My Lovely J 2
Cast : 1.
Jessica Jung
2. Lee Hyuk Jae
3. Lee Donghae
Genre : Drama
“nan..
neo namjachinguiya” kata donghae, dan sica hanya bisa terdiam “ne? hahaha
jangan bercanda donghae-ssi… aku ini tunangan eunhyuk oppa” kata sica yang
tertawa karena terpaksa “sebelum menjadi tunangannya, kau adalah miliku
sooyeon-a” kata donghae sambil menggenggam tangan sica “donghae-ssi! Hajima!”
kata sica sambil melepas paksa tangannya “tolong hargai pesta ini, kau ku
undang karena sekarang kau ini temanku! Bukan untuk mengacaukan hari
bahagiaku!” kata sica “dan kalau kau masih seperti ini, ku rasa kau bisa pergi
sekarang juga” lanjut sica lalu berjalan kearah eunhyuk yang sedang berbincang
dengan teman-temannya.
“kenapa wajahmu pucat sekali?” Tanya eunhyuk “ah aniya,
aku baik” kata sica sambil mencengkram erat lengan tuxedo eunhyuk “wae? Appo?”
Tanya eunhyuk sambil menuntun sica untuk duduk “aniya, gwenchana” kata sica
“hanya sedikit pusing, disini banyak sekali tamunya, membuat kepalaku sedikit
sakit oppa. Bisa kita ke ruang make up saja?” Tanya sica “arrasseo, kaja”
***
Sica duduk terdiam di ruang make up ballroom itu, ia
menatap kosong kearah tembok di hadapannya “wae? Musunil issoseo?” Tanya
eunhyuk “aniya oppa, gwenchana” jawab sica “oppa, ada sesuatu yang ingin aku
tanyakan.”kata sica tiba-tiba di sela kebingungannya “hmm, mwonde?” Tanya
eunhyuk “seandainya, aku mempunyai namja chingu di belakangmu, apa yang akan
oppa lakukan?” kata sica “kenapa kau bertanya seperti itu pada tunanganmu ini
sica?” Tanya ayahnya tiba-tiba “ah abeoji. Wae yeogiseoyo?” Tanya eunhyuk untuk
mengalihkan pembicaraan “jawab pertanyaan appa sica. Kenapa kau bertanya
seperti itu pada tunanganmu? Kau mempunyai namja lain di belakangnya?” kata
ayah sica tanpa memperdulikan pertanyaan eunhyuk “anieyo abeoji, geurom
obseoyo” kata eunhyuk “aku bertanya pada putriku! Bukan padamu” kata ayah sica
“ani appa. Obseo geurom. Aku hanya tiba-tiba ingin bertanya pada hyuk oppa”
kata sica yang akhirnya bersuara “kalau begitu, jangan tanyakan hal-hal bodoh
dan tak berguna lagi! Itu hanya akan menghancurkan kalian berdua! Aku sudah
menganggapmu –eunhyuk- sebagai anaku juga, dan aku tak mau kehilangan dirimu,
sama seperti aku tak mau kehilangan putriku” kata ayah sica sambil menepuk
nepuk pundak eunhyuk lalu kembali keluar, membiarkan sica dan eunhyuk berdua di
ruangan itu. “kenapa kau bertanya seperti itu?” kata eunhyuk “donghae-ssi… dia
bilang dia adalah namjachingu-ku, oppa. Keundae, aku tak pernah merasa menjadi
yeoja chingu-nya, jinjja!” jawab sica , eunhyuk terdiam “kau berkencan
dengannya?” Tanya eunhyuk “ani. Jeongmal-yo… oppa nan mitdeo?” kata sica
“arraseo, nan mitdeo. Jadi jangan kecewakan aku” jawab eunhyuk lalu mengusap
rambut sica pelan “tak mau memelukku?” Tanya sica “haah… perasaanku tiba-tiba
tak enak. Lain kali saja” jawab eunhyuk, sica buru-buru berdiri dan memeluk
eunhyuk dari belakang “oppa, mianhae. Jinjja mianhae” kata sica “wae geurae?
Sica-ya.. kalau kau tak bersalah kenapa kau minta maaf? Eoh?
Arraseo,geumanhae..” jawab eunhyuk sambil membalas pelukan sica “aku takut oppa
marah padaku…” kata sica “aku tak akan marah kalau kau tak berbuat hal yang
aneh-aneh. Jadi sekarang kau tak perlu takut lagi, eoh? Ayo kita keluar” kata
eunhyuk lalu mengambil tangan sica dan menggandengnya keluar, sica memeluk
lengan eunhyuk “mianhae oppa… jalmothaesseo” kata sica tiba-tiba dengan suara
yang serak “kau banyak menangis akhir-akhir ini, tapi untuk hari ini kau tak
boleh menangis sica-ya, kau bisa menangis nanti padaku sepuasmu, asal kau hanya
menunjukan air matamu padaku, bukan pada namja lain” jelas eunhyuk lalu memeluk
sica “aku menyayangimu, bukan ingin mengaturmu” lanjutnya “naddo, saranghae
oppa” kata sica sambil mengusap air matanya .
***
Donghae meminum wine-nya sambil terus menatap ke pintu
yang tadi dimasuki oleh sica dan eunhyuk, ia tahu ia tak boleh gegabah seperti
tadi, tapi siapa yang akan menyangka pertemuan yang sangat tiba-tiba ini? Tak
bisakah tuhan mengatur pertemuan yang lain? Yang bisa ia tahu dan tanpa
tiba-tiba? Ia hanya ingin menemukan sooyeon-nya, bahkan jika sooyeon tak ingin
kembali, ia tak akan membawanya paksa. Sica dan eunhyuk keluar sambil
bergandengan tangan, “harusnya tadi aku tak usah datang. Kenapa selalu begini?
Penyesalan datang di akhir dan selalu membuatku putus asa” gumam donghae “wae?
Kau masih menginginkan sooyeon-ku?” Tanya seseorang “oh eommoni! Aku hampir
berteriak tadi” kata donghae yang terkejut “kalau begitu, bukankah kau
seharusnya datang lebih awal untuk menemukan sooyeon? Kalau sekarang kau
menginginkannya kembali, bukankah itu sudah terlalu terlambat? Tadinya, yang ku
kira akan mendampingi putriku adalah kau, ternyata bukan. Yah.. apa yang bisa
kita perbuat sekarang? Kau benar penyesalan selalu datang di akhir, aku juga
pernah merasakannya.” Jelas ibu sica “anieyo eommoni, asalkan soo- ani sica
bahagia, ku rasa aku bisa melepaskannya” kata donghae yang masih tertunduk lesu
“kau dan sica dulu adalah teman dekat, sekarang juga, aku masih ingin meminta
bantuanmu. Walaupun ini terdengar sangat egois, tolong temani sica saat ia
membutuhkan teman” kata ibu sica “ne” jawab donghae singkat.
“donghae-ssi” panggil sica, donghae hanya menengok
kearahnya “jyesunghaeyo. Kalaupun semua yang kau katakan itu benar, ku harap
kau tak mengungkitnya di depan eunhyuk oppa. Dan seandainya aku memang
benar-benar pernah menjadi yeoja chingu-mu, aku akan meminta maaf lagi,
seberapa besar kita saling mencintai saat itu, sekarang, aku tak mengingatnya
lagi. Dan maaf mungkin aku dulu bukan yeochin yang baik untukmu” kata sica,
lalu hening. Donghae mengalihkan pandangannya lalu berjalan menjauh dan pergi.
Sica
menatap punggung donghae, ia tahu, yang ia katakan bukan hal yang seharusnya ia
katakan pada namja yang mencintai dan mencarinya sejak lama itu. Ia menyesal,
tapi tak bisa berbuat apapun, karena apapun yang terjadi, sekarang ia adalah
tunangan eunhyuk. Bukannya ia menyesal bertunangan dengan eunhyuk, hanya saja,
jika namja bernama lee donghae itu datang sebelum ia jatuh cinta pada seorang
lee hyuk jae, mungkin ia akan mengingat kejadian di masa lalu bersamanya.
Sekarang, tak ada yang bisa sica perbuat, saat nanti ia mengingat masa lalunya,
mungkin ia akan menangis dan menjerit, karena telah kehilangan seseorang yang
mungkin sangat berarti dalam hidupnya, tapi sekarang tidak. Tak ada waktu untuk
menangis dan menjerit, ia hanya punya waktu untuk mencintai namja bernama lee
hyuk jae dan mengamati namja bernama lee donghae dari jauh.
***
“sica?” panggil eunhyuk dari dalam kamarnya “oh oppa,
wae?” jawab sica dari dapur “ada tamu” kata eunhyuk “nugul?” jawab sica sambil
membuka pintu “d..donghae-ssi?” kata sica saat melihat namja yang basah kuyup
karena hujan yang lumayan deras di luar sana “oppa!” panggil sica , eunhyuk
langsung berlari kebawah menghampiri tunangannya yang berteriak “sica-ya wae
geurae?!” kata eunhyuk saat melihat sica sedang menopang badan donghae yang
lemah “oppa tolong aku bawa donghae-ssi ke dalam, ia sakit oppa” jawab sica khawatir
tanpa menunggu lama eunhyuk menopong tubuh donghae ke sofa yang tak jauh
jaraknya dari tempat ia berdiri sekarang “wae geuraeyo? Donghae-ssi, appo?”
Tanya sica yang segera duduk di samping donghae “oh, na appo sooyeon-a… neomu
appo. Neo ttaemunae” kata donghae yang sedikit mabuk “oppa, tolong pinjamkan
baju oppa” suruh sica pada eunhyuk “kenapa kau menolongnya?” jawab eunhyuk “kau
menyukainya?” lanjut eunhyuk “oppa! Donghae-ssi bisa sakit!” kata sica
bersikeras “shiro! Na mothae” jawab eunhyuk “akhirnya kau khawatir padaku?”
kata donghae tiba-tiba “senangnya, akhirnya kau khawatir padaku… sooyeon-a..
kau tahu betapa sulitnya hari-hariku tanpamu? Selama bertahun-tahun aku
mencarimu dan tak menemukan hasil, aku sangat kesepian dan kesakitan. Aku berharap
kau bisa datang dengan cepat dan membuatku nyaman seperti dulu. Sooyeon-a…
bogoshipeo, neomu bogoshipeoseo” kata donghae dengan suaranya yang masih parau,
sica terdiam “kau pergi ke kamar. Biar aku yang mengurus namja sial ini” kata
eunhyuk sambil menarik tangan sica menjauh dari donghae “keundae oppa.. na”
“kau ingin menemaninya disini? Hah? Kau ingin aku yang tersakiti? Kau ingin
kita berakhir disini?” kata eunhyuk yang benar-benar sudah tak tahan “sica-ya!
Kita baru saja bertunangan dan kau sudah seperti ini! Bagaimana kalau nanti kau
pergi meninggalkanku?!” kata eunhyuk “oppa… kenapa bisa ada pikiran seperti itu
di pikiranmu eoh? Oppa pikir aku ini yeoja seperti apa? Oppa tahu aku hanya
mencintai oppa, tapi sekarang oppa sudah tak percaya padaku?” jawab sica
“aniya, geurogo aniya! Kau harus mengerti hatiku sica! Aku hanya tak ingin
kehilanganmu!” kata eunhyuk sambil memeluk sica “kalau begitu oppa harus
percaya padaku” kata sica “kalau bukan aku yang menolongnya siapa lagi yang bisa
menolong donghae-ssi oppa? mengertilah” lanjut sica eunhyuk terdiam lalu
mengambil nafas berat yang panjang “kalau begitu kau pergilah tidur, biar aku
yang merawatnya” kata eunhyuk “sudah ku bilang –aku” “sudah ku bilang aku yang akan merawatnya!
Kau tak bisa percaya padaku? Pergilah tidur” kata eunhyuk menyela kata-kata
sica. akhirnya sica menurut dan berjalan menuju kamarnya
***
Sarapan tak senyaman sebelumnya, tak ada yang bertanya
satu sama lain, semuanya diam, termasuk donghae. “oppa” panggil sica “oh?”
jawab eunhyuk “wae?” jawab donghae .keadaan semakin canggung karena donghae
juga menjawab panggilan sica yang nota-bene di tunjukan untuk eunhyuk “ani,
makanlah yang banyak” jawab sica pada keduanya “mm” jawab eunhyuk dan donghae
bersamaan. “aku antar kau pulang” kata eunhyuk pada donghae “anibmida, gomabseumnida”
jawab donghae sambil berjalan ke pintu keluar “ah mata! Mianhaeyo, sudah
mengganggu kalian, dan terimakasih sudah merawatku, na gabulkaeyo” pamit
donghae “donghae-ssi.” Panggil sica “ne?” jawab donghae “mianhajiman, keundae…
nan mothaeyo, na gieok anha. Keu chueoghae, geunyang donghae-ssi neun chueog ,uri
aniya, mianhaeyo (aku merasa menyesal, tapi… aku tak bisa, aku tak
mengingatnya, ingatan itu, hanya ingatan donghae-ssi saja,bukan kita, maafkan
aku)” kata sica , donghae terdiam mematung tanpa ekspresi “sooyeon-a…” panggil
donghae “nan jigeum sooyeon aniya, nan sica-ya, jessica” jawab sica dengan muka
yang dingin “geureoguna, araseoyo, igeo geunyang nae chueog, uri aniya. Keu chueog…
geunyang naego keurigu jung sooyeon, Jessica obseo. Mianhaeyo… na gabulkaeyo (begitu
ya, baiklah, ini hanya ingatanku, bukan kita. Ingatan itu hanya miliku dan jung
sooyeon, tak ada Jessica. Maafkan aku, aku pergi dulu)” jawab donghae.
Tak lama setelah donghae pergi sica terduduk di sofa
dengan eunhyuk yang melihatnya bingung “kau tak perlu berkata seperti itu sica,
itu keterlaluan. Bagaimanapun, dulu kau pernah mengingatnya walaupun sekarang
kau tak bisa mengingatnya lagi” kata eunhyuk “na jinjja mothae oppa” jawab sica
sambil memeluk eunhyuk “aku hanya tak ingin menyakiti orang yang ku kenal.
Kalau aku katakan bahwa aku akan berusaha mengingatnya, tapi ternyata aku tak bisa
mengingatnya, itu akan lebih menyakitkan lagi. Dan aku tak mau ada yang
tersakiti” kata sica “kau sudah dewasa ternyata” kata eunhyuk sambil mengelus
rambut sica “kalau dulu oppa tak bersamaku saat kecelakaan itu terjadi, apa
yang akan terjadi padaku? Mungkin sekarang aku tak bisa melihat orang-orang
yang ku sayangi lagi. Mungkin orang tua ku akan menangis seharian karena kedua
anaknya tak ada. Mungkin aku tak akan bisa bersama oppa seperti ini” kata sica
“aku tak bersamamu sica, aku hanya tak sengaja lewat saja, dan berusaha
semampuku. Lagipula, kejadian dimasa lalu yang menyakitkan itu kau jangan suka
mengingat-ngitanya, nanti malah akan membuatmu ketakutan sendiri” jawab eunhyuk
“donghae oppa juga, dulu pernah menyelamatkanku yang jatuh dari ayunan,” kata
sica yang tiba-tiba teringat sesuatu dan mengucapkannya di depan eunhyuk “mwo?”
Tanya eunhyuk “donghae apa?” Tanya eunhyuk lagi “ani oppa.” Jawab sica cepat.
***
“bukankah aku sangat kejam? Apakah ingatan itu akan
kembali padaku? Apakah aku yang tak ingin mereka kembali lagi padaku? Apakah
itu terlalu menyakitkan untuk ku? Bukankah aku ingin mengingat semua kejadian
di masa lalu bersama orang-orang yang aku sayangi? Tapi kenapa aku begini?”
kata sica yang menyesali perbuatannya yang pengecut “seandainya kau bisa ceria
lagi seperti dulu, aku akan bahagia ada di sampingmu sica-ya” kata eunhyuk yang
tiba-tiba ada di sampingnya “aku ingin kau mengingatnya, tanpa melupakanku. Apa
kau bisa melakukannya?” Tanya eunhyuk “oppa..” sica menatap eunhyuk dengan mata
yang berbinar “bisakah aku membantumu mengingat kejadian masa lalumu, tanpa
membuatmu melupakan aku?” kata eunhyuk sekali lagi “aku akan melakukannya oppa,
kalau itu apa yang oppa inginkan” jawab sica “gomawo, saranghae” kata eunhyuk
lalu memeluk sica yang memang sedang membutuhkan kekuatan darinya.
Paginya..
“aku akan pulang ke rumah
sebentar, kau sarapan dulu sebelum berangkat kemanapun” kata eunhyuk pada sica
yang masih tertidur di ranjangnya “ani oppa~ kajima” jawab sica manja “wae? Aku
hanya pergi sebentar, nanti akan ku belikan toppokki” kata eunhyuk “shiro, aku
tak mau toppoki aku mau oppa” jawab sica sambil menarik eunhyuk untuk duduk di
sampingnya “araseo~ kau mau aku berbaring dan tidur lagi?” Tanya eunhyuk
“baiklah, ayo kita tidur lagi” lanjut eunhyuk sambil membaringkan tubuhnya dan
memeluk sica “mm… wangi sekali” kata sica yang mencium parfum eunhyuk “aku
sudah mandi, kau belum~ tentu saja aku wangi” jawab eunhyuk sambil tertawa
kecil “haa..h seandainya setiap hari bias seperti ini… aku akan mati bahagia”
jawab sica “kalau begitu kita jadikan ini kebiasaan, setiap pagi berpelukan lalu
kau akan memberiku morning kiss~” kata eunhyuk sambil menatap sica yang juga
menatapnya “mwo? Morning kiss? Eottokhae?” Tanya sica “ireokhae” jawab eunhyuk
sambil mengecup bibir sica sekilas “um? Igeo ppoppo aniya? (um? Bukankah itu
soft kiss?)” kata sica yang protes “aigoo, kau ini~ kalau begitu seperti ini”
kata eunhyuk sambil mengecup sica lebih lama “jeoha?” Tanya eunhyuk pada sica
yang wajahnya sudah berwarna merah padam karena malu, eunhyuk mengacak rambut
sica lalu beranjak dari ranjangnya dan berjalan keluar untuk sarapan. “oh?
Kenapa sarapan kita sup rumput laut? Oppa ulang tahun? Aniji?” Tanya sica “ya…
karena di kulkas hanya sisa rumput laut, jadi hanya itu yang bias ku buat” kata
eunhyuk lalu memakan sarapannya “mm… ” kata sica disela-sela kunyahannya.
Donghae bangun dengan wajah yang sangat lesu, ia menarik
nafas lalu menjatuhkan tubuhnya kembali ke atas kasur “kenapa aku seperti ini
lagi pagi ini -_- entah akan melakukan apa” kata donghae pada dirinya sendiri
lalu bangkit dan pergi ke dapur untuk meneguk susu “apa yang akan aku lakukan
hari ini?” kata donghae lalu membuka kulkas dan mengambil sekotak susu dari
deretan minuman dari kulkasnya.
“oppa~” panggil seseorang dari pintu apartmentnya
“hyukkie oppa~” panggilnya sekali lagi “sica~ ada tamu” kata eunhyuk, tapi tak
seorangpun menjawab “euigoo.. siapa lagi kali ini” kata eunhyuk sambil berjalan
malas membukakan pintu “oh? Krys? masuklah” kata eunhyuk sambil membiarkan
krystal masuk ke apartmentnya “sica eonni isseoyo?” Tanya krystal “isseo, dia
sedang mandi. Ah, kenapa kau belum pergi ke London? Bukan kah kau akan
meneruskan sekolahmu lagi?” Tanya eunhyuk “keberangkatanku di tunda oppa” jawab
krystal “oh? Itu foto sica eonni dengan eomma dan appa-nya?” Tanya krystal “oh,
wae?” jawab eunhyuk “wajah orang tuanya seperti familiar dimataku” kata krystal
sambil terus mengamati foto itu “lalu anak kecil yang disamping sica eonni
siapa?” Tanya krystal pada eunhyuk “oh.. itu yeodongsaeng-nya, mmm kalau
dilihat lihat dia mirip denganmu” kata eunhyuk dengan polos “nugu?” Tanya
krystal “sica dongsaeng, namanya soojung, ia hilang saat kecelakaan menimpa
keluarga sica saat ia masih berumur 10 tahun dan sica berumur 15 tahun” jelas
eunhyuk “oh jinjja? Mungkin sekarang jika adik sica eonni masih ada dia sudah
sebesar aku,” kata krystal “ya… mungkin. Duduklah aku akan memanggilkan sica
dulu” suruh eunhyuk lalu pergi
“jika saja aku bias seberuntung sica eonni, ia memiliki
eomma dan appa yang menyayanginya dan memiliki eunhyuk oppa yang sangat
mencintainya, mungkin aku juga akan bahagia saat ini” gumam krystal sambil
terus memandang pigura besar yang berisi foto keluarga itu “oh, krys.. waseo?”
sapa sica “oh eonni, ” jawab krystal “wae? Kenapa kau memandang foto keluargaku
terus? Ada yang aneh?” Tanya sica “anni, geunyang… aku merasa tuhan tak adil padaku” jawab
krystal sambil tersenyum getir “wae? Kenapa kau bicara begitu?” kata sica
sambil memandang krystal yang menunduk lesu “kenapa semua orang diberi
kebahagiaan yang sempurna sedangkan aku tidak? Kenapa diantara banyak orang di
dunia ini, harus aku yang tak tahu dimana ayah dan ibuku berada? Kenapa
diantara banyak orang aku merasa akulah orang yang paling menderita karena
belum juga mendapatkan cinta sejatiku?” kata krystal “sudahlah, aku memang
hanya bisa mengeluh” lanjut krystal “krys… bisakah kau berhenti menyalahkan
dirimu? Saat aku kehilangan adik perempuanku satu-satunya… ayah dan ibuku
sangat terpukul, aku juga berfikir bahwa aku adalah orang paling malang di
dunia. Karena aku kehilangan peliharaan dan adikku secara bersamaan.. aku tak
memiliki teman. Ayah dan ibuku tak memperdulikanku. Sampai akhirnya mereka
yakin bahwa adikku masih hidup. Mereka percaya tuhan akan menyelamatkan adikku,
aku juga percaya itu. Sangat percaya” jelas sica “jadi, berhentilah mengeluh..
kelak kau juga akan seperti aku yang menemukan kebahagiaan. Ingat, kebahagiaan
tidak datang dengan sendirinya, kau harus mengalami pahitnya kehidupan sebelum
kau dapat merasakan kebahagiaan itu sendiri” lanjut sica lalu menggenggam kedua
tangan krystal “eonni” kata krystal lalu memeluk sica. “eoh? Wae? Ada apa
dengan kedua wanitaku?” Tanya eunhyuk “oneulbuteo, neo… nae dongsaeng
yeongwonhi ireokhae, geutji oppa?” kata sica “oh…” kata eunhyuk sambil
mengangguk.
“sica-ya… igo eomma…” kata ibu sica dari luar pintu
apartmentnya “ne, jamshimanyo” kata sica sambil berlari menghampiri pintu dan
membukanya “eoh? Eomma, wae yeogiseo?” Tanya sica sambil memeluk tangan ibunya
dan menariknya masuk “annyeonghaseyo” sapa krystal “ne.. annyeonghaseyo” jawab
ibu sica sambil menatap krystal “sica-ya.. igo..” kata ibu sica masih sambil
menatap krystal “ah… igo krystal eomma, krys, igo uri eomma” kata sica
mengenalkan keduanya “soojung-ah?” panggil ibu sica sambil menggapai-gapai
tangan krystal “eomma, wae geurae?” Tanya sica khawatir “sica-ya.. igo uri ddal…
igo neo dongsaeng-i-ya… igo soojung geutji?” kata ibunya sambil terus memegang
tangan krystal yang sedari tadi mematung “eomma, igo soojung aniya, igo
krystal” kata sica sambil memegangi tangan ibunya “ne, eommoni, igo krystal”
kata eunhyuk “eomma duduk dulu, biar aku ambilkan air” kata sica sambil menempatkan
ibunya di sofa “soojung-a…. igo eomma, gieok annha?” kata ibunya yang masih
terus memegang tangan krystal “soojung-a… wae? Wae anmalhae? Igo eomma-ya…
soojung-a, neo wae irae? Neo jinjja eomma gieok annha? Eommaga neohante jinjja
bogoshipeo, neo eoddini?” kata ibunya dengan mata yang berkaca-kaca “mianhajiman,
eommoni, keundaeyo… nan soojung anieyo” kata krystal yang akhirnya mulai bicara
“aniya! Neo jinjja… jinjja uri dal… bagaimana bisa aku lupa pada wajah anakku
sendiri. Sedangkan ia ada di dalam kandunganku selama 10 bulan? Kau pikir aku
akan melupakan anakku sendiri? Apa aku gila?” kata ibu sica sambil terus
menggenggam tangan krystal “geuraeseo… jaebal” kata ibu sica sambil sekali lagi
menggenggam tangan krystal dengan erat “aku akan menemui ayah dan ibumu kalau
perlu. Aku akan meminta mereka untuk mau memeriksa DNA kita” kata ibu sica,
sedangkan sica dan eunhyuk hanya bisa melihat mereka dari dapur “aku…
dibesarkan dipanti asuhan” jawab krystal “kalau begitu, biarkan aku datang
kesana dan biarkan aku menjadi ibumu” kata ibu sica “eomma! Geumanhae!” kata
sica yang sudah tak tahan lagi melihat ibunya yang begitu ambisius ingin
memiliki krystal “sica-ya! Dia adikmu! Bagaimana aku bisa melepaskannya lagi?!”
kata ibunya sambil berdiri dan memperlihatkan bekas luka di tangan sebelah
kanan krystal yang memang sudah ada sejak ia kecil “naddo-yo! Naddo eomma ddal-iyeyo!
Soojung-I… naddo bogoshipeosseoyo! Keundae eomma wae neomu igijeogida(aku juga!
Aku juga putri eomma! Soojung… aku juga merindukannya! Tapi eomma sangat
egois!)” kata sica “sica-ya.. hajima” kata eunhyuk “oppa… na museun ddal-iya?
Na jinjja eomma ddal-ineunde, keunde eomma na hante wae ireokhae? (oppa… aku
ini putri macam apa? Aku ini putri kandung eomma, tapi kenapa eomma seperti ini
padaku?)” kata sica “mianhajiman, nan himdeuro, na monjeo shiyeo” kata sica lalu
berjalan cepat kekamarnya lalu di susul eunhyuk “eonni~” panggil krystal tapi
sica tak mau menengok lagi kebelakang.
***
Sica terdiam dengan mata yang masih basah “kenapa kau
seperti itu sica-ya, itu eomma-mu sendiri, kenapa kau membentaknya?” Tanya
eunhyuk sambil mengelus rambut sica “aku sudah muak dengan semua sifat histeris
eomma, aku tahu bagaimanapun ia pasti sangat merindukan soojung, tapi oppa…
tidakkah eomma memikirkan perasaanku yang tersingkir? Tak bisakah ia mengerti
perasaanku? Aku juga putrinya oppa, aku juga ingin di sayangi” kata sica sambil
memunggungi eunhyuk “kau sudah cukup mendapatkan kasih sayang, saat orang tuamu
membuat pesta pertunangan kita, eommoni adalah salah satu yang paling sibuk.
Dan kau harus menghargainya. Karena kelak kau juga akan menjadi seorang ibu,
kau akan melahirkan anak-anak kita yang manis dan cantik sepertimu, tapi
bagaimana jika anak kita bersikap seperti kau memperlakukan eommoni tadi? Apa
yang akan kau rasakan? Aku hanya tak ingin kau menyesal nantinya, karena
sebentar lagi kau akan menjadi istri juga ibu dari anak-anakku” jelas eunhyuk
sambil meraih tangan sica “mianhae oppa. Aku tak bermaksud untuk menjadi calon
istri yang buruk bagimu. Aku hanya..” kata sica terputus “kau hanya butuh aku
untuk bersamamu sica-ya, dan aku hanya membutuhkan dirimu untuk hidupku” jawab
eunhyuk lalu memeluk sica dengan hangat
Donghae keluar dari apartmentnya dengan muka yang sangat
sangat muram, ia hanya bisa berharap bahwa sinar matahari siang ini akan
membuatnya terasa lebih hidup. “hyeong!” panggil seorang anak kecil dari arah
lapangan di dekatnya “wae?” jawab donghae “kau mau ikut main?” tanyanya lagi
“main bola? Aku sedang tidak bersemangat hyunjae~ kau mainlah dengan
teman-temanmu” jawab donghae pada anak kecil tetangganya itu “wae? Sooyeon
noona ddo?” Tanya hyunjae “ani, aku sudah menemukanya” jawab donghae “geureom
wae? Na taemunae?” Tanya hyunjae dengan wajah yang berubah lesu “aniya… aku
memang sedang tak enak badan… sudahlah kau cepat main dengan teman-temanmu”
kata donghae “shireunde… aku ingin menemanimu” kata hyunjae “araseo, kalau
begitu ayo cepat kita pergi” kata donghae lalu meraih tangan hyunjae yang jauh
dibawah.
“seandainya waktu dapat ku putar dan ku hentikan, aku tak
akan memilih jalan hidup ini dan akan tetap memilih bersama orang-orang yang
sangat mencintai dan ku cintai… tapi seandainya memori itu tak dapat ku ingat
kembali, maukah kau membantuku tuk mengingatnya? Tuhan, selamatkan aku… aku tak ingin ada
seorangpun yang terluka hatinya karena aku. Aku memang ceroboh tuhan, jadi…
tetapkanlah orang yang dapat menghentikan kecerobohanku, jadikanlah ia pemimpin
yang baik bagiku. Walaupun aku tak tahu kapan ia datang dan kapan ia akan
pergi, tapi simpanlah sedikit waktuku untuk ku habiskan sekali lagi bersamanya”
sica menulis kata-kata itu di blog tempat ia bercerita, “if not me who the best
for him, at least please help him to get more than me” ketiknya lagi, lalu
mengirimkannya. “mwohae?” Tanya eunhyuk “aniya… ah.. oppa bisa kita tidur
sekarang?” kata sica “geureom…” kata eunhyuk sambil menganggukan kepalanya
pelan lalu merangkul sica dan menggiringnya ke tempat tidur mereka.
“hyeong! Ini sudah malam! Kenapa kita belum pulang? Aku
bisa di pukul eomma~” kata anak kecil bernama hyunjae pada donghae yang sedari
tadi hanya diam dan melamun di sampingnya “euigoo~ jinjja! Hyeong!” keluh
hyunjae lagi “sooyeon noona akan kembali hyeong.. percayalah! Ayo sekarang kita
pulang aku lapar!” kata hyunjae sambil menarik donghae. Mereka berjalan menuju
apartment dan maasih dengan suasana hening yang belum menghilang dari donghae
“apa kau pernah berfikir kenapa aku menjadi seperti ini?” Tanya donghae pada
hyunjae “aku sudah tahu suatu saat kau akan lelah karena terlalu lama mencari
sooyeon noona dan akhirnya kau akan depresi seperti ini” kata hyunjae dengan
polosnya “kau saja mengerti, bagaimana bisa dia tidak mengerti hatiku
hyunjae-a” kata donghae lalu menarik nafas panjang dan berkata “haruskan ku
akhiri semua ini? Aku sudah sangat lelah sekarang” kata donghae “itu terserahmu~
aku kan tak bisa membantu apapun” jawab hyunjae “hyeong, kita sudah sampai… aku
masuk duluan~ annyeong hyeong” lanjut hyunjae dengan wajah cerianya. “bisakah
aku benar-benar melupakanmu? Bantu aku” donghae mengetiknya dan mengirimkannya
pada email sica “halsuiseo! Karena sooyeon yang sekarang bukanlah sooyeon yang
mencintaimu seperti dulu” donghae melanjutkan mengetiknya “aku tak berfikir
bahwa aku bisa, setidaknya aku akan berusaha, sooyeon-a… bantu aku melupakanmu”
ketiknya lagi lalu mengirimnya.
Paginya sica dan eunhyuk pergi bersama kerumah orang tua
sica “eommonim, kami datang” kata eunhyuk sambil sedikit menundukan tubuhnya
“appa~” panggil sica sambil memeluk ayahnya “wae? Wae?” Tanya ayahnya sambil
mengelus punggung putrinya yang hanya satu satunya sekarang “chalmotaesseoyo”
kata sica “wae geurae? Hyukjae-a… ada apa dengan putriku?” Tanya ayah sica “anieyo abonim, mungkin sica
terlalu lelah” jawab eunhyuk “lelah? Memang apa yang kalian lakukan?” Tanya
ayah sica dengan wajah yang penasaran “kami melakukan apapun yang kami bisa
lakukan” jawab eunhyuk dengan wajah yang sedikit cengengesan “mwo? Hya… kalian
harus ingat tak ada yang boleh menambah anggota keluarga ini sebelum kalian
menikah” jawab ayah sica dengan bercanda juga “appa~ bagaimana bisa appa bicara
seperti itu, aku belum melakukan apapun dengan hyukie oppa” jawab sica sambil
berdiri dan diam di samping eunhyuk “araseo~ araseo… ayo kita makan” suruh ayah
sica sambil mengambil tangan anaknya dan membawa mereka ke meja makan. “wae?”
Tanya sica saat merasakan sikut eunhyuk menyikut lengannya pelan “minta maaf
pada eommonim sekarang” kata eunhyuk berbisik “na mothae oppa…” jawab sica
“ekhem.. kenapa kalian berbisik di meja makan? Ada apa?” Tanya ayah sica
“anieyo..” jawab eunhyuk “eomma… jyesunghaeyo..” kata sica pelan “aniya, kau
tak salah aku yang salah aku yang tak mengerti… seharusnya aku tahu sekarang
yang dapat ku andalkan hanya kau dan hyukjae…. Maafkan aku” kata ibu sica
sambil memegang tangan putrinya “naddo… eommonim, maaf karena tak membimbing
sica dengan baik” kata eunhyuk “aniya… gwenchana, sekarang aku hanya akan
memikirkan sica dan kau, juga tanggal pernikahan kalian” jawab ibu sica sambil
tersenyum.
***
Krystal pergi ke rumah sakit dimana ia dilahirkan, ia
mencari tahu siapa ibu kandung yang melahirkannya di rumah sakit itu “eonni!”
panggil sica pada seorang dokter yang juga adalah temannya dipanti asuhan yang
kebetulan bekerja disana “oh? Kau sudah datang?” sapa yeoja yang ia panggil
jina eonni itu “eonni, eotthae?” Tanya krystal “ayo ikut aku” jawab jina,
krystal mengikutinya sampai keruangan dokter yang penuh dengan berkas-berkas
pribadi “wae eon?” Tanya krystal lagi “aku punya kecurigaan besar kalau nama
margamu adalah jung, dan namamu adalah soojung, karena ada data yang sangat
identik denganmu disini, dan foto bayinyapun sangat mirip dengan fotomu waktu
kecil. Juga DNA ayah dan ibu bayi itu cocok dengan DNA-mu. Jadi kemungkinan
besar kau adalah anak keluarga itu” jawabnya “nuguji? Eonni, kau sudah makan
siang?” kata krystal.
Mereka berdua pergi makan siang ke café dekat rumah sakit
itu “sebenarnya, beberapa hari yang lalu ada seorang yeoja paruh baya
mengatakan bahwa aku adalah anaknya, tapi aku tak bisa mempercayainya
langsungkan, aku bingung karena yeoja itu adalah ibu dari temanku, dan benar
marganya adalah jung” kata krystal “kenapa tak kau coba lakukan test DNA? Aku akan membantumu krys, tenang saja” jawab
jina “eonni, apakah jika aku menemukan eomma, ia akan menerimaku atau dia
bahkan tak akan mengenaliku?” Tanya krystal diiringi tarikan nafasnya yang
berat “aniya! Geurom aniya, seberapa lamapun kau menghilang krys, seorang ibu
tak mungkin bisa melupakan wajah anaknya meskipun ia sudah melakukan operasi
plastic 1000 kali, aku yakin itu. Karena sekarang aku sudah menjadi ibu, dan
aku bisa merasakan bagaimana rasanya jika aku jadi ibumu, aku tahu krys, ibumu
pasti juga sedang mencarimu” kata jina “gomawo eonni,” jawab krystal sambil
memeluk sahabatnya itu.
Sica mencuci piring bekas makan mereka seperti biasa dan
eunhyuk datang dari belakang sambil memeluk sica “ouh oppa…! Bagaimana kalau
eomma dan appa melihat eoh? Aku malu” kata sica “eoh? Malu? Jadi selama ini kau
malu bertunangan denganku?” kata eunhyuk “aigoo~ bukan seperti itu… sudah aku
mau meneruskan ini dulu, nanti ku kupaskan buah, mm? sekarang ayo duduk disini
dan tunggu aku datang oke?” kata sica sambil membuat tanda ‘o’ dengan ibu jari
dan telunjuknya. “jagiya..” panggil eunhyuk pelan “wae?” jawab sica
“kyeoreonhaejulae, na-rang?” Tanya
eunhyuk “ouh, jinjja! Geureomyeon! Wae? ” jawab sica sambil berkacak pinggang
“aniya, hanya kurasa akhir-akhir ini kau berubah banyak” kata eunhyuk sambil
menyelonjorkan kakinya di sofa “mwoga?” Tanya sica “sepertinya kau lebih akan
memikirkan orang lain dari pada aku semenjak namja itu datang” lanjut eunhyuk
“nugul?” Tanya sica lagi sambil terus mencuci piring “lee donghae” jawab
eunhyuk dan ‘prang!’ suara piring pecah pun terdengar ricuh di ruangan yang
sepi itu “aigoo~ neo jinjja! Gwenchana?” kata eunhyuk yang berlari dari sofa ke
tempat sica berdiri “hya! Wae irae? anapo?” kata eunhyuk panic “aniya,
gwenchanayo oppa, anapo” jawab sica sambil tersenyum “ada apa dengan ‘lee
donghae’ ? sepertinya nama itu membuatmu takut setengah mati” kata eunhyuk
sambil mencuci tangan sica yang terkena pecahan piring “oh! Aniya.. geunyang…
umm… igo..” kata sica tergugup “piringnya licin!” lanjut sica cepat “um?
araseo” jawab eunhyuk yang langsung kembali ke sofa tempat ia duduk tadi.
***
Akhir-akhir ini sica mengalami mimpi-mimpi aneh tentang
masa lalunya, ia rasa ia mulai mengingat mereka satu persatu, ia ingat bahwa
dulu donghae pernah memberikannya boneka teddy bear yang selama ini menjadi
boneka kesayangannya, ia juga ingat dimana ciuman pertamanya dengan donghae,
dan semua itu membuat sica semakin bingung dan berusaha untuk melupakannya
lagi. Hari ini sica berniat untuk kembali ke kampus karena skripsi akhirnya
belum selesai, ia pergi berjalan ke kantin bersama teman-temannya lalu memesan
juice. “sooyeon-a” panggil seseorang dari balik tubuhnya “ne?” jawab sica “neo
sooyeon geutji?” kata namja itu sekali lagi, sica menatap wajahnya, itu adalah
wajah yang ia lihat akhir-akhir ini di dalam mimpinya “majayo, nan sooyeon indeyo,
wae iraeyo?” kata sica “ireojima donghae-ssi” lanjut sica lalu berdiri dan
melangkahkan kakinya “neo wae irae?! ” teriak donghae “na? na wae irae? hemh ”
jawab sica sambil tersenyum meremehkan “neoya! Neo wae irae? Wae jigeum ajig waseo? Heum? Oddiseo
neo? Wae jigeum ajig huehae? Wae neo
sarajeo? Wae oneureun neo waseo? Nan neo hante saekchegosseo! Neo mollaji? Nan
jigeum neo miwohae! mwol saranghae? Jigeum urin sarang obseo! Jigeum nan
haengbokhae! Geuraedo neon ajig saenggakhae nan neo hante dasi dorabwa? Kkumiya!
(aku? Ada apa denganku? Hemh.. kau! Kau yang ada apa denganmu! Kenapa baru
sekarang kau datang? Heum? Dimana kau? Kenapa sekarang baru menyesal? Kenapa
kau menghilang? Kenapa kau harus datang sekarang?, padahal aku sudah
melupakanmu! Kau tak tahu kan? Aku sekarang sangat membencimu! Apanya yang
saling mencintai? Sekarang tak ada cinta diantara kita! Sekarang aku sudah
bahagia! Walaupun begitu kau masih berfikir bahwa aku akan kembali padamu
sekali lagi? Bermimpilah!)” kata sica yang sudah tak bisa menahan amarahnya
“sooyeon-a… neo gieokji? Wae anmalhae!” kata donghae “geurae” jawab sica “mianhae sooyeon-a.. ohaehajima!
(maafkan aku sooyeon-a.. jangan salah paham)” kata donghae sambil memegang
tangan sica “daesseo! Nan imi yagonjaga isseonde.dasi mannal saenggak eobseosseo!
(sudahlah! Aku sudah punya tunangan sekarang. Aku tak mau bertemu denganmu
lagi)” kata sica lalu melepaskan genggaman donghae.
Sica melangkahkan kaki dengan gemetar “ya tuhan maafkan
aku telah membohongi perasaanku sendiri” gumamnya dalam hati “sica-ya!” panggil
seorang temannya “geu namja… donghae oppa-ji?” tanyanya yang juga salah satu
teman masa kecilnya “oh, maja” jawab sica dingin “neo wae irae? Wae donghae
oppa hante ireokhae? aigoo” katanya “nan eunhyuk oppa isseoyo… donghae oppa
jigeum naego aniya” jawab sica lalu mempercepat langkahnya.
***
Donghae tersenyum getir sambil melihat sica pergi,
melihat seseorang yang ia cintai memakinya dan sudah tak menginginkannya lagi
adalah hal yang sangat menyakitkan bagi namja bernama lee donghae “hajima jung
sooyeon!” teriak donghae, ia melepaskan nafasnya keras.
“nice shoot! Yeah!!! Goll!!!” teriak eunhyuk dari ruang
tv “ada apa oppa? Ribut sekali” kata sica yang terbangun dari tidurnya “kenapa?
Kau terbangun ya? Mian… illuwa, tidurlah disini” kata eunhyuk sambil
menepuk-nepuk pahanya “aish~ aku lelah hari ini, dan ingin tidur lebih lama,
tapi oppa malah membangunkanku” kata Jessica dengan wajah sinisnya “mianhae…
kalau begitu kau mau tidur sekarang? Atau kau mau kita duduk berdua disini? Dan
melakukan……” jawab eunhyuk tak selesai “melakukan apa??” Tanya sica yang
tiba-tiba menjadi sangat bersemangat “sesuatu yang sangat-sangat-sangat-sangat
menyenangkan” jawab eunhyuk “dan itu adalah?” Tanya sica tak sabaran “kau
memijit kakiku dan aku akan tiduran sambil menonton bola lagi mowahahhahahaha”
kata eunhyuk, wajah sica berubah menjadi masam “aish! Jinjja.. mwoya? Kau akan jadi ahjussi berperut gendut
nantinya kalau kau seperti ini terus oppa!” rengek sica “dan kau akan segera
jadi ahjumma yakan?” celetuk eunhyuk dan sica langsung tertawa terbahak-bahak
“aku senang kau tertawa lagi” kata eunhyuk sambil mengacak rambut sica “ooh…
naddo, aku juga senang bisa tertawa lagi” jawab sica sambil menyenderkan
kepalanya di pundak eunhyuk.