugu? Donghae?” Tanya siwon dengan raut wajah yang sedikit murung “mm.. bajjayo. Oppa, habiskan sarapanmu… nan galkaeyo annyeong~” pamit yuri, siwon hanya diam sambil melihat yuri menutup pintu.

                                                                        ***

            Donghae mampir ke apartment yuri dan sooyeon,hanya untuk sekedar menitipkan kimchi buatan ibunya untuk mereka. “oppa, kau dating kesini hanay untuk memberikan ini? Benarkah?” Tanya sooyeon “ah… anni, mmm… aku mau melihat yuri sebenarnya. Yuri ada?” Tanya donghae “ada, dia sedang sedikit demam, tadi malam ia terkena flu suhu tubuhnya 38,7c, tapi syukurlah sekarang sudah turun.. oppa tak perlu khawatir. Tapi kalau mau melihatnya, dia sedang istirahat dikamar, masuk saja” jelas sooyeon sambil menaruh kimchinya di kulkas “k..kau… sudah memberitahu siwon?” Tanya donghae ragu “belum, sudahlah yuri hanya flu saja, tidak usah diberitahu besok juga yuri akan sembuh” kata sooyeon “m.. anniya, aku pulang dulu. Sampaikan pada yuri, aku dating. Na ga” kata donghae sambil berjalan lunglai ke arah pintu apartment.
            “yuri-a, tadi donghae oppa datang membawakan kimchi um… demamu sudah sembuh? Sudah telpon siwon-ssi?” Tanya sooyeon “kenapa tak membangunkanku? Padahal ada sesuatu yang ingin ku katakana pada donghae oppa” kata yuri “wae? Musun iriseosseo?” Tanya sooyeon “anniya, geunyang” jawab yuri “oh dan demamku sudah sembuh, dan.. sepertinya aku tak berniat memberitahu siwon oppa. Ah entahlah perasaanku sedang tak enak hari ini, dan entah apalagi yang akan terjadi padaku” jawab yuri sambil mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
            Alih-alih menyelesaikan pekerjaanya, siwon malah asyik membayangkan apa yang sedang yuri lakukan di apartmentnya, ia sibuk dengan lamunan-lamunan yang seharusnya tak ia lakukan saat bekerja. ‘tok..tok..tok..’ suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya “masuk” jawab siwon “oppa, na wasseo” kata seorang yeoja yang berpakaian full color dan rambut di ikat satu “mm… anja” suruh siwon pada tamunya itu “oppa, jaljinaesseo? Naneun, oppa-rang neomu neomu bogoshipoyo” kata Sooyoung “oh, na jaljinaesseo. Geurae? gomawo” jawab siwon agak di buat buat “wae? Oppa tak senang? Oppa, naneun oppa-rang boggoshipoyo, oppa shiro?” Tanya Sooyoung “eoh? Anniya, nan haengbokhae, gomawo.” Jawab siwon “oppa tak merindukanku juga? Oppa tak menjawab ucapan rinduku” jawab Sooyoung sedikit manja, siwon tak menjawab, ia hanya terus melihat komputernya yang sedari tadi belum tersentuh “ah, daeseo… oppa, aku bawa japchae, makanan kesukaan oppa, ku suapi ya?” Tanya Sooyoung “aku belum lapar, nanti saja aku makan sendiri” tolak siwon halus “keundae oppa,ini kan sudah jam makan siang, ayolah sedikiiit saja eoh? Jaebal..” paksa Sooyoung “oppa! Aku datang kesini untuk melihatmu, tapi malah diabaikan.. perhatikan aku sesekali kenapa?” kata Sooyoung “kau bukan orang, yang manja seperti ini Sooyoung-a… jadi jangan lakukan itu sekarang” jawab siwon dingin, Sooyoung menatapnya sinis “wae? Karena yuri?” Tanya Sooyoung tiba-tiba ada telpon yang masuk ke telepon di ruangan siwon “mm? arraseo, suruh saja masuk, kenapa kau masih saja bertanya. bukankah sudah ku beritahu kemarin.” Jawab siwon lalu menaruh telponnya kembali “nugu? Siapa yang akan datang?” Tanya Sooyoung “oppa~ meogo kajja!” kata seseorang yang sedari tadi di tunggu siwon “oh, meogo kajja” jawab siwon yang langsung bersemangat dan berdiri dari kursinya, “Sooyoung? Wae yeogisseo?” Tanya yuri “aku membawa makanan kesukaan siwon oppa, tapi oppa tak mau memakannya” jawab Sooyoung yang masih memegang sumpit “oppa, wae? Sooyoung sudah sulit-sulit membawanya kesini, tapi oppa tak mau memakannya, huh napeun. Sooyoung-a meogo kajja” kata yuri “yuri-a..” tiba-tiba siwon menahannya “wae tto? ” kata yuri dengan sura yang sedikit sebal “ah, anniya. Meogo kajja” jawab siwon , dan yuri menata makanan yang ia bawa di meja santai ruangan siwon, saat yuri berjalan dan ingin duduk di samping siwon detik berikutnya Sooyoung sudah berada di samping siwon ,dan hanya bisa yuri menarik nafas dan melepaskannya bebal, lalu mengambil posisi duduk di hadapan siwon sambil berusaha merubah raut mukanya, agar tak terlihat murung.
            “oppa, akan makan japchae-ku kan?” Tanya Sooyoung “arraseo, tapi aku mau makan kimbap dan sup kimchi dulu” jawab siwon sambil menatap yuri yang tersenyum “ah wae? Japcahe lebih enak dari itu!” jawab Sooyoung “Sooyoung-a.. jaga kelakuanmu” kata siwon kembali dingin, lalu memakan kimbap dan sup kimchinya “anmeogo?” Tanya siwon pada yuri yang sedari tadi hanya melihat siwon makan dengan lahap “anniya, anpaegobtta” jawab yuri sambil tersenyum “ey… makanlah sedikit, nanti kau sakit. Kau tidak dalam pengawasanku lagi sekarang, masa sooyeon-ssi tidak memaksamu makan?” kata siwon “iggo, aaaa” lanjut siwon sambil menyendok sup kimchinya dan mengarahkannya ke mulut yuri, dan yuri mau tak mau harus membuka mulutnya “oppa, naddo!” kata Sooyoung sambil mengarahkan jari telunjuknya ke mulut “wae? Shirro tto? Oppa na andae wae?” jawab sooyoung yang merasa siwon tak adil padanya “oppa… hajima,” kata yuri “suapi sooyoung juga.” Lanjut yuri, karena suruhan yuri dan akhirnya siwon menurut “makan japchae-nya juga” suruh yuri lagi “ah wae?!” jawab siwon “oppa” kata yuri dengan tatapan sinisnya “arraseo, meogo. Jeoha?!” jawab siwon. Sekarang siwon merasa seperti pangeran arab yang mempunyai banyak istri, dan terimakasih pada sooyoung yang sudah berhasil membuatnya sulit dekat dengan yuri, terimakasih.
            “oppa, aku pulang duluan saja, dan… um… entah aku harus mengatakan ini atau tidak tapi tadi pagi donghae oppa datang ke apartment dan memberiku kimchi saat aku demam. Jadi sepulang dari sini aku akan menemuinya, tak apa?” Tanya yuri “kau demam? Kenapa bisa? Sudah ku katakana kau harus makan lebih banyak!” jawab siwon “bukan itu intinya, intinya adalah aku boleh bertemu donghae oppa, atau tidak?” kata yuri sekali lagi “ya, dan katakan terimakasih dariku karena sudah memberimu kimchi” jawab siwon yang mendadak menyesal memakan sup kimchi yang dibawa yuri tadi, karena pasti bahan bakunya berasal dari donghae “ooh, arraseo. Na galkhae” kata yuri sambil berjalan keluar “yuri-a! jangan lama-lama” kata siwon “dde” jawab yuri sambil berjalan, sementara itu dua mata yang tajam sedang mengawasi mereka berdua “oppa, oppa yuri jeohahae?” Tanya Sooyoung “wae?” Tanya siwon sambil kembali duduk di kursi kerjanya “bukankah yeoja yang oppa sukai hanya aku? Bukankah dulu oppa bilang oppa tak mungkin menyukai yuri karena ia sudah oppa anggap adik? Lalu tadi itu apa?” Tanya sooyoung, siwon hanya diam “oppa. Oppaneun na-rang ajig jeohahanda?” Tanya sooyoung sedikit ragu “…” siwon diam lagi “tto? Wae? Apa arti dari diam mu sedari tadi? Wae? Tak mau menjawab pertanyaanku? Wae? ” Tanya sooyoung bertubi-tubi “anniya. Nan pappa. Pulanglah, sebelum hujan turun” jawab siwon “geurom naddo anniya, aku akan menunggu oppa menjawab pertanyaanku” kata sooyoung “kalau begitu aku yang pergi” kata siwon sambil membereskan berkasnya dan menuju ruang meeting.


                                                                        TBC

Senin, 01 Juli 2013

My Enchanted Boyfriend 3 -end-



Cast :       1. Tiffany Hwang a.k.a Choi Heejin
                2. Cho Kyuhyun a.k.a Cho Kyuhyun
                3. Max Changmin a.k.a Shim Changmin
                4. Choi Sooyoung a.k.a Harumi Yamazaki

Genre      : Romantic-Drama


To Someone who make me know mean of love... thankyou

***

          "cho kyuhyun?" tanya changmin "bukan, sudahlah oppa. jangan bicarakan dia" kata heejin "kau mencintainya?" tanya changmin "sudah ku bilang jangan bicarakan namja itu oppa, aku sedang tidak ingin mendengar namanya" kata heejin "heejin-a, cinta bukan hanya tentang saling memiliki" kata changmin "oppa... aku, menunggunya berbulan-bulan. jangan salahkan aku kalau aku membencinya sekarang" kata heejin sambil duduk di samping changmin.

                                                                        ***

            cho kyuhyun turun dari pesawat yang di naikinya. ia mencari taxi untuk menuju tempat yang ia maksud, secepat yang ia bisa. "tolong ke alamat ini" kata kyu sambil menyerahkan secarik kertas yang diberikan oleh temannya. taxi kyuhyun sampai di alamat yang ia maksud, cho kyuhyun masuk ke sebuah apartement, ia menengok kertas yang ia pegang dari tadi, "nomor 209, lantai 4.. arraseo" katanya bergumam. kyuhyun segera masuk ke lobby apartement itu dan langsung menuju lift.

                                                                        ***
            seseorang membunyikan interphone apartementnya saat ia sedang bicara dengan changmin "nuguseo?" tanyanya "oppa kau membawa teman ke sini?" tanya heejin "annieo, obseo"  jawab changmin "biar aku yang buka" kata changmin. ia membuka pintunya dan sangat terkejut saat melihat seseorang yang berdiri tepat di hadapannya "cho kyuhyun?" tanya changmin "kenapa kau bisa ada disini?" tanya kyu, changmin mendorong kyu keluar "heejin, ini temanku. aku mau bicara sebentar diluar. nanti aku kesini lagi" teriak changmin sambil menarik kyu menuju pintu lift.
            "kau? mau apa kesini?" tanya changmin "menemui heejin tentunya. Kau sendiri? sedang apa disini?" tanya kyuhyun "aku dan heejin akan kembali lagi kyu. jangan ganggu kami lagi" kata changmin "maksudmu? kau akan.." "ya... kami akan berkencan" kata changmin "dan heejin setuju?" tanya kyuhyun "tentu saja. aku adalah namja yang sangat mencintainya" jelas changmin " lepaskan heejin, kumohon. sudah cukup ia menderita karena mu" kata seorang yeoja, kyuhyun tertegun "heejin selalu menunggumu selama ini, ia berharap kau akan datang dan memeluknya untuk sekali saja. tapi saat semua pemberitaan tentang 'cho kyuhyun dan kekasih barunya' muncul dimana-mana, ia menjadi seorang yeoja paling kesepian yang pernah ku lihat. lepaskan dia cho kyuhyun" kata yeoja itu lagi "kenapa aku harus melepasnya? dia tak pernah menjadi milikku" kata kyuhyun "kau.." changmin kehabisan kata-kata "bisa-bisanya kau, berkata seperti itu, sadarlah cho kyuhyun kau masih mencintainya. aku akan melepaskan heejin kalau memang kau memintaku dan berjanji bahwa kau tak akan membuatnya menangis lagi" kata changmin "siapa yang membuatnya menangis? aku? bukankah kau juga pernah membuatnya menangis?" tanya kyuhyun "jadi kenapa aku tak boleh?" lanjut kyuhyun "kau ini bicara apa cho kyuhyun?!" tanya harumi "aku, aku yang menemani heejin selama masa-masa terpuruknya bersama changmin-ssi, ia meninggalkan heejin karena masalah keluarganya yang menjodohkan changmin-ssi dengan yeoja lain. tapi kau?! kau meninggalkannya disaat heejin sangat mencintaimu. namja bodoh" kata harumi. tiba-tiba sepasang langkah kaki terdengar sedang terjatuh dan harumi langsung berlari ke tempat suara itu "heejin?" panggil harumi, heejin memeluknya dan terisak di pundak sahabatnya.

                                                                        ***

            "kau mendengar semuanya?" tanya harumi, heejin hanya mengangguk "mianhae.. aku yang menyuruh changmin-ssi kesini, mianhae" kata harumi, heejin menggeleng "kau tidak salah, aku yang salah telah mencintai namja seperti dia" kata heejin "changmin oppa, oddie?" tanya heejin "sebentar aku panggilkan" kata harumi, lalu berjalan menuju pintu apartement "changmin-ssi, heejin ingin bertemu denganmu" kata harumi.

                                                                        ***

                "jangan salahkan aku kalau aku tak mengijinkan mu bertemu dengan heejin mulai sekarang" kata changmin lalu masuk ke apartement heejin.
            "gwenchana heejin-ah, oppa disini" kata changmin menenangkan "oppa... appo-ta" kata heejin sambil mengelus dadanya "jangan difikirkan, oppa akan ada di sampingmu" kata changmin sambil memeluk heejin "mianhae telah membuatmu menderita dulu" kata changmin "jangan bicarakan itu oppa, jaebal" pinta heejin "heejin-a.. kau mau bertemu kyuhyun? oppa gwenchana" kata changmin meyakinkan heejin "annieo oppa, shiro." jawab heejin. suasana menjadi hening dalam beberapa saat dan heejin tiba-tiba memeluk changmin “aku merindukan shim changmin yang dulu, dan sekarang dia telah kembali. Gomapta oppa” kata heejin sambil mempererat pelukannya.

                                                                        ***

            Sudah sebulan lebih heejin menjauhkan diri dari namja bernama cho kyuhyun, ia rasa ini baik untuk dirinya, ia jadi tak memikirkan namja itu separah dulu. Tapi heejin juga belum terbisaa dengan changmin, ia merasa perasaannya pada changmin yang dulu dan sekarang sangat berbeda, sekarang rasanya terlalu canggung untuk berkata bahwa ia merindukan namjanya.

                                                                        ***

            Cho kyuhyun berjalan di trotoar baru di dekat apartmentnya yang baru “jalan baru terasa berbeda sekali saat menginjaknya” kata kyuhyun yang terus bicara tak karuan semenjak tadi pagi “kenapa rasanya ada yang kurang? Tapi apa ya? Rasanya akhir-akhir  ini ada yang hilang dari hidupku” kata kyu sambil duduk di sebuah bak tanaman. Ia tahu yang hilang adalah choi heejin, seorang yeoja yang sangat ia butuhkan saat ini, tapi ia tak mau mengakuinya, ia menarik nafasnya dengan berat “ah…  mwo-ya? Kenapa aku seperti ini?” kata kyuhyun pada dirinya sediri “boggoppta… ” kata kyuhyun “ah… ternyata aku sangat merindukan yeoja itu” katanya sambil mengosok kepala “apa yang akan ku lakukan sekarang? Menemuinya? Dia sedang apa sekarang?” Tanya kyuhyun pada dirinya.

1 hari kemudian
            “kyu? Kau dimana? Eomma membutuhkanmu! Uri ahra.. kembali masuk UGD cepat kemari, eomma sudah menyiapkan tiket pesawat online, kau berangkat sekarang juga!” kyuhyun hanya diam mendengar ibunya berteriak di telepon, ia segera mengemas pakaian yang ia butuhkan saja, hanya sedikit, karena disana ia punya banyak pakaian. Kyuhyun tak membawa mobil ke eropa karena ia tak akan bisa memasukan mobilnya ke pesawat, ia tahu itu. Jadi ia memakai taksi. Dan ia pergi ke bandara incheon saat itu juga.

                                                                        ***

            “heejin, oppa akan pergi menyusul yunho hyung ke Canada untuk membahas pekerjaan,jadi kau jangan nakal ya disini” kata changmin sambil tertawa “oppa ini.. aku bukan anak kecil lagi, yaah pergilah. Aku akan menunggu oppa disini” kata heejin sambil memukul pelan lengan changmin “kau tidak kecewa? Uh.. menyebalkan” kata changmin mulai manja “kecewa? Sama-sekali tidak, hehehe.. aku bercanda, aku sudah bilang aku akan menunggumu disini, kogjeonghajima.. ” kata heejin memegang tangan changmin “arraseo.. galkae” kata changmin sambil melambaikan tangannya.

                                                                        ***
2 hari kemudian
            “harumi pergi, changmin oppa pergi, kyu… aduh aku ini kenapa? Kenapa masih menyebut nama namja itu sih” kata heejin sambil memukul pelan mulutnya lalu berjalan keluar apartement untuk membeli makanan di supermarket. Ia berjalan sambil melamun, entah apa yang ada di pikirannya, lalu heejin menyebrang “heejin-a! choi heejin!” panggil seseorang. Langkah heejin terhenti dan lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, mobil-mobil silih berganti melewati heejin “jangan bergerak! Nanti kau bisa celaka!” kata seorang namja di seberang, heejin terus menatap namja itu, heejin berjalan tanpa melihat di sampingnya ada sebuah mini bus yang melaju dengan kecepatan 70km/jam .dan kejadian itu terjadi dengan cepatnya.

                                                                        ***

            “heejin-a! choi heejin!” panggil taejoon, sahabat lama heejin, ia terus memperhatikan taejoon “jangan bergerak! Nanti kau bisa celaka!” kata taejoon berteriak, entah apa yang dipikirkan heejin ia tetap berjalan dan tak melihat di sampingnya ada sebuah mini bus yang melaju lumayan kencang. Dan heejin tertabrak oleh mini bus itu. Taejoon berlari menuju heejin “hya! Choi heejin! Sejak kapan kau menjadi bodoh begini? Sudah ku bilang jangan bergerak! Dasar yeoja bodoh! Ada apa denganmu?! Bangun! Ironna-yo heejin-a..” kata taejoon sambil memeluk heejin lalu mengangkat heejin yang pingsan.

                                                                        ***

Rumah Sakit
            Taejoon menunggu di luar ruang UGD, ia terus berdoa agar sahabatnya tak mengalami hal yang lebih berat dari ini, taejoon menyukai heejin sejak SMA tapi ia tak mau merusak persahabatan mereka, jadi taejoon tak pernah mengungkapkan perasaanya. Sama sekali tak pernah.
            Lampu ruang UGD yang asalnya berwarna merah, sekarang berubah menjadi hijau, itu tandanya sudah selesai. Dokter keluar dari ruangan itu,dan mengajak taejoon untuk masuk ke ruangannya. “kau temannya?” Tanya dokter itu “ya, saya temannya. Bagaimana dok?” Tanya taejoon dengan cemas “choi heejin-ssi, mengalami gegar otak yang menyebabkan amnesia sesaat, ia mungkin akan lupa apa yang ia lakukan selama beberapa waktu yang lalu, atau mungkin setahun yang lalu. Tapi tenang saja, dia akan segera sembuh mungkin dalam jangka waktu beberapa bulan, ia akan normal kembali, bantu dia mengingat semuanya, tapi jangan di paksakan, karena itu bisa memperparah ingatannya” jelas dokter itu “dde.. gomasimnida” kata taejoon “kalau begitu, aku ke kamarnya dulu dok, permisi” lanjut taejoon dan langsung menuju kamar rawat heejin.
            “kau sudah sadar?” Tanya taejoon setelah hampir 2 jam ia menunggu heejin siuman “taejoon oppa? Oddiga?” Tanya heejin “istirahat dulu, jangan banyak bergerak heejin-a.. ” kata taejoon “keunde oppa, aku ada dimana? Oppa, aku harus segera berangkat ke korea, untuk mendesign kostum artis SM. Kenapa aku ada disini… ” kata heejin sambil berusaha duduk “ahh” heejin memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Taejoon diam “heejin, kau ada di korea sekarang” kata taejoon “korea? Kenapa aku ada di korea? Aku masih di Milan oppa… siapa yang membawaku ke korea? Mana harumi?” kata heejin sambil kebingungan “heejin-a.. ” panggil taejoon.

                                                                        ***

            Kyuhyun sampai di eropa saat semua keluarganya menunggu di rumah sakit “eomma, mana noona-ku?” Tanya kyu “biarkan saja, dia baru keluar dari UGD kelihatannya sangat lelah sekali” katanya.

Beberapa hari kemudian
            “mianhae-yo, aku baru bisa datang lagi sekarang, management-ku tak mengizinkan aku tuk lama-lama menunda pekerjaan” jelas kyuhyun sambil bersandar pada pundak ibunya “gwenchana,  eomma sangat khawatir kepadamu kyu, eomma takut kau mengalami kecelakaan lagi,” kata ibunya sambil mengelus tangan anaknya itu “memangnya kenapa tiba-tiba khawatir?” Tanya kyu penasaran “tadi saat eomma lihat tv, ada berita bahwa designer HC mengalami kecelakaan, kau tahu sendiri eomma tak bisa melihat darah? Darah dari kepalanya sangat banyak dan rasanya entah kenapa ingin sekali menangis ” jawab ibu kyuhyun “designer apa?” Tanya kyuhyun kurang yakin “brand ternama Milan, HC,  yang dulu pernah mendesign kostum konsermu” kata ibunya tenang “dde? Siapa namanya? Apa eomma melihatnya?” Tanya kyuhyun mulai panic “siapa ya? Mmm kalau tidak salah marganya choi, tapi eomma tak tahu siapa namanya, wae?” jelas ibu kyu “heejin?!” kyuhyun menggenggam erat tangan ibunya.

                                                                        ***

            “jangan lakukan ini padaku oppa, kau membuatku bingung. Kenapa aku ada di korea sedangkan harumi ada di Milan?” Tanya heejin “kau mengalami kecelakaan heejin-a.. kau menderita amnesia” kata taejoon “am.. apa?” “amnesia? Kenapa bisa? Memangnya kapan aku kecelakaan?” Tanya heejin “sudahlah, jangan membuat pikiranmu tambah bingung” kata taejoon “apa ada orang yang bisa ku hubungi? Seperti pacar? Teman?” Tanya Taejoon “oppa kenapa tak menghubungi eomma atau appa? Mereka kan ada di Milan? Suruh mereka kemari” kata heejin “heejin-a.. kau benar-benar tak tahu, atau bagaimana? Aku tak menanyakan orang tuamu, karena aku tahu mereka sudah tiada” jelas taejoon “dde? Eottokae isseo? Oddigayo? Wae nanmolla-yo? Oppa?” Tanya heejin sambil mengguncang tangan taejoon rasanya ingin sekali heejin menangis tapi entah kenapa rasanya ia pernah mendengar berita itu, ini seperti dé javu sekarang. “taejoonie oppa.. jawab aku. Eomma dan appa sudah tiada? Kenapa aku lupa? Kenapa aku tak tahu? Oppa!” heejin semakin menjadi-jadi “heejin-a.. mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat 6 bulan yang lalu saat mau berangkat ke korea, mollayo?” Tanya taejoon “aku tak tahu oppa.. Aku bingung sekali ada apa dengan otakku?, aku bingung kenapa aku seperti ini? Apa aku ini bodoh!?” katanya sambil memukul kepalanya “choi heejin!! hajjima!!” teriak taejoon sambil memeluk heejin “kau akan sembuh heejin-a.. kau pasti sembuh” kata taejoon sekali lagi.

                                                                        ***

            Kyuhyun sudah tak tahan lagi melihat berita yang tersebar dimana-mana bahwa yeoja yang dicintainya choi heejin sedang mengalami masa-masa sulit di korea, sedangkan dia disini terus saja tak bisa berfikir jernih. “eomma… aku perlu pulang untuk mengurus sesuatu” kata kyu “mau kemana? Kau tak lihat noona-mu seperti ini? Kau tidak merasa khawatir? Padahal noona-mu sangat menyayangimu, bahkan ketika ia sadar nama yang pertama ia panggil adalah namamu, sekarang kau mau meninggalkannya?” kata ibunya kyuhyun “annia.. bukan begitu. Aku juga ingin sekali diam disini untuk beberapa lama lagi, tapi eomma, aku tak tahan lagi. Ada sesuatu yang membuatku terus saja ingin berteriak dan pergi dari sini, maka dari itu aku harus menyelesaikanya dulu di korea… puttakaeyo eomma” pinta kyuhyun “pergilah, eomma akan mengurus ahra sendiri disini, jangan kembali lagi” ibu kyuhyun berbicara dengan ketus “eomma.. mianhae-yo, aku akan tetap datang kesini dan menemui noona, eomma dan appa. gidaryo” kata kyuhyun lalu segera memesan tiket pesawat ke korea.

                                                                        ***

            “harumi?? Oddiya? Cepat datang, heejin sangat membutuhkanmu sekarang, cepat datang” kata taejoon dalam telepon. Harumi segera menaiki taxi dari bandara menuju rumah sakit, betapa khawatirnya yeoja satu ini kepada sahabatnya itu.
            Harumi segera memasuki ruangan rawat heejin dan menemui sahabatnya “heejin-a! gwenchanayo? Oddie appo?” Tanya harumi sambil mengusap tangan heejin “harumi-a… kenapa kau baru datang? Aku sangat kebingungan disini, aku selalu ingin pergi dari ruangan ini. Tapi taejoon oppa melarangku untuk pergi kemanapun, sekarang kita bisa pulang ke Milan kan? Ayo kita pulang” kata heejin sambil menurunkan kakinya dari ranjang “anniya.. jangan pergi kemana-mana heejin, tunggu changmin oppa datang ya” kata harumi memegang tangan heejin “changmin oppa?! Kenapa aku harus menunggunya datang? Bukankah dia sudah tak perduli padaku lagi? jibaeg kajja” kata heejin sambil menatap mata sahabatnya itu “heejin-a,  wae geurae? Kau… tak ingat? Apa yang terjadi heejin?” Tanya harumi dengan nada yang sangat cemas “aku tidak ingat apa? Apa lagi yang tak ku ingat? Apa aku melupakan sesuatu?” Tanya heejin “kau tak ingat changmin oppa? Kau tak ingat apa yang sudah terjadi di korea akhir-akhir ini? Beberapa bulan ini? Kau tak ingat? Heejin.. coba kau ingat-ingat lagi” kata harumi “aku tak ingat apapun, jangan memaksaku harumi. Aku ketakutan sekarang, bahkan aku tak ingat aku datang ke seoul, lalu apa yang ku lakukan? Sekarang tiba-tiba aku ada di rumah sakit dengan kepala yang di perbaan dan tangan yang lecet-lecet. Sebenarnya aku ini kenapa?! ” kata heejin sambil menunduk menutupi matanya “dan sekarang… rasanya hatiku sakit sekali, aku merindukan seseorang. Ku pikir itu kau, jadi aku menyuruhmu datang, ternyata itu bukan kau, lalu siapa yang ku rindukan? Kepalaku rasanya ingin meledak saat memikirkan orang yang sedang ku rindukan, tapi sekeras apapun aku berusaha mengingatnya aku akan semakin merasa sakit” kata heejin gemetar.

                                                                        ***

            “mungkin itu changmin oppa” kata harumi tiba-tiba “changmin oppa sedang pergi ke Canada saat kau kecelakaan, jadi mungkin kau merindukannya, ya mungkin dia yang kau rindukan” kata harumi “maldo andwe, aku tak mungkin merindukan changmin oppa, aku tak mau merindukannya harumi. shiro” kata heejin “heejin, kau dan changmin oppa sudah menjalin hubungan kembali… kau bilang kau  mau memulai dari awal bersama changmin oppa,” jelas harumi “annieo, aku tak mau harumi, shiro. Bukan, bukan changmin oppa yang ku rindukan” kata heejin “eomma dan appa, juga sudah meninggal? Kenapa aku tak ingat? Sekarang saat mengingatnya aku ingin menangis tapi aku tak bisa” Tanya heejin “ya.. mereka meninggal 6 bulan yang lalu, saat akan berangkat ke korea mereka mengalami kecelakaan pesawat” kata harumi.
            “lalu.. apa itu cho kyuhyun?” gumam harumi “nugu?” Tanya heejin “ah, anniya, bukan siapa-siapa” jawab harumi .

                                                                        ***

            Keesokan harinya
Cho kyuhyun datang dengan langkah yang terengah-engah, dan langsung bertanya pada seorang perawat apakah yeoja yang ia cari ada disini atau tidak, ia berlari menuju kamar rawat yeoja itu “heejin-a!” panggil kyuhyun.
            Seseorang datang dengan bukaan pintu yang cepat dengan teriakan  “heejin-a!” choi heejin melihat namja itu dengan seksama “nuguseo?” Tanya heejin “heejin-a.. choi heejin… gwenchana?” Tanya namja itu “nuguseo? Kenapa kau memegang tanganku? Kau ini siapa?” Tanya heejin dengan nada yang ketakutan “kau tak mengenaliku? Apa aku berubah banyak dalam waktu  satu minggu? Apa dari waktu ke waktu aku berubah sangat banyak sehingga kau tak mengenaliku?” Tanya namja itu, heejin terus bermain dengan otaknya, tapi ia tak dapat mengingat siapa orang yang ada di hadapannya dan menggenggam erat tangannya. “jogiyeo, sebenarnya kau ini siapa? Kenapa terus memegang tanganku?” Tanya heejin namja ini diam tapi terus memegang tangan heejin. Heejin terus terpaku pada namja di hadapannya itu, dan tanpa disadarinya rasa rindu-nya hilang, entah kemana, setelah heejin melihat namja ini ia merasa sedikit tenang.
           
                                                                        ***

            Hari ini heejin dibolehkan pulang, ia boleh memegang handphone-nya lagi. Heejin melihat contact-nya, mungkin ia bisa mengingat sesuatu. ‘cho kyuhyun ᵔᴥᵔ’ “nuguya?” Tanya heejin “haruskah ku menelponnya? Baiklah.. tak ada salahnya mencoba, toh dia pasti kenal aku” kata heejin lalu menekan tombol call pada ponselnya “yeobseo? Choi heejin-nieyo” kata heejin pada seseorang di seberang ponselnya itu “heejin? Kau sudah ingat aku? Makanya kau menelponku? Kau ingat aku?” kata seseorang yang di telepon heejin “anniya.. bukan begitu, aku hanya penasaran saja, kenapa nama contact teleponmu di ponselku berbeda dengan yang lain? Apa kita memiliki hubungan yang dekat?” Tanya heejin “ah.. jadi kau belum mengingatku? Benar, kita memang memiliki hubungan yang dekat. Kalau kau bisa tolong ingat aku, sekali saja, tak apa” kata namja itu “kau… namamu, cho kyuhyun?” kata heejin tiba-tiba “kau ingat? Sekarang kau ingat?” Tanya kyuhyun “bukan, aku hanya melihat namamu di setiap buku designku. Tapi, kenapa kau sepertinya sangat ingin aku mengingatmu? Dan… kenapa kau sepertinya sangat cemas kemarin? Apa kita… berkencan?” Tanya heejin.

                                                                        ***

            Cho kyuhyun menutup ponselnya setelah ia menjawab bahwa mereka tidak berkencan, ia menutupi wajahnya, lalu bernafas berat. Apa yang dilakukannya pada heejin? Apa kecelakaan itu terjadi saat heejin akan menemuinya? Atau karena apa?. “cho kyuhyun kau ini kenapa?” Tanya seorang di balik tubuhnya “oh, yesung hyung. Anniya.. amuggoto”  jawab kyu “ada masalah apa? Kau bisa bercerita padaku, dan kau tahu itu” kata yesung pada dongsaengnya, kyuhyun hanya menarik nafas nya dengan berat sekali lagi, “jangan hanya menarik nafasmu kyu.. tuhan tak menciptakan mulutmu untuk membuang udara kan? Kau perlu aku membawa siwon kesini untuk menasihatimu dengan pepatah-pepatahnya? Apa perlu?” kata yesung bercanda tapi kyu tetap diam dengan muka dinginnya “baiklah cho kyuhyun, baiklah.. ku tinggalkan kau sendiri. Ah! Lebih baik kau main game atau nonton jumong saja, jangan begini. Kami tak enak melihatnya, PSP-mu sudah ku isi game baru kesukaanmu” kata yesung sambil menepuk pundak kyuhyun.
           
                                                                        ***

            “aku tak pernah mengerti kenapa aku mau memulai kembali dengan changmin oppa? Bukankah dia akan menikah dengan yeoja pilihan orangtuanya? Kau tahu semua yang terjadi selama kita di korea? Tolong ceritakan harumi aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi” kata heejin “kita datang ke korea karena kau menerima pekerjaan untuk menjadi designer SMentertainment, lalu kita tinggal di daerah ddong-ddaemun karena butikmu ada di sana, dan karena kau sangat suka berbelanja jadi kita membeli apartment disana, kau tahu ddong-ddaemun kan? Itu distrik fashion terkenal di korea. Lalu kau selalu sibuk dengan design-designmu, dan aku juga sibuk dengan pekerjaanku. Dan changmin oppa menemuimu, lalu mengajakmu untuk berkencan lagi dengannya” jelas harumi “kau yakin tak ada yang kau sembunyikan dariku? Seperti aku punya teman dekat disini?” Tanya heejin, harumi menelan ludahnya “anniya.. obseo” jawab harumi gugup “jinjae? Angojimal?” Tanya heejin, untuk kesekian kalinya harumi menelan ludahnya dengan berat “jinjaeyo..” jawabnya “lalu… cho kyuhyun, siapa dia?”

                                                                        ***

            Harumi sangat terkejut saat mendengar pertanyaan heejin, ia menjadi sangat gugup saat menjawabnya “c..cho kyuhyun?” kata harumi “dia… tentu saja, dia magnae super junior yang kau kenal, kau ingat?” lanjut harumi “tapi.. semalam aku bermimpi, aku dan namja bernama cho kyuhyun itu bertengkar di bandara…tapi mengapa rasanya sangat nyata…” kata heejin “aah… mungkin itu hanya bayanganmu saja, taeseo… jangan kau ingat ingat terus nanti kepalamu sakit lagi” kata harumi lalu pergi menuju kamarnya karena takut heejin menanyakan hal hal yang tak bisa ia jawab. Heejin membuka picture galeri di ponselnya “pantai ini… sepertinya aku pernah kesini dengan seseorang” gumam heejin “d..dd..donghae?” kata heejin mengingat nama pantai yang ia lihat gambarnya “cho kyuhyun, kenapa namja ini selalu ada dalam pikiranku? Apa benar aku tak pernah dekat dengannya?” gumam heejin lagi, kali ini ia memberanikan diri untuk menelpon changmin. Mungkin benar kata harumi, yang ia rindukan mungkin changmin, ya.. mungkin benar
            “oppa?” panggil heejin di telepon “mm? wae geurae? Boggoshippo?” Tanya changmin “jadi aku dan changmin oppa benar-benar berkencan lagi?” kata heejin dalam hati “heejin-a? chagia? Wae geurae?” Tanya changmin “ah… annia… aku, aku tak apa. Gwenchanayo oppa” jawab heejin gugup “heejin-a… oppa benar-benar sedang sibuk disini, kami sedang menyelesaikan fan meeting, nanti ku telpon lagi jika sempat, kali ini ku tutup dulu ya” kata changmin dengan terburu-buru.
Annia… bukan changmin oppa, lalu siapa? Kenapa hatiku seperti ini? Setiap kali aku melihat foto-foto ini, hatiku selalu terasa sakit… setiap aku mendengar nama cho kyuhyun hatiku selalu berdetak lebih kencang. Dan namja itu… gumam heejin “belum bisa mengingatku? Wae? Kenangan kita terlalu menyakitkan?” kata seseorang dari balik tubuhnya “annia, kalau memang kenangan kita menyakitkan, tolong jangan ingatkan aku tentang apapun” jawab heejin “kau benar benar tak ingin mengingatnya? Atau kau memang tak bisa mengingatnya?” Tanya kyuhyun “mmm, aku tak mau mengingatnya… apapun itu, sekarang itu terasa lebih menyakitkan. Sekarang tolong tinggalkan aku sendiri. Kyuhyun-ssi” kata heejin “kau benar-benar ingin aku pergi?” Tanya kyuhyun “pergilah. Bukan kau yang ku rindukan… aku yakin itu bukan kau. Jadi tolong jangan ganggu aku lagi” jawab heejin ketus, kyuhyun berjalan keluar dari apartment heejin.
Heejin merasa kepalanya sakit.Tiba-tiba heejin memejamkan matanya ia ingat pernah ada kejadian seperti ini, disaat ia berdebat dengan namja yang bernama cho kyuhyun ini. Heejin menutup matanya rapat-rapat kenangan-kenangan yang ia lalui bersama kyuhyun mulai teringat lagi, tertawa bersama, menangis, bahagia, berpisah.. heejin membuka matanya secepat mungkin, ia memegangi kepalanya yang mulai terasa berat. “c..cho kyuhyun?” katanya sambil terus memandangi kesemua arah “cho kyuhyun…  cho kyuhyun?!” heejin terus memanggil manggil nama kyuhyun ia mengingat kenangannya dengan namja itu “oppa? Kyuhyun oppa? Andwae! Kajjima! Kajjimaragu!!” lalu mulai terisak, harumi yang mendengar teriakan heejin langsung keluar dari dapur “ada apa? Heejin-a? gwenchana? Oh?” kata harumi panic “andwae harumi-a.. andwae!! Kyuhyun oppa… a..h aku ingin dia kembali… Aaaaaagh” tangis heejin mulai pecah “heejin-a… heejin-a! sadarlah! Bukan dia yang kau rindukan! Ingat?!” bentak harumi “andwae!! Kyuhyun oppa” heejin terisak sambil memeluk lengan harumi.

                                                                        ***

            “wae? Kenapa kau berbohong padaku? Kenapa? Kau harusnya mengerti seburuk apa perasaanku kemarin saat rasanya kepalaku akan segera meledak, saat rasanya hati ini sudah hancur. Tapi kau tetap menyembunyikannya. Apa yang akan terjadi padaku kalau aku tak mengingat semua ini?” kata heejin sambil memeluk kedia kakinya yang di tekuk “aku.. hanya ingin kau bahagia, itu saja. Kalau kau bersama namja itu lagi kemungkinan besar dia akan menyakitimu lagi heejin-a… arraseo mianhae. Tapi ini semua demi kebaikanmu, tak ada yang ingin kau terluka lagi. Dan sekarang kau sudah ingat semuanya kan? Lalu sekarang kalau kau ingat semuanya, apa yang akan kau lakukan pada changmin oppa? Heoh? Kau akan membuangnya? Kalau kau lakukan itu hanya demi napeun namja seperti cho kyuhyun, berarti otakmu memang sudah tak berfungsi!” tegas harumi “harumi-a… aku mencintai kyuhyun oppa. Kau tahu itu, hanya cho kyuhyun yang ku cintai. Memang ku akui aku sangat ingin melupakannya, tapi hatiku tak bisa. Bagaimanapun caranya, apapun alasanya, dan seberapa besarpun aku membencinya.. aku akan tetap merindukannya. Masih banyak hal yang ingin ku lakukan dengannya, masih banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya. Dan juga masih banyak cara untukku agar dapat lebih mencintainya… dan ku mohon lakukanlah sesuatu pada changmin oppa, aku tak mau menyakitinya lagi” kata heejin “andwae, aku tak bisa, terserah kau akan kau apakan changmin oppa. Aku tak bisa melihatnya berkorban lagi untukmu, kau tahu? Alasan changmin oppa pergi ke Canada sebenarnya? Ia akan menemui orang tuanya untuk segera melamarmu, dan sekarang? Kau, ingin ia melepaskanmu demi cho kyuhyun? Andwae heejin-a. nan shiro” jawab harumi lalu meninggalkan heejin di kamar sendirian.

                                                                        ***

            Heejin menyalakan mesin mobilnya untuk menuju apartment namjanya cho kyuhyun, namjanya? Mungkin sekarang masih belum terlambat untuk berkata bahwa kyuhyun adalah namjanya.
            Interphone apartment kyu berbunyi “nuguseo?” kata seseorang di dalam “nuguseo?” katanya sekali lagi, karena heejin tak berkata sepatah katapun “aku sedang sibuk beres-beres. Aku tak akan membukakan pintu kalau kau tak menyebutkan namamu” kata kyu “ah arraseo” gumam kyuhyun lalu membukakan pintu apartmentnya.
“heejin-a?” panggil kyu pelan dan tak percaya “mwohaneungeoya?  Heejin-a?” Tanya kyu, kyu membungkukan badanya sedikit untuk menegakan tubuh heejin yang sedang terduduk , tapi tiba-tiba heejin memeluknya “mianhae oppa, jalmosttasoyo~ mianhae oppa” kata heejin sambil memeluk kyu yang tak balik memeluknya karena sangat kaget. “heejin-a, gwenchana? Kau…” kata kyu terputus “aku sudah ingat semuanya oppa. Dan yang paling ku ingat sekarang adalah, sebenarnya aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu” kata heejin sambil memeluk erat tubuh kyuhyun yang membeku “kau, akan pergi lagi? Kalau begitu aku akan ikut denganmu, kemanapun, walau ke pulau terpencil sekalipun… aku akan mengikutimu oppa” kata heejin “tapi, heejin-a.. bukan aku yang kau rindukan ingat? Itu changmin” jawab kyu sambil melepas pelukan heejin “anni.. yang ku rindukan itu kau, bahkan saat aku memelukmu, aku masih merindukanmu” kata heejin “aku ingin bersamamu. Changmin oppa, aku akan menjelaskan semua padanya nanti. Aku hanya ingin bersamamu oppa”  jawab heejin “baiklah.. baiklah.. aku tahu dari awal kau memang menyukaiku, arra~” kata kyu tiba-tiba dengan smirk smilenya “mwo?” kata heejin yang tiba tiba tak berlinang air mata lagi “mworagu? Nan? Hya! Annindde!” jawab heejin “arraseo.. arraseo…” kata kyu sambil memeluk dan mengelus rambut heejin “mianhae… keurigu, saranghae choi heejin” kata kyu “naddo.. naddo saranghae cho kyuhyun”

                                                                        END