Translate

Translate

Kamis, 09 Januari 2014

Beautiful Stranger





Beautiful Stranger

Cast : Kwon Yuri
 Cho Kyuhyun
 Choi Minho

Disaat semua orang terdiam, hanya dia yang memperhatikanku, dia yang menganggap aku ada dan hanya dia yang bisa membuatku merasa bahwa aku mempunyai seseorang yang menyayangiku, kami tak pernah saling mengenal, tapi dia selalu dapat mengenaliku. Walaupun kini aku tak tahu siapa dirinya? Dan mengapa ia menyukaiku? Tapi aku tahu, aku memang membutuhkannya.

Noona… noona… seorang anak kecil terus meneriakan dan memanggil nama noona-nya, ia berjalan sambil terus menangis. “noona… oddigaseyo?” katanya ia berjongkok di bawah lampu jalan dan terus menangis “gwaenchana? Neo wae yeogisseo?” Tanya seorang anak perempuan “kuma-ya?” katanya lagi “sallyeojuseyo” kata anak kecil itu “wae? Sallyeojuseyo wae?” Tanya anak perempuan itu “wae? malhae” kata anak perempuan itu “aku tak punya tempat tinggal lagi, noona pergi entah kemana. Dan aku tak tahu harus meminta bantuan pada siapa, sallyeojuseyo noona” kata anak itu sambil terus memegang kaki anak perempuan di depannya “kuma-ya. Ireumi mwoya? Kalau kau mau kau bisa ikut aku ke rumah, eoh?” kata anak perempuan itu “nae ireumi minho-ya choi minho” jawab anak lelaki yang bernama minho itu “oh, arraseo. Nan yuri, kajja illuwa” ajak yuri
“minho-ya. Igo nae jibaeg. Oneulreun igo neo jibaeg ddo, kau boleh tinggal disini sepuasmu” kata yuri “umurku 10 tahun, kau?” Tanya yuri “7 tahun” jawab minho sambil duduk terdiam “wae? Kenapa kau diam saja? Ini kan juga sudah jadi rumahmu” kata yuri “noona, kenapa kau membawaku ke rumahmu? Padahal kita baru saja saling mengenal” kata minho “wae? Shiro? Aku kesepian diam di rumah yang yah.. cukup besar ini. Eomma appa pergi bekerja, jadi  mau tak mau aku harus diam di sini bersama oppa, tapi oppa juga sudah sekolah di luar negeri, jadi aku tinggal disini bersama eonni-eonni yang selalu membantuku” jelas yuri “aah..” kata minho sambil mengangguk “an baegopa? Kaja meokgo!” kata yuri “mm.. kaja” jawab minho.

***
13 tahun kemudian…
Hari ini tanggal 5 desember, tepat pada ulang tahun yuri yang ke 23. “ah himdeulgae… ahjumma, tolong  air putih dingin, aku haus sekali” kata yuri dengan lembutnya “ne, agassi” jawab ahjumma yang tinggal di rumah yuri itu “minho oddisseo?” Tanya yuri setelah meneguk habis air-nya “tadi pergi keluar katanya ada jadwal kuliah” jawab ahjumma “ah, matchi, gomawoyo ahjumma. Aku akan pergi ke kamar” kata yuri lalu naik kelantai dua menuju kamarnya.
Yuri pergi berjalan-jalan sore di sekitar rumahnya, seperti biasa untuk menyelesaikan  jadwal olahraga rutinnya. “oddi ga?” Tanya seorang namja “ke taman, wae?” jawab yuri “hya! Kau tak ingat ini hari apa?” Tanya namja yang bernama minho itu “mwol? Sekarang hari… jumat? Wae?” kata yuri lagi “aigoo… pabbo” kata minho “mworagu?! Pabbo?! Hya neo! aku ini lebih tua dari mu!” kata yuri “geuraesseo wae? Kau memang bodoh kan? Kenapa harus marah?” Tanya minho “hya choi minho neo!” kata yuri lalu menjitak kepala minho dengan sedikit kencang “hya appo!”  kata minho sambil mengusap-usap kepalanya “ah daesseo! Na monjo galkae.” Lanjut yuri lalu mengayuh sepedanya menuju taman di dekat rumahnya.
“Agassi,” kata seseorang di belakang yuri “ne?” jawab yuri sambil melihat ke belakang “hari ini ulang tahunmu kan? Saengil chukhahamnida” kata namja yang sekarang berdiri di hadapan yuri “oneulreun nae saengilieyo?” Tanya yuri bingung “ne, majayo, sekarang tanggal 5 desember” jawab namja itu “ah! Ne! oneulreun nae saengilieyo! Kamsahamnida” kata yuri pada namja itu “aaa.. keundaeyo, kenapa kau bisa tahu ulang tahunku? Ah! Minho! geutchi? Kau tahu dari minho kan? Benar kan?” kata yuri “minho… nugul..” kata namja itu “animyeon… stalker? Anijyo? Anijji?” kata yuri yang sekarang memasang tampang panic “anieyo!” jawab namja itu dengan cepat “ah! Taengida… pokoknya terimakasih ucapannya… darimanapun kau tahu ulang tahunku, aku sangat berterimakasih” kata yuri lalu membungkukan kepalanya sedikit “ah anieyo. Ah matjyo! Igo..” kata namja itu sambil memberikan sesuatu pada yuri “igo.. mwonde?” Tanya yuri “ah.. sedikit hadiah ulang tahun dariku. Geurom.” Jawab namja itu sambil berpamitan dan pergi “gomawoyo! Annyeonghi gaseyo” teriak yuri.
Kyuhyun sedang memainkan i-pad yang baru saja di belinya, yang tentu saja sudah di isi dengan berbagai macam game yang ia sukai, kyuhyun berjalan dengan santainya di taman yang biasa ia datangi, “BRUK” tiba-tiba i-padnya jatuh tanpa sengaja karena ia menyandung batu, saat kyuhyun akan mengambilnya dan… sebuah sepeda menggilas i-pad itu sampai tak berbentuk. “HYA!! NEO MICHOSSEO!” teriak kyuhyun saat melihat i-pad barunya sudah tak berbentuk lagi “mianhae-yo… jyesunghaeyo” kata yeoja yang melindas i-pad kyuhyun yang langsung turun dari sepedanya dan berbungkuk 90o “hya! Nun oddiso! Bwa-yo! Sekarang i-pad ku sudah tak berbentuk lagi!” kata kyuhyun pada yeoja yang masih diam di hadapannya “mmm… jogiyo kau yang tadi memberiku kado ini kan?” Tanya yeoja itu “mwol!? Ani! Agassi kau jangan mengalihkan pembicaraan! Lihat ini!” kata kyuhyun sambil meraup sisa-sisa i-padnya “ne? dangsin geu namja aniya? Geurom…” kata yuri bingung “HYA!! Kau harus mengganti i-padku dengan yang baru!” bentak kyuhyun “HYA! Kau tak perlu berteriak juga akan ku ganti!” kata yuri yang ikut berteriak “ ‘hya’?! Mworagu?! ‘Hya’?! Kau memanggil orang yang baru kau temui dengan kata ‘hya’?!” kata kyuhyun “kemana etikamu!” lanjut kyuhyun “ouh! Jinjja!” kata yuri yang sudah sangat kesal “kau yang memulai!! Kenapa kau menyalahkanku!?! Aish! Daesseo! Aku tak akan mengganti i-pad mu! beli saja sendiri!” kata yuri yang langsung naik ke sepedanya lagi dan melajukannya “HYA! NEO!!” teriak kyuhyun yang masih memegang i-padnya yang tak berbentuk.
“aish! Sial! Kenapa aku bertemu dengan yeoja itu!! Ya tuhan i-pad ku” kata kyuhyun sambil memasukan sisa-sisa i-padnya ke tas, kyuhyun berjalan ke sebuah toko cake yang menjual green tea cake kesukaan ibunya “osseowaseyo” kata si pelayan kyuhyun masuk dan langsung memilih cake yang ia maksudkan “igo..” kata kyuhyun sambil menunjuk sebuah cake “mm… aku beli 4, 3 di bungkus dan 1 di makan disini” lanjut kyuhyun “ne,” jawab waitress itu, kyuhyun duduk di sofa sebelah jendela yang langsung menghadap ke jalanan “hah.. apa yang akan ku lakukan dengan rongsokan ini” gumam kyuhyun, matanya tiba-tiba terbelalak saat melihat yeoja yang lewat persis di depan jendela besar di samping kyuhyun “geu yeoja!” kata kyuhyun lalu berlari keluar dan menarik lengan yeoja itu “hya wae geurae?!” kata yeoja itu “hya! kau harus mengganti i-padku yang rusak!” kata kyuhyun “shiro!!!” jawab yuri “HYA!” pekik kyuhyun “jogiyo! Sallyeojuseyo! Orang ini mesum! Dia mau menculiku!” teriak yuri “hya!!!! Mwohae!” kata kyuhyun pelan sambil menutup mulut yuri “anieyo! Igo nae dongsaengieyo… mmm kami baru bertemu kembali” kata kyuhyun pada orang-orang yang menatapnya curiga dengan gugup sedangkan yuri hanya menggeleng gelengkan kepalanya “jinjja-yo!! Jinjja!” kata kyuhyun meyakinkan orang orang di sekelilingnya yang menatap mereka berdua, dan akhirnya sekumpulan orang itu pergi.
“mwol?” kata yuri saat kyuhyun menatapnya sebal “waaee?!” kata yuri lagi “kenapa kau menatapku seperti itu?!” kata yuri yang masih bingung “wae? Pertanyaan macam apa itu! Seharusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa kau tak mau mengganti i-pad ku? Hah?” kata kyuhyun “kau harus meminta dengan cara yang baik-baik dong! Kau tak punya etika hah?!” balas yuri pada perkataan kyuhyun “mwo? Hya! Yang tidak punya etika itu sedari tadi kau! Bukan aku!” jawab kyuhyun “na? onjae? Eoh? Aku sudah meminta maaf dengan baik kepadamu. Tapi kau yang bicara tak sopan padaku, jadi aku yang tak punya etika hah?” kata yuri “tapi kau tak mau mengganti i-pad ku!” jawab kyuhyun “aku tak punya uang sekarang! Kau tega membuatku mengganti i-pad mu?” kata yuri lalu menunduk “aish! Gojimal!” kata kyuhyun “jinjja… aku tak tahu hal seperti ini bisa terjadi. Aku tak tahu aku akan di ikuti oleh stalker kurang ajar sepertimu” kata yuri “mwo? Stalker? Neo jinjja!” kata kyuhyun yang tak bisa menahan perasaan jengkelnya “memangnya kalau kau bukan stalker kau ini apa? Mengikutiku kemana-mana huh” kata yuri “jadi kau ingin aku seperti apa?” kata kyuhyun yang nada suaranya sudah mulai turun sekarang “tentu saja minta maaf” jawab yuri “arrasseo, mianhae” kata kyuhyun “jinjja?” Tanya yuri “oh jinjja” jawab kyuhyun “ini nomorku, aku tak bisa mengganti i-pad mu sekarang karena aku tak membawa apapun sekarang. Tapi suatu saat aku akan menggantinya, pasti.” Kata yuri sambil memberikan selembar kertas “mmm…” jawab kyuhyun “g…gomawo” kata kyuhyun tergagap “apanya yang terimakasih? Aku belum memberikan apapun padamu. Kalau begitu aku pulang duluan. annyeong” kata yuri dan berjalan pergi.

***

“yeoja aneh itu sifatnya berubah cepat sekali, tadi baru saja dia sinis tapi sekarang mendadak jadi baik hati seperti itu” kata kyuhyun pada dirinya sendiri “ah terserahlah yang penting aku akan dapat i-pad yang baru” lanjutnya lalu masuk kembali ke toko cake dan memakan green tea cake yang ia pesan beberapa saat yang lalu.
Yuri pulang ke rumahnya dengan terburu-buru “ahjummaaaaa” katanya saat membuka pintu rumahnya “ne?” jawab ahjumma yang ada di rumahnya itu “minho-neun?” Tanya yuri yang nafasnya masih tersenggal-senggal “ada di kamarnya, agassi” jawab ahjumma “oh ne, gomawo” kata yuri yang langsung melanjutkan larinya menuju kamar minho “minho-ya!” kata yuri “mm?” jawab minho “hari ini ulang tahunku? Matchi?” kata yuri “mm… geursaeyo aku tak ingat” jawab minho “hya… neo nae sengil giokannha?  Jinjja? Uh neomu-e” kata yuri “noona, sengil chukhahae” kata minho sambil melanjutkan menatap tabletnya “hanya seperti itu? Tak ada cake? Kado? Atau apapun?” Tanya yuri “kenapa noona menginginkan hal seperti itu dariku? Ini kan rumahmu. Kau punya banyak uang, beli saja sendiri” kata minho yang tak lepas dari tabletnya “aku kan juga ingin hadiah dan cake dari adikku~” kata yuri “dongsaeng? Ah geunyang dongsaeng..” kata minho “oh. Geunyang dongsaeng.. hehehe jadi mana kado ku?” Tanya yuri “ambil saja sendiri di lemari” kata minho “kau ini kenapa sih?” kata yuri sambil membuka lemari baju minho dan mengambil kadonya “igo mwoya?” Tanya yuri “buka saja” jawab minho “happy birthday, wish god can make you’re dream come true. And wish you can feel what I feel” kata yuri membaca tulisan yang ada tepat diatas kadonya “and wish you can feel what I feel? Apa yang kau rasakan dan tak aku rasakan?” Tanya yuri, minho diam “eoh? Igo mwoya?” kata yuri sambil melihat isi kadonya yang berisi kotak music berbentuk piano yang didalamnya terdapat sebuah cincin yang terukirkan inisial ‘y’ “wuah neomu yeoppo!” teriak yuri “gomawo, minho-ya” kata yuri lalu memeluk erat minho “mmm… tak usah memelukku” kata minho dingin “ish” kata yuri sambil tersenyum bahagia.
Malamnya yuri terus menerus memutar lagu yang ada di dalam kotak music itu, sambil terus tersenyum dan tersenyum lagi. Ponselnya bergetar, ia menatap layar ponselnya “ganti i-pad ku besok” yuri membaca tulisan yang ada di layar ponselnya “baiklah besok jam 1 di depan toko cake yang tadi” balas yuri “mm.. arrasseo” jawab namja itu “i-pad harganya berapa sih?” kata yuri sambil menatap isi dompetnya “mwo?! Kenapa aku boros sekali!! Ah eottokae” rengeknya.  Ponselnya bergetar lagi ia melihat sebuah pesan masuk “ah! Besok tolong sekalian belikan aku green tea cake ya.” Kata namja itu dalam sms-nya “mwo?! Kenapa aku disuruh-suruh begini! shiro” kata yuri dan membiarkan ponselnya tergeletak di sampingnya.
***
Keesokannya, “Agassi! Agassi!” panggil ahjumma “ne, ahjumma. Masuk” jawab yuri yang masih setengah bangun “minho-neun? Dia sudah bangun? Biarku bangunkan dulu” kata yuri sambil membuka selimutnya, ahjumma itu membisikan sesuatu pada yuri “ne?! sakit? Bagaimana dia bisa sakit sih?!” kata yuri cukup kencang lalu berjalan dengan cepat menuju kamar minho “hya! Kenapa tadi malam kau tak bilang kalau kau sakit! Sini biar ku periksa dulu” kata yuri ketika sampai di kamar minho lalu mengambil thermometer “buka mulutmu!” suruh yuri “na gwaenchana..” jawab minho pelan “mwo?! Gwaenchana? Mwol gwaenchana!? Badanmu mendidih!” kata yuri sambil memaksa thermometer itu masuk ke mulut minho “Na gwaenchanaragu!” kata minho sambil melempar thermometer itu menjauh dari mulutnya, yuri menatap minho kecewa “kau, selalu begini, kenapa tak pernah mau menerima perhatianku eoh? Aku seperti ini itu untuk siapa?! Kalau kau sakit apa aku akan baik-baik saja?! Hya choi minho! Sudah berapa lama aku mengenalmu hah? Dulu kau tak begini! Kau ini kenapa?!” kata yuri dengan air mata yang sudah melewati kedua pipinya, minho masih tetap diam “mulai sekarang, terserah kau saja! Aku tak akan mengurusimu lagi!  Jangan harap aku pernah memasuki kamar ini lagi!” lanjut yuri sambil mengusap air matanya dan keluar dari kamar minho.
Minho membalikan badannya membelakangi pintu masuk kamarnya, ia tak mau melihat yuri menangis karena-nya, mungkin beberapa tahun kebelakang ia memang sering membuat yeoja itu menangis, tapi bukan karena ingin, ia membuat yuri menangis karena ia tak mau menunjukan bahwa sebenarnya, yuri telah merebut hatinya sejak ia menyelamatkannya 13 tahun yang lalu. Sekarang, badannya terasa sangat panas, ia tahu ia butuh perhatian dari yuri, tapi itu malah akan membuatnya menjadi lebih buruk lagi, mungkin minho akan lebih jatuh hati pada yeoja yang ia panggil noona ini.
Kyuhyun masih tertidur lelap di kamarnya saat matahari sudah sampai di atas kepala, suara ponsel yang sangat berisik itu membangunkannya “ne, yeobseo” jawab kyuhyun pelan “HYA! ODDIGA!” teriak yeoja dibalik telepon itu “ouh kkabjjagia!!” kata kyuhyun yang langsung membuka penuh matanya “kan sudah ku bilang jam 1! Kenapa kau belum datang juga! Hya! Aku sudah menunggu satu jam disini! Ppaliwa!!” teriak yeoja itu “arraseo arraseo!” jawab kyuhyun lalu bangun dan pergi ke kamar mandi dengan santainya. “nuguji? Kapan aku membuat janji dengannya ya?” gumam kyuhyun sambil menggosok giginya “aah!! Si i-pad! Ckckck yeoja itu.. baru saja kemarin baik hati,sekarang sudah berubah menjadi monster lagi?” katanya sambil menatap wajahnya di pantulan cermin “woa! Cho kyuhyun neo mosissda!” katanya sambil merapikan poni yang sedikit berantakan. Kyuhyun menaiki mobilnya lalu berangkat ke tempat janjiannya dengan yuri.

***

“darimana saja kau?! Kenapa baru datang jam segini!” kata yuri saat melihat kyuhyun datang “kau membuatku menunggu satu jam setengah hanya untuk mengembalikan i-pad bodoh itu!” lanjut yuri “kau ini kenapa sih? Aku baru saja datang, tapi langsung kau semprot dengan kata-kata tajammu” jawab kyuhyun “kau kan tak tahu seberapa beratnya hari ini bagiku! Jadi jangan menghakimi ku!” kata yuri yang masih mengingat sikap  minho padanya tadi pagi “kau, jangan sampai kau menangis dihadapanku, okay. Jangan sampai” kata kyuhyun, yuri mendelikan matanya melirik kearah jalanan “kau pikir aku mau memperlihatkan air mataku pada orang yang baru ku kenal ha?” jawab yuri “jangan salah paham, walaupun aku tak mau kau menangis di hadapanku, bukan berarti aku nappeun namja, aku hanya tak ingin..” “sudah jangan banyak bicara, ayo cepat kita pergi ke toko i-pad itu” kata yuri yang menyalip kata-kata kyuhyun. Yuri berjalan kearah kanan dan kyuhyun kearah kiri, “mobilku ada di sini” kata kyuhyun, yuri berbalik dan langsung naik ke mobil kyuhyun “kau punya banyak uang sepertinya, tapi kau meminta i-pad padaku, apa itu tak keterlaluan?” Tanya yuri saat di perjalanan “itu karena kau yang merusak i-pad ku. Kalau kemarin kau tak merusaknya, mungkin sekarang aku sudah bersenang-senang dengan i-pad baru ku” jawab kyuhyun “hah childish” desis yuri “mwo?” Tanya kyuhyun “ani, amogotdo” jawab yuri, “dimana rumahmu?” Tanya yuri “wae kkabjagi?” kyuhyun menanya balik “nanti saat aku menemukan i-pad yang mungin kau sukai, aku bisa mengirimnya ke rumahmu” jawab yuri “ah, aku tinggal di sekitar distrik nowon, kau bisa mencari apartment paling mewah disana.. dan kau akan menemukan apartmentku di nomor 302 hahaa” jawab kyuhyun dengan sombongnya “cih! Sombong sekali kau” jawab yuri lalu kembali diam.  perjalanan sedikit lama karena seoul yang kemacetannya tak bisa di duga. “memangnya hari ini kau kenapa?” Tanya kyuhyun tiba-tiba “kau tak perlu tahu” jawab yuri sambil memandang kearah jalanan di sampingnya “kau…  putus dengan namja chingu mu?” Tanya kyuhyun “tidak” jawab yuri “kalau begitu, kau di abaikan?” kata kyuhyun lagi “tidak” jawab yuri dengan muka yang kesal “aah! Kau ditolak oleh namja yang kau sukai kan? Ya.. pasti begitu!” kata kyuhyun “jangan sok tahu!” akhirnya yuri marah juga “kenapa sih kau senang sekali marah-marah pada orang yang baru kau kenal?!” kata kyuhyun yang juga mulai kesal dengan yuri “dan kenapa kau senang sekali mengganggu orang yang baru kau kenal?!” balas yuri “aku tak seperti itu!” jawab kyuhyun “kau seperti itu!” kata yuri, lalu keadaan menjadi hening.
Mereka sampai di sebuah mall besar yang khusus menjual handphone dan gadged, kyuhyun turun dan langsung berjalan masuk “hya! Kaji ga!” teriak yuri lalu ikut ke belakang kyuhyun, mereka sampai di toko tempat kyuhyun biasa membeli gadged atau ponsel baru itu, tapi tempat itu tutup. “kita ke tempat lain saja” kata yuri “shiro. Aku hanya percaya toko ini” jawab kyuhyun “ini sudah hampir malam, dan kau masih ingin aku menemanimu membeli i-pad itu? Michosseo? Aku juga punya banyak kerjaan di rumah!” kata yuri “suruh siapa kau merusak i-pad ku? Jangan jadi menyebalkan dan ikuti saja aku” kata kyuhyun lalu keluar dari tempat itu. Mobil kyuhyun kali ini diparkirkan di depan sebuah restaurant yang cukup mewah di daerah distrik gangnam “kau tak memintaku untuk meneraktirmu disinikan? Aku hanya membawa uang pas hari ini! Sungguh!” kata yuri “tidak, aku yang traktir” jawab kyuhyun “jinjja? Wah baiklah” jawab yuri lalu mereka berdua masuk kedalam restaurant itu, “kami menyediakan paket khusus untuk pasangan malam ini, bagaimana? Kalian akan mencobanya?” Tanya pelayan saat di depan pintu “ne? Couple?” kata yuri tak percaya “ne, silahkan masuk” suruh pelayan itu, lalu mereka memesan makanan. “karena aku sudah meneraktirmu makan malam, sekarang aku punya satu permintaan” kata kyuhyun “mm mwol?” Tanya yuri “kenapa hari ini jadi berat untukmu?” Tanya kyuhyun “karena aku?” lanjutnya “gabjagi wae?” kata yuri “tak apa, hanya aku tak suka kalau ada yeoja yang merasa harinya menjadi buruk karena aku” jawab kyuhyun “sekarang ayo jawab pertanyaanku” kata kyuhyun “sebenarnya ini bukan karena dirimu, hari seperti ini sudah sering terjadi padaku, diabaikan, dikecewakan, disakiti, bosan rasanya. Tapi, kenapa orang ini melakukan hal seperti itu padaku, aku masih tak tahu” kata yuri “mm… namchin?” Tanya kyuhyun “ani, namchin eobseo” jawab yuri “geuraeso nugul?” Tanya kyuhyun lagi “dia adik angkat-ku” kata yuri lalu meminum minumannya.
“terimakasih kau sudah mengantarku pulang” kata yuri saat ia turun dari mobil kyuhyun “mm.. cheonma” jawab kyuhyun “ah! Dan terimakasih sudah meneraktir juga mendengarkan masalahku” kata yuri sambil member senyum paling tulus nya “aniya, terimakasih sudah menemaniku makan malam” jawab kyuhyun “kalau begitu, aku masuk duluan, majimak gomawoyo” kata yuri lalu masuk ke dalam rumahnya, kyuhyun hanya tersenyum.

***

Minho menatap ke luar jendela “dia pulang dengan namja? Siapa dia?” kata minho lalu diam, “obatmu ada di depan pintu, makanlah 3x sehari” kata yeoja itu dari balik pintu kamarnya , minho segera berjalan dengan cepat untuk membuka pintunya “noona” panggil minho “mianhae” lanjutnya sambil mengalihkan pandangannya dari yuri “jeongmal mianhae. Aku tak bermaksud untuk membuatmu terluka. Aku memang tak tahu diri” kata minho sekali lagi “ya benar, kau memang tak tahu diri. Kau tak tahu malu. Kau memang namja yang menyusahkanku! Kenapa kau selalu membuatku menyesal telah menyayangimu minho-ya? Haruskah kau melakukan hal seperti tadi? Kau keterlaluan minho-ya” jawab yuri “arra, mianhae noona” kata minho, yuri masuk ke kamarnya tanpa menengok kearah minho. Wajah berkarisma itu kembali tertekuk, menyesal? Ya ia menyesal. Tapi walau bagaimanapun, sakit di tubuhnya tak separah sakit yang ia rasakan di hatinya saat melihat yuri pulang bersama namja lain, walaupun ia tak tahu pasti apa yang telah mereka lakukan berdua.
Yuri masuk ke kamarnya dan mengunci diri, ia tahu hal yang bodoh telah ia lakukan barusan, menghindari minho adalah hal yang tak seharusnya ia lakukan, ia menyayangi namja itu, sebesar ia menyayangi dirinya sendiri. Yuri terduduk di ranjangnya sambil memutar kotak music pemberian minho, ia mengambil cincin di dalamnya dan memasukannya ke jari manis sebelah kanan miliknya, ia terdiam, berfikir, lalu mengambil seutas tali di laci lemarinya dan memasukan cincin tadi kedalamnya lalu membuatnya menjadi kalung yang ia pakai tepat di leher jenjangnya. Ketukan pintu terdengar begitu kencang di telinganya, lalu panggilan-panggilan dari suara yang sangat tidak asing baginya, “noona, mun yeoreobwa” kata namja itu “yuri noona” panggilnya lagi “kwon yuri!” “hya! Mun yeoreobwa!” teriak minho “mwol?! Eoh? Untuk apa aku membukakan pintu untuk namja sepertimu?” kata yuri dari dalam kamar “kau tak tahu seberapa menyesalnya aku? Hah? Cepat buka pintunya!” jawab minho “untuk apa kau minta maaf tapi masih melakukan hal yang sama?! Kau pikir aku ini apa?” kata yuri yang masih tak mau membuka pintunya “aku hanya ingin mengatakan sesuatu, dan aku akan pergi” kata minho, yuri tertegun “ga? Oddil?” kata yuri “makanya kau buka dulu pintunya!” kata minho, akhirnya yuri membuka pintu kamarnya “kau, jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi kepadaku! Arasseo!?” kata yuri “oh, mianhae” kata minho lalu memeluk yuri “mianhae noona, jalmotaesseo” lanjut yuri.
“yeoja-ssi, aku tunggu kau di café green tea itu besok pagi ya! Jangan sampai terlambat!” kata kyuhyun dalam pesan yang ia kirimkan kepada yuri “mau kemana kita?” balas yuri “kau masih belum mengganti i-padku, ingat?” kata kyuhyun “arasseo, namja-ssi” jawab yuri “namja-ssi?” Tanya kyuhyun “ne, karena kau memanggilku yeoja-ssi jadi kau ku panggil namja-ssi, andwae-yo?” balas yuri “terserah kau sajalah” jawab kyuhyun.
Keesokannya… yuri membawa perlengkapan kali ini, karena entah kenapa sejak pesan kyuhyun tadi malam, perasaannya berubah menjadi tak enak, sepertinya akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya.
“namja-ssi!” panggi yuri “kau masih saja memanggilku ‘namja-ssi’ kalau begitu aku akan memanggilmu gadis i-pad” kata kyuhyun “andwae-yo! Memangnya aku tukang jualan i-pad apa?!” kata yuri “sudahlah, ayo kita pergi” ajak kyuhyun lalu naik ke mobilnya. “kita ini mau kemana sebenarnya?” Tanya yuri “gwangju” jawab kyuhyun singkat “mwo?! Gwangju?! Hya! Ini hari libur! kau gila apa?! Kita bisa bisa baru sampai minggu depan dasar bodoh!” kata yuri “kau yang bodoh mana ada hari senin libur hah?” kata kyuhyun, yuri tertunduk malu. “tas itu isinya apa?” Tanya kyuhyun “makanan, minuman, baju” jawab yuri “woaaah kau sepertinya memang berniat untuk berminggu-minggu bersamaku ya? Sampai bawa perbekalan segala” kata kyuhyun sambil menunjukan smirk smile-nya “anigodeunyo! Siapa yang kuat berminggu-minggu dengan pria menyebalkan sepertimu!” kata yuri “kau kuat, buktinya selama beberapa hari ini kau kan terus bersamaku, kau lupa?” jawab kyuhyun lalu tertawa “hya! Kalau aku kan terpaksa!” elak yuri “lalu kalau kau terpaksa kenapa kau mau saja ku ajak jalan-jalan ke gwangju?” Tanya kyuhyun “tadi malam kau bahkan tak bilang kalau kita akan pergi ke gwangju!!” kata yuri sebal “seharusnya kau yang bertanya” kata kyuhyun tenang “aish! Kau benar-benar menyebalkan rupanya!” kata yuri sambil melipat kedua tangannya di depan dada “tapi aku menggemaskan” jawab kyuhyun lalu tertawa lagi, dan yuri terdiam.

***
Mereka berdua sampai di gwangju setelah perjalanan yang berjam-jam, yuri masih tertidur karena kelelahan, kyuhyun juga kelelahan jadi ia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di pinggir jalan supaya ia bisa tidur sebentar. Yuri terbangun, “oh? Hampir malam” kata yuri “namja-ssi… kita ada dimana?” panggil yuri “ah, dia tertidur” gumam yuri, ia berusaha membangunkan namja di sampingnya ini tapi tak berhasil “jeogiyo, ini hampir malam, kenapa kita masih saja disini?” kata yuri sambil menggoyang-goyangkan tubuh kyuhyun “mmh.. sebentar lagi” jawab kyuhyun “ayolah! Kau tak bermaksud untuk menginap disinikan? Tempat ini menyeramkan! Lagipula kita ada di pinggir jalan, irronayo!” kata yuri akhirnya kyuhyun terbangun “penginapan ya… mm… kau tahu penginapan disekitar sini?” tanya kyuhyun yang masih setengah sadar “anieyo, nan molla-yo, uri eottokhaejyo?” kata yuri mulai panic “kogjeongmal, kita pasti akan menemukan penginapan di sekitar sini” jawab kyuhyun sambil menyalakan mobilnya “eomma.. musseowo” gumam yuri sambil mendelikk kearah jendela. “kenapa jalanan ini sepi sekali ya?” kata kyuhyun “jangan menakut-nakutiku!” kata yuri sambil menutup mukanya “jinjja, aku tak punya peta daerah sini, lagi pula bensin mobilku hampir habis, eottokhaeyo uri??” kata kyuhyun sambil terus melihat kedepan “mianhaeyo, jalmotaesseoyo, aku akan mengembalikan i-padmu. Asal jangan bawa aku ke tempat seperti ini!” kata yuri sambil terus melihat kearah kyuhyun karena tak berani melihat kearah depan ataupun jendela “eomma!” teriak yuri saat mobil kyuhyun berhenti mendadak “wae irraeyo? Eoh? Musun iriya? Hya!” kata yuri sambil memegang lengan kyuhyun “nan mollayo!” jawab kyuhyun yang juga kaget “tadi sepertinya ada yang ku tabrak, entah apa” kata kyuhyun “jankaman, aku lihat dulu, kau jangan kemana-mana” lanjut kyuhyun sambil membuka pintu mobilnya “kajimayo! Nan musseowoyo” kata yuri yang hampir menangis “hanya sebentar, jankaman gidariseo? Okay?” kata kyuhyun lalu menutup pintu mobilnya.
“namja-ssi!! Palliwayo! Nan musseowo!” teriak yuri dari dalam mobil “gidariyo” jawab kyuhyun sambil memperhatikan bagian bemper depan mobilnya yang sedikit rusak tapi tak ada apapun yang di tabraknya “jogiyo… nuguseo? Jogiyo… sallyeojuseo… jaebalyo” kata yuri pada seseorang yang berdiri di samping jendelanya “ahjussi...” kata yuri “Agassi, na bwa-yo? Isseoyo?” kata ahjussi yang sedari tadi di ajak bicara yuri “geurom isseoyo! Ahjussi! Sallyeojuseyo! Uri sallyeojuseyo ahjussi” kata yuri sambil membuka jendelanya sedikit “kau bicara dengan siapa?” Tanya kyuhyun yang sudah ada di samping yuri “ouh! Kkabjjakgia!” kaget yuri “igo ahjussi-nyo!” jawab yuri “ahjussi? Nugu ahjussi? Sedari tadi tak ada orang di sekitar sini” jawab kyuhyun “aish! Jinjja! eomma~” kata yuri yang langsung menekuk kakinya dan mulai menangis “uljimayo, kaja kita cari penginapan yang dekat sini, atau malam ini kita tidur di mobil saja” kata kyuhyun “nan jinjja musseowo, arro?! Wae uri yeogisseo?! Igo neo ttaemunaeya!” teriak yuri yang masih menangis “arraseoyo, mianhae” jawab kyuhyun yang langsung menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari tempat itu “geu ahjussi-yo, nugunde?” kata kyuhyun “HYA! Mwoanya! Kenapa kau mengungkit itu lagi huh?!” kata yuri “ah! Itu ada gedung itu, mungkin penginapan” kata kyuhyun, yuri berhenti menangis. “igo aniya! Aish! Igo-neun…” kata yuri terputus “igo mwol?”  Tanya yuri “nugulka?” kata yuri tiba-tiba “nuga nugul?” Tanya kyuhyun yang tak melihat apapun “igo… geu yeoja!” kata yuri sambil menunjuk pintu masuk gedung itu “hya! Yeoja eobseo! Ukkijima!” kata kyuhyun yang sedikit ketakutan “disini banyak orang ya?” Tanya yuri lagi “nugul? Bbongchijima!!” kata kyuhyun “jinjjaya! Kenapa aku harus berbohong tentang hal seperti itu!” kata yuri “kalau begitu kau… bisa melihat makhluk gaib?” tanya kyuhyun dengan serius “mollayo, kadang bisa kadang juga tak bisa” jawab yuri “jigeumyo?” Tanya yuri “aniya! Na mothae!” Tanya yuri sambil mengusap-usap matanya “hya! Wae mothae?!” kata kyuhyun “daesseo! Kaja! Na musseowo! Ini bukan penginapan! Ini bekas rumah sakit jiwa yang angker kurasa!” jawab yuri dan kyuhyun langsung melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

***

Keesokannya.
“na achim anmeokgosseo! Oddiya!” teriak yuri “jogiyo, kita harus cepat mencari pom bensin! Kau ingin kita terdampar di tempat seperti ini eoh!?” kata kyuhyun yang masih terus menerus menarik tangan yuri “namja-ssi! Na baegopagodeunyo! Nan achim meokgo kkuk haeyadwaeyo!” kata yuri sambil melepas tangannya “aigoo neo jinjja! Achim meokgo isseo! Najunghae!” kata kyuhyun lalu menarik paksa tangan yuri untuk cepat pergi dari penginapan yang baru mereka temui saat nyaris tengah malam “namja-ssi, na baegopayo” kata yuri saat di mobil “namja-ssi… meokgo kaja…” kata yuri lagi “bap meokgo, animyeon samgyeopsal? Mmm…. Ramyeon ddo gwaenchanayo! Deulinayo namja-ssi!” kata yuri “nan neon eobseoyo!” jawab kyuhyun yang masih sibuk mencari pom bensin “jinjja eobseo-yo?” kata yuri kecewa “geuromyeon! eobseoyo! Uangku habis menyewa penginapan itu semalam!” kata kyuhyun “kalau begitu kenapa kau tak membawa uang lebih!! Dengan begitu kita tak akan seperti ini!” kata yuri “hya! Nan eoddiseo arro!!” kata kyuhyun lalu membelokan mobilnya yang akhirnya menemukan pom bensin.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju seoul, tapi yuri masih saja mengeluh kalau dia lapar, “jogiyo, igo…” kata yuri sambil menggoyang-goyang lengan kyuhyun yang terus focus pada stir mobil “gwaenchanayo? Wae irraeyo? Jogiyo..” kata kyuhyun yang panic setelah melihat yuri yang terus menerus memegang perutnya “neo wae irrae? Hya!” kata kyuhyun sambil menghentikan mobilnya “yeoja-ssi! Jeogiyo!” kata kyuhyun yang menjadi lebih panic karena yuri yang mulai tak sadarkan diri. Kyuhyun membawa yuri ke rumah sakit terdekat yang ada di gwangju, “geu Agassi, ireumi mwohaeyo?” Tanya seorang suster pada kyuhyun yang baru saja mengantar yuri ke ruang UGD “ireumiyo?.... mmm… yeoja-yo” jawab kyuhyun dengan gugup “ne? yeoja-yo? Ani, keugo ireumiyo” kata suster yang juga bingung “ne, geu Agassi ireumi yeoja-eyo.” Kata kyuhyun yang tak tahu harus berbuat apa lagi “ah… yeoja-ssi-nyo? Ne, algesimnida” kata suster itu masih dengan muka yang bingung. Setengah jam kemudian yuri sudah sepenuhnya sadar, hal pertama yang ia rasakan adalah ia sudah tak lapar lagi, perutnya sudah tak lagi berdemo seperti tadi, “ironaseoyo?” Tanya kyuhyun yang diam di samping yuri sambil membaca Koran “oh.” Jawab yuri “neo na hante wae geurae? Kenapa tak bilang kalau kau punya penyakit maag eoh?! Kau ingin aku masuk kantor polisi karena tak memberimu makan?” kata kyuhyun sambil melipat korannya dengan cepat “kkk.. mian, naddo mollayo. Kenapa penyakit seperti ini bisa kambuh di saat-saat yang tak bisa di kira hehee” jawab yuri “keundae igo neo tamunaeya! Hichanayo! Nan kkuk achim meokgoyo! Keunde neo andeulinayo!” kata yuri yang sekarang memiliki tenaga lebih untuk berdebat dengan kyuhyun “mian, istirahatlah,aku akan menebus obatmu, setelah itu kita makan dan pulang” kata kyuhyun sambil berjalan keluar dari ruangan rawat itu “hya! Jankaman!” teriak yuri.
Mereka naik ke mobil kyuhyun, yuri masih menatapnya dengan pandangan yang tak suka “mwol?” Tanya kyu “neo neon eobseojji?”  kata yuri “oh, eobseo. Wae?” jawab kyuhyun “lalu darimana kau bisa membayar tagihan rumah sakit, dan bagaimana kita bisa makan sekarang?” Tanya yuri “aku bawa kartu kredit” jawab kyuhyun “ne?! neo michoseo?! Kau bilang kau tak punya uang!” kata yuri emosi “aku memang tak punya uang, tapi aku punya kartu kredit. Benarkan?” kata kyuhyun “aish! Kau ini! Kalau begitu kita langsung pulang saja! Pasti orang rumah mencemaskanku karena semalaman ponselku habis batrai” kata yuri lalu kembali memandangi jendela “jangan pandang jendela itu, nanti ahjussi yang tadi malam muncul lagi!” kata kyuhyun “HYA!” teriak yuri sambil memukul lengan kyu, dan kyu tertawa terbahak-bahak.
***

Yuri sampai di rumahnya dengan keadaan yang sangat lelah, ia memasuki pintu rumahnya dengan langkah yang gontai “Agassi, gwaenchanayo?” Tanya ahjumma yang langsung panic ketika melihat yuri yang sangat kelelahan “ne ahjumma, gwaenchanayo. Minho sudah datang? Sudah makan?” Tanya yuri “tubuh sendiri seperti itu masih berani mengkhawatirkan orang?!. Noona! Aku menunggumu semalaman, kenapa baru pulang sekarang eoh? Pakai diantar namja segala” kata minho yang berusaha menyembunyikan rasa cemburunya “aku lelah, nanti saja ngobrolnya” jawab yuri “kalau kau belum makan, makanlah dulu. Jangan tunggu aku” lanjutnya lalu segera menaiki tangga dan pergi ke kamarnya. Minho mengetuk kamar yuri “appo?” Tanya minho “ani, gwaenchana” jawab yuri pelan sambil memijat pelan pelipisnya “mwol gwaenchana? Kenapa tak perduli pada tubuh sendiri sih?! Kau ini yeoja! Uruslah sedikit tubuhmu itu!” kata minho sambil mengambil kotak obat yang ada di laci yuri “igo meokgo” kata minho sambil menyuapi obat tablet ke mulut yuri “jangan hanya mengkhawatirkan aku, noona juga harus memperhatikan kesehatan noona sendiri” kata minho “araseo, gomawo… kau makanlah duluan. Aku mau istirahat sebentar” kata yuri “shiro, aku mau menemanimu disini” jawab minho dingin “kalau begitu sini” kata yuri sambil menepuk-nepuk kasur sebelahnya yang kosong “berbaringlah disini” kata yuri sambil menarik selimutnya, minho menghampiri yuri lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

Keesokannya.
Kyuhyun bangun dengan badan yang sangat lesu rasanya hampir seluruh tubuhnya terasa sangat ngilu akibat terlalu lama menyetir saat di gwangju. Ponselnya berbunyi sesaat setelah ia menginjakan kakinya di lantai “yeoboseyo” katanya “gwaenchanayo? Sepulang dari gwangju kemarin badanku sakit sekali… kau? Apa kau baik-baik saja namja-ssi?” Tanya yuri pada telepon “an gwaenchanayo. Jigeum nan apayo…” jawab kyu malas “woah… jinjja? Pasti ada yeoja yang sedang merawatmu sekarang disana. Geutji?” kata yuri “anni. Kau yeoja pertama yang menanyakan keadaanku” jawab kyu “aah… geuraeyo? Kalau begitu, sudah dulu ya.. aku akan pergi kuliah kkkk.. semoga cepat sembuh namja-ssi” kata yuri yang hampir saja menutup teleponnya “jamshimanyo… hanbonmal putakaeyo. yeoja-ssi yakguk yakreul sayo isseoyo? (tunggu sebentar, ada satu permintaan. Yeoja-ssi bisakah kau membeli obat di apotek?)”  Tanya kyuhyun dengan suara yang lemah “ne? Yak-yo? Namja-ssi jinjja apayo?” Tanya yuri lagi “mmm… jinjja. dohwajuseyo” kata kyuhyun dengan sopannya “araseoyo… jamshiman gidariseyo” kata yuri lalu menutup teleponnya.
Yuri menyuruh minho mengantarnya ke apotek untuk membeli obat, tapi minho tak mau mengantarnya karena ini sudah sangat telat untuk pergi ke kampus, akhirnya yuri menyetir mobilnya sendiri menuju apotek yang ada di daerah rumahnya. “eonni, yakreul sagoshipeoyo (eonni, aku mau membeli obat)” kata yuri pada yeoja penjaga apotek itu “museun yak-yo? (obat seperti apa?)” Tanya penjaga itu “ah matda! jamshimanyo” kata yuri yang lupa menanyakan kyuhyun sakit apa. Yuri menelpon ponselnya tapi tak ada jawaban “aish! Kenapa namja ini tak menjawab ponselnya! Lalu aku akan membeli obat apa untuknya” gumam yuri “jogiyo..” panggil penjaga apotek itu “ah.. anni jyeseonghaeyo, aku tak jadi membeli obat” jawab yuri lalu kembali ke mobilnya. “dimana dia bilang apartmentnya? Em.. gangnam? Aniji, cheongdam-dong? Mmm bukan juga sepertinya, dongdaemun? Juga bukan. Aaah! Nowon!” gumam yuri sambil memegangi stir mobilnya, sebelum pergi ke apartment kyuhyun yuri membeli beberapa bahan untuk membuat bubur dan samgyetang, karena yang ia dengar makanan itu bagus untuk orang yang sedang sakit. “apartment paling mewah number 302? Inikan? Matji!” kata yuri lalu membunyikan bel di depan pintunya “ne… jamshimanyeo” jawab kyuhyun dengan nada yang lesu “ah.. kau sudah datang, masuk” kata kyu lalu mempersilahkan yuri masuk “mana obatku?” Tanya kyuhyun “aku tak membelinya” jawab yuri “ah.. waeyo!” kata kyuhyun sedikit lebih keras dari nada bicaranya “kau tak menyebutkan aku harus membelikan obat apa! Jadi mana bisa aku tahu hal seperti itu!” jawab yuri yang ikut-ikutan emosi “ah… mian” jawab kyuhyun “tapi aku akan membuatkan mu bubur dan samgyetang sebagai  gantinya. Sepertinya suhu tubuhmu tak bagus, samgyetang akan menyembuhkannya. Jamshiman gidariseyo” kata yuri yang langsung menuju dapur di apartment kyuhyun “kau benar benar tak bisa bertanya dulu ya?” kata kyuhyun “wae? Aku harus bertanya apa?” Tanya yuri “dimana dapurnya? Apakah bisa aku memasak disini? Apakah kau suka samgyetang? Apakah ada bumbu-bumbu yang tak kau sukai? Tak bisakah kau bertanya seperti itu dulu? Bagimanapun kau ini tamu di rumahku” kata kyuhyun “araseoyo mianhae.” Jawab yuri lalu memulai masakannya “kau suka bawang?” Tanya yuri “aku suka semua bumbu” jawab kyuhyun “hoal.. kalau begitu untuk apa kau menyuruhku untuk bertanya.. sudahlah sebaikanya kau istirahat dulu… biar aku yang memasak disini” kata yuri sambil terus meneruskan masakan yang akan ia buat. “ironayo.. meokgo kaja” panggil yuri dari dapur “aish namja ini” kata yuri karena kyuhyun tak juga bangun dari tempat yang ia tiduri “ayo ku bantu kau bangun” kata yuri lalu memegang kedua tangan kyuhyun dan menariknya, dan tanpa sengaja chu~ bibir yuri menyentuh bibir kyuhyun yang sekarang terdiam, ia cepat-cepat menariknya dan pergi kedapur tanpa sepatah katapun dari mulutnya, sama halnya dengan kyu yang masih diam mematung “m..mwohae? kaja meokgo” kata yuri gugup “o..oh” jawab kyuhyun yang sama gugupnya dengan yuri. Mereka makan dengan mulut yang tertutup rapi tanpa pembicaraan dan tanpa kontak mata, sampai kyuhyun tersedak dan yuri mengambilkan minum untuknya “makan pelan-pelan” kata yuri “g..ghomhawho” jawab kyuhyun dengan suaranya yang masih tersedak “gwaenchana?” Tanya yuri pelan sambil memakan makanannya “gwaenchana” jawab kyu yang sudah tak tersedak lagi “biar aku yang cuci piring nanti. Kau kembalilah istirahat, lalu aku akan pulang” kata yuri yang masih melihat kearah bawah seakan ada tambang berlian di bawah sana, kyuhyun hanya diam, yuri mencuci piring makan mereka, lalu bersiap pulang “na galkae…” kata yuri sambil mengambil tasnya di sofa “mm… gomawo, geu samgyetang neomu massisda” kata kyuhyun dengan malu-malu “cheonma, masih ada sisa samgyetang di panci kau bisa menghangatkannya ketika lapar. Aku pulang dulu” jawab yuri lalu berjalan keluar.

***
Saat yuri keluar dari pintu apartmentnya, kyuhyun menghembuskan nafas berat yang ia tahan sedari tadi, nafas berat yang membuat ia tersedak, nafas berat yang disebabkan ciuman yang tak terduga itu yang belum ia prediksi sebelumnya ia akan berciuman dengan yeoja yang bahkan ia tak tahu namanya. “hyu~ akhirnya dia pergi juga.. ya tuhan”  kyuhyun mengelus dadanya yang terasa berguncang “kenapa tiba-tiba ada kejadian seperti ini? Seharusnya tak seperti ini” kata kyu yang sudah merasa baikan dari sakit yang ia rasakan semenjak kemarin entah karena samgyetang atau karena ciuman yuri yang tiba-tiba saja mendarat di bibirnya “woah~ ada yang salah denganku, kenapa jantung ini terasa berdebar lebih kencang dan kenapa aku jadi lebih memikirkan yeoja itu dari pada i-pad ku yang rusak karenanya?” gumam kyuhyun yang masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi “geu yeoja ireumi molla, nuguji?” gumam kyu tiba-tiba.
Yuri menarik nafasnya panjang-panjang sambil mengatur irama detak jantungnya yang menggebu-gebu “eottokaji? Ige wae irae? Aish!” kata yuri yang merasa ada yang aneh dari dirinya “yuri-a!! jeongshin jaraebwa!!” teriaknya pada diri sendiri “aaa mwoya  wae irae?” kata yuri sambil memegang pipinya “wae?” Tanya minho yang tiba-tiba ada di depan kamarnya “oh? Ani amugotdo” jawab yuri cepat “wae? Sudah tak mau cerita padaku?” Tanya minho sambil melipat kedua tangannya di depan dada “minho-ya, kalau kau jatuh cinta pada seseorang, kau akan mengalami tanda-tanda seperti apa?” Tanya yuri “oh? Kau jatuh cinta? Pada siapa?” Tanya minho “apa susahnya tinggal menjawab huh? Sudahlah jangan hiraukan aku” kata yuri “nuguji?” Tanya minho “mwol?” Tanya yuri “siapa orang yang kau sukai?” Tanya minho lagi “aniragu! Kata siapa aku jatuh cinta? Mana mungkin aku jatuh cinta pada namja yang namanya saja aku tak tahu” jawab yuri “mwo? Geu namja ireumi molla neo?” kata minho “oh, molla” jawab yuri lalu diam lagi “kau pasti sangat menyukainya” kata minho tiba-tiba “nan pabboji?” kata minho “mm? wae? Wae neo pabbo?” Tanya yuri “harusnya dari awal aku tak boleh menyukai yeoja itu, kalau dulu aku tahu akhirnya akan seperti ini… mungkin aku tak akan jatuh cinta” kata minho “mwoya..” kata yuri sambil melipat kedua tangannya di depan dada “daeseo… noona araji? namjaga saranghal ttaen kkog hangsang gyeote meomulmyeonseo neul haejugo sipeunge cham manha… keugo, geunyang nae saenggak… waenyamyeon naddo geureokhae (saat lelaki jatuh cinta, ia akan ingin selalu berada di sampingmu,selalu ada hal yang bisa ia lakukan untukmu. Itu, hanya pemikiranku saja… karena aku juga seperti itu)” kata minho lalu pergi ke kamarnya “jinjja? Neo ddo geureokhae? Wae na hante angeureokhae?! (benarkah? Kau juga seperti itu? Kenapa padaku kau tak seperti itu hah?!)” teriak yuri “naneun, noona anjeoha! (aku tak suka pada noona!)” jawab minho dari luar kamar yuri.
Cho kyuhyun tersenyum senyum sendiri di kamarnya “nan micheoseo aniya?! Woah! jinjja” katanya lalu menguling-gulingkan tubuhnya di ranjangnya, “hyeong!” katanya sambil melihat kearah pintu kamar yang terbuka lebar “woah! Hyeong eotteokhae yeogiseo?” Tanya kyuhyun pada kakak sepupunya itu “neo honjaseo?” Tanya namja yang bertubuh tinggi dan tampan itu “eoh.. na honja” jawab kyuhyun sambil mengajak kakak sepupunya itu keluar dari kamar “kenapa kau pulang tanpa memberitahu aku? Kalau aku tahu kan bisa ku jemput ke bandara” kata kyuhyun sambil mengeluarkan sebotol jus apel dari kulkasnya “ah… kalaupun ku beri tahu kau juga pasti akan lebih asyik dengan psp barumu itu” jawab namja bernama choi siwon itu “aniya… barang itu rusak” jawab kyu dingin “mwo?! Kau merusaknya?! Woah! Daebak! Kau tahu aku membelinya susah-susah dan harga psp itu mahal! Itu keluaran baru! Makanya sengaja ku berikan padamu!” kata siwon dengan nada yang tinggi “na aniya! Psp itu rusak oleh seorang yeoja” jawab kyuhyun “eoh? Kau bawa yeoja kedalam apartmentmu? Mm.. singihande..” kata siwon “geureom aniya! Dia menggilas psp itu dengan sepeda-nya” jawab kyu “ah! Daesseo! Aku tak mau membahas psp itu” lanjut kyuhyun “yeoppeo?” Tanya siwon “molla” jawab kyuhyun “wae molla! Yeoppeoji? Neo geu yeoja hante jeohahae?” Tanya siwon sekali lagi “mwoya~ minumlah dulu, akan ku lihat masih ada samgyetang atau tidak” kata kyuhyun sambil mengecek makanan di pancinya “isseo?” Tanya siwon “mm.. isseo. Meokgo kaja” jawab kyuhyun
Keesokannya
“ahjumma… minho eoddi ga?” Tanya yuri sambil membenarkan bajunya karena ia akan pergi ke kampus pagi itu “geursae-yo, agassi… tadi minho pergi dengan muka yang marah saat selesai mengangkat telepon” jawab ahjumma “ne? eoddiseo?” Tanya yuri lagi dengan wajah yang khawatir “molla-yo agassi” jawab ahjumma lalu pergi menuju dapur “aigoo i-saram!” kata yuri sambil mengeluarkan ponselnya dan menelpon minho, tapi minho tak juga menjawab teleponnya “Agassi! Achim meokgoyo!” teriak ahjumma “aniyo! Aku harus mencari minho dulu, ahjumma keogjeong hajima!” kata yuri sambil membuka pintu menuju garasi dan melajukan mobilnya.
“hya! Neo… jinjja geu saram matji?” Tanya minho dengan nada marah “geurae! Wae?!” jawab namja di hadapan minho itu “wae uri eomma chugeosseo?! Neo mitcheoseo aniya!?” kata minho kali ini dengan suara yang lebih keras “wae? keogjeong? Huh..” jawab namja itu sambil tertawa meremehkan “kemana saja kau selama ini choi minho?! Kau bilang aku gila? Ya aku memang gila! Aku gila karena harus mengurus ibumu yang sangat merepotkan itu!” kata namja yang memakai masker hitam dihadapannya itu “mwo?! Hya! Berhenti merendahkan ibuku! Neo saegiya!” kata minho sambil melayangkan kepalan tangannya kearah muka namja itu “huh.. mwo? Sekarang kau baru membelanya? Jadi kemana saja kau selama 13 tahun ini hah? Kalau begitu seharusnya kau urus dia! Jangan hanya diam saja!” kata namja itu memacu kemarahan minho “neo nuguya?! Malhae! Neo nuguya?!” paksa minho “gungeumhae? Ah daesseo. Neo amugotdo molla minho-ya…” jawab namja itu dengan santainya, minho melayangkan tinjunya sekali lagi, “haengbokhae? Eung? Haengbokharagu!” kata namja itu dengan nada yang tinggi kali ini “kau senang hidup tanpa kakak dan ibumu? Bukankah kau senang?” lanjut namja itu “dasi hanbeon minho-ya… igo” kata namja itu sambil menujuk pipinya yang sudah memerah akibat tinju minho “uri eomma eodiseo? Eodinyago?!”  teriak minho lalu meninju perut namja itu “appo minho-ya… do you wanna feel it?” Tanya namja itu “aedeul-a..” panggil namja itu lalu beberapa pria berbadan lumayan besar datang dan mulai memegangi minho dan memukulinya “appuji? Huh? Naddo!” kata namja itu “itu balasanmu karena memukulku tadi” lanjutnya “neo nugunyago!!” kata minho berusaha memberontak lalu meniju para pria berbadan besar itu “geumanhae!!” teriak seorang yeoja dari belakang minho.

***
“geumanhae! Hya! Neo mwohae?! Eung? Neo nuguya?!” teriak yuri sambil menghampiri namja yang tepat sedang memegang kerah kaos minho “Agassi… kau jangan ikut campur, ini bukan urusanmu” jawab namja itu sambil memegang tangan yuri “ini urusanku! Kau jangan sekali-kali berani menyentuh minho! Kalau tidak” kata yuri terputus “animyeon mwol?” Tanya namja itu sambil menatap yuri gusar “animyeon ireokhae” jawab yuri sambil meninju wajah namja itu , anak buahnya langsung menghampiri yuri dan menamparnya sampai terjatuh “noona!” kata minho sambil memegang tangan yuri “hah! Dasar pecundang! Kau berani memukul wanita?! Dan kau berani menyebut dirimu pria?! Woah…” kata minho lalu memukul namja namja kasar itu dengan keras, tapi tetap saja tak bisa mengalahkan mereka karena jumlah mereka memang lebih banyak “andwae minho-ya! Neo dal!” teriak yuri “kau sedang cedera rupanya, huh?” kata namja berkaca mata hitam yang ikut memukul minho “eoddil? Yeogisseo?” kata namja itu sambil menendang kaki minho “geumanhae!! Geumanharago!!” teriak yuri “minho-ya! Geumanhae!!” teriak yuri sekali lagi, suasana menjadi hening sejenak “dengar itu choi minho, yeojachingu-mu berkata kau harus berhenti!” katanya, yuri terisak bukan karena pipinya yang sakit tapi karena melihat minho yang sudah sangat kesakitan dengan kakinya yang cedera tapi tetap berusaha melawan “uljimma Agassi…, wanita cantik sepertimu untuk apa menangisi namja seperti dia?” kata salah seorang namja di sekitar minho.
Kyuhyun akan pergi untuk bermain basket dengan hyeong-nya, ia akan pergi ke lapangan basket di sekitar tempat tinggal yuri. “hyeong, kita beli minum di supermarket dulu, disana tak ada tempat minum” kata kyuhyun sambil membelokan mobilnya “ooh.. ppalli dorawa” jawab siwon.mereka melanjutkan perjalanannya menuju lapangan basket yang di maksud kyuhyun, “yeogisseo?” Tanya siwon “oh, kaja” jawab kyuhyun, mereka berdua menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan seorang yeoja “geumanhae!! Geumanharago!!” teriak yeoja itu “minho-ya! Geumanhae!!” teriaknya lagi “hyeong, kau mendengar itu?” kata kyuhyun “oh! Yeoja seori” jawab siwon “sepertinya aku mengenal suaranya” kata kyuhyun “kaja” kata siwon yang langsung berlari kearah lapangan basket “yeoja-ssi?” kata kyuhyun “gwaenchanayo? Wae geurae-yo?” Tanya kyuhyun dengan suara yang sangat khawatir ketika melihat yuri sedang terduduk sambil menangis “minho-ya… geumanhae..” katanya pelan sambil menangis “hya! Neo mwoya!” teriak kyuhyun pada sekumpulan namja yang sedang memukuli minho, siwon dan kyuhyun menghampiri minho dan membawanya kepinggir lapangan lalu mulai memukul semua namja yang ada di lapangan itu “neo nuguya?” Tanya kyuhyun “neo nugunyarago!” teriak kyuhyun sambil memegang erat leher seorang namja “hya!” teriak kyuhyun sekali lagi, “aedeul-a.. kaja, disini sudah terlalu bising. Ayo kita pergi” kata namja yang sedari tadi bicara dengan minho “choi minho! Itabwa! Kita akan bertemu lagi!” lanjutnya.
“gwaenchana-yo?” Tanya siwon pada yuri yang masih melihat minho yang tergelatak “yeoja-ssi… gwaenchanayo?” Tanya kyuhyun “eotteokhaji? Minho-ya! Jeongshinjaryeo! Ireona!” kata yuri sambil menggoyangkan tubuh minho yang lemas “minho-ya… hajima, ireona!” teriak yuri sekali lagi “yeoja-ssi, ia harus segera dibawa ke rumah sakit” kata kyuhyun “biar aku yang membawanya, kau bawa yeoja ini pulang” kata siwon “aniya! Aku harus bersamanya” jawab yuri “araseo, ayo kita bawa dia kerumah sakit” jawab kyuhyun.

***

Yuri terus terenung di ruang tunggu bersama kyuhyun, sedangkan siwon pergi kerumah yuri untuk mengambil baju minho “yeoja-ssi” panggil kyuhyun “keogjeong hajima-yo, geu nom gwaenchana, nan mitdeo” kata kyuhyun “minho dal appayo, jigeum… nan jinjja” kata yuri terputus lalu menutup wajahnya dan menangis lagi “ireojima-yo.. igeon nugun chalmeothaesseo aniya” kata kyuhyun berusaha menenangkan yuri, yuri mengankat kepalanya dan menyenderkannya di bahu kyuhyun, ia menarik nafas panjang yang berat “minho-neun… uri dongsaeng-ieyo” kata yuri pelan “minho… uri chingu, uri kajeog. Jigeum idaereo minho eobseo… nan amugotdo halsuisseoyo (minho adalah adikku, minho temanku, dia keluargaku,tak akan ada hal yang dapat ku lakukan, jika minho tak ada)” kata yuri “aniya, geureom aniya, minho kkuk dasi dorawa… keogjeong hajima-yo..” jawab kyuhyun “nan himdeuro, nan museowo,  eotteokhae nan keogjeong hajima isseoyo? (aku lelah, aku takut, bagaimana bisa aku tak khawatir?)”  kata yuri masih sambil bersamdaar pada bahu kyuhyun “sekarang, ayo tutup matamu, lalu tarik nafas dalam-dalam, pikirkan hal apa yang pernah minho lakukan padamu, yang membuatmu tersenyum.. dan pastikan ia akan membuatmu tersenyum dan bersamanya lagi.” Kata kyuhyun sambil menuntun yuri melakukan itu.
Dokter keluar dari ruang operasi, lalu tersenyum melihat kyuhyun yang wajahnya juga menjadi khawatir, dokter itu mengangguk lalu menghampiri kyuhyun dan yuri “operasinya lancar, minho-ssi bisa segera dibawa ke ruang inap biasa” kata dokter “gamsamnida… jeongmalo gamsamnida” kata yuri lalu tanpa sadar memeluk kyuhyun “gomawoyo namja-ssi…” lalu pergi untuk melihat minho.
“geu aegi, jinjja..” gumam siwon dalam perjalanannya menuju rumah sakit “kalau dia menyukai yeoja itu bagaimana bisa dia berlaku seperti itu?! Hah!” katanya protes karena ia pikir minho adalah namjachingu yuri dan kyu adalah penyelamatnya. “hyeong!” panggil kyuhyun yang sedang menunggu siwon datang “oh! Igeo” jawab siwon sambil memberikan tas baju minho “gomawo hyeong” kata kyuhyun lalu pergi “hya! ” panggil siwon “ireojima! Geu nyeo… neo johaji?” kata siwon, kyuhyun hanya menarik nafasnya panjang “geurae, wae?” jawab kyuhyun “kyuhyun-a… neo halsuisseo! Jabaek kaja! geuraedo Gamsuhajima! Nugul ara, geu nyeo ddo gwayeon neo joha… unmyeongijil molla (kyuhyun-a! kau pasti bisa! Ayo nyatakanlah! Dan jangan menyerah! Siapa yang tahu, wanita itu juga mungkin menyukaimu… takdir tak ada yang tahu)” kata siwon menasehatinya “geuraesseumyeon johkesseoyo hyeong (aku juga berharap seperti itu hyeong!)” jawab kyuhyun “ hyeong! Eonje dasi mannal su inayo? Nan hyeong hante ajig bogoshipeonde.. (hyeong! Kapan kita bisa bertemu lagi? Aku masih merindukanmu)” lanjut kyuhyun “najunghae! Jeonhwaji? , hwating! Na monjeo galkae! (lain kali! Kau akan menelponku kan? Semangat! Aku pulang duluan!)” jawab siwon. Kyuhyun menyusul yuri menuju ruang inap minho sambil menjinjing tas baju minho.

***

Yuri memegang erat tangan minho sambil terus berdoa, dengan keyakinan bahwa minho akan kembali padanya lagi, ia terus melakukan apa yang tadi ia lakukan bersama kyuhyun, pada saat itu kyu masuk dan tersenyum tenang sambil memandangnya lalu berjalan menghampiri yuri. “dwaesseoyo… gomawo namja-ssi” kata yuri sambil membalas senyum kyuhyun “pulanglah, aku baik-baik saja. maaf sudah merepotkanmu” lanjut yuri kali ini sambil mengambil tas yang ada di tangan kyuhyun “geuraeyo… sepertinya kau memang sudah lebih baik. Jeonhwa hae jullaeyo?. Nan gidaryeoyo” kata kyuhyun. Namja itu keluar dengan muka yang murung “jamshimanyo” tiba-tiba pintu kamar itu terbuka lagi “ne?” jawab kyuhyun “sebaiknya, setelah kejadian ini kita tak usah bertemu lagi. Maafkan aku karena menyusahkanmu, dan terimakasih karena sudah terus membantuku” kata yuri “waeyo?” Tanya kyu gugup “aku akan focus mengurus minho mulai sekarang” jawab yuri “aku tak akan mengganggumu” kata kyuhyun lalu pergi.
Yuri memandang wajah minho yang tak berekspresi, air matanya mulai menetes di pipinya, “minho-ya, irona… jebal irona” kata yuri “aku sudah melepaskannya demi dirimu, kalau kau tak bangun apa yang harus aku lakukan?” lanjut yuri sambil menurunkan kepalanya dan bersender di tangan minho “noona” suara berat  itu terdengar sangat serak “noona” katanya sekali lagi “minho?” panggil yuri “oh” jawab minho dengan anggukan kecilnya “ah.. Gomawo minho-ya… dashi dorawa gomawo ” kata yuri sambil mengelus tangan minho pelan.
‘aku menyukainya, sangat menyukainya. Seadainya dapat ia rasakan, aku memang menyukainya… sifatnya yang kekanakan, gerak-gerik tubuhnya yang ceria, sampai saat raut wajahnya berubah menjadi murung dan khawatir, aku sangat menyukainya. Tapi, bisakah aku terus menyukainya sedangkan ada hati lain yang sedang menungguku? Bisakah? Tuhan, seandainya pertanyaanku ini bisa kau jawab, aku ingin meminta jawabanmu secepat yang kau bisa kirimkan padaku. Tuhan, aku telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupku, aku melepaskannya walaupun dengan begitu aku dapat membahagiakan yang lain. Tuhan, senadainya aku bisa mendapatkan kesempatan yang lain, aku ingin ia bisa menemukan cara agar kami dapat bertemu kembali’ yuri menulis buku diary yang biasa ia tulis setiap harinya, dan tokoh utama hari ini adalah namja yang mengisi harinya akhir-akhir ini. Ya, cho kyuhyun.

#Flashback 05-12-1999
“saengil chukhahae yuri-a… uri yeodongsaeng, igo seonmul” kata kakak yuri “gomawo oppa, waaa… waa… album ini yang sangat ku inginkan!” teriak yuri kegirangan. “saengil chukhahae yuri-a..” ucap eomma dan appa sambil mencium kedua pipi yuri “ya! Nappeun yeoja!” tiba-tiba terdengar suara cempreng milik anak laki-laki yang selalu mengganggu yuri setiap hari “ya! Kenapa kau ada disini hah?! Aku tak pernah mengundangmu tahu!” kata yuri “aku kan datang atas kemauanku sendiri! Memangnya kenapa?! Kau tak suka?” kata anak kecil itu “oppa! Dia menggangguku terus!” kata yuri pada kakaknya tapi kakaknya hanya tersenyum manis melihat tingkah kedua anak itu “dia juga oppa,dia kan lebih tua darimu 1,5 tahun… ayo belajar pangil dia oppa” suruh ibunya “aaa.. shiro eomma!!” kata yuri “ya nappeun yeoja! Kau ini! Aku kan datang kesini hanya untuk memberikan ini!” kata namja itu sambil menjulurkan tangannya kedepan “igeo mwoya?” Tanya yuri sambil mendekat “saengil seonmul” jawab namja itu “woah.. jinjja? Seolma!” kata yuri tak percaya “wae? neo shilhta? Araseo geureom” jawab namja itu “aniya!” kata yuri cepat lalu mengambil kado itu dengan cepat, tamu tamu di sekitar mereka menertawakan tingkah sepasang anak kecil itu. Pesta perayaan ulang tahun yuri berakhir dengan meriah, tapi ia masih menyimpann rasa menasaran akan tetangganya yang sangat usil dan berisik itu, ia tak tahu siapa nama namja yang seharusnya ia panggil ‘oppa’ itu “eomma… keugo… keu namja, ireumi mwoya?”Tanya yuri yang penasaran “cho…” kalimat itu tak selesai karena ibunya menerima telpon penting dan harus segera kembali ke London untuk urusan bisnis bersama ayahnya.
“ya! Nappeun yeoja! Seonmul-e… joha?” Tanya namja itu lagi “ani! Anjoha!” jawab yuri sambil menjulurkan lidahnya “wae? yeppeujanha!” elak namja itu “mwol yeoppeo?! Neo jinjja michin saram!” kata yuri yang sedikit sebal kepada namja itu karena ia memberikan kodok sintetis untuk kado ulang tahunya. Seminggu kemudian, yuri harus pindah ke seoul bersama kakaknya, dan meninggalkan sejuta kenangan disana, juga meninggalkan namja usil yang selalu ia panggil dengan sebutan michin saram atau yang berarti orang gila.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar