Cast : Choi Siwon
Kwon Yuri
Choi Sooyoung
Lee Donghae
Kwon Yuri
Choi Sooyoung
Lee Donghae
Sooyoung mengikuti siwon keluar dari
ruangannya “oppa! Na bwayo! Jawab aku!” kata sooyoung “siwon oppa! Sampai kapan
kau akan seperti ini? Dulu pun seperti ini, kau menyukaiku tapi kau
menghindariku karena kau takut yuri terluka kan? Sekarang juga oppa masih akan
seperti ini? Eoh? Sampai kapan!” kata sooyoung “hya no michosseo?! Ini kantor!
Bukan rumah mu!” kata siwon “kalau begitu jawab aku! Apa oppa masih
menyukaiku?” Tanya sooyoung “itu akan ku jawab nanti setelah pulang kantor, sekarang
tolong jangan ganggu aku” jawab siwon lalu masuk kedalam ruang meeting.
Yuri pulang menuju apartmentnya, sooyeon
sedang pergi dan ia hanya sendirian di rumah, jadi ia menyalakan music dengan
keras. “yuri-a” panggil seseorang dari luar tapi yuri tak menjawab karena music
yang terlalu keras “yuri-a…” panggilnya lagi, akhirnya orang itu masuk kedalam
dan mengetuk kamar yuri “jankaman!” kata yuri dari dalam kamar “oh? Donghae
oppa?” kata yuri “wae? Musunil isseoyo?” Tanya yuri dengan suara yang sedikit keras
karena music yang belum ia matikan “aku ingin bicara denganmu” kata donghae
dengan keras “aaa… malhae” kata yuri “aku menyukaimu!” kata donghae “mwo?? Aku
tak mendengarnya” jawab yuri “aku mencintaimu!” kata donghae lagi “mwol?” kata
yuri sambil mengangkat kedua tangannya pertanda tak tahu “ah! Jankaman, aku
matikan musiknya dulu” kata yuri “nah, ayo katakan oppa” lanjut yuri “aku… mmm
aku” jawab donghae yang gugup “malhae” kata yuri “na-rang, nol saranghae” kata
donghae yang akhirnya bisa mengalahkan rasa gugupnya “oh? Sarang? Aaah.. oppa
mengatakannya sekarang? Padaku?” kata yuri “it’s too late right? Arra~ karena
apapun yang akan ku lakukan sekarang semua itu sudah terlambat dan aku tak akan
bisa mengubahnya. Tapi satu hal yang tak mau ku sesali nantinya, aku tak mau
menyesal karena aku tak pernah membuatmu mengerti akan perasaanku yang
sebenarnya.” Kata donghae “geojitmallo, domanggago shipjiman, neoui
du nuni ijen annyeongira mareul hane (aku ingin berbohong dan pergi tapi kedua
matamu menyiratkan perpisahan)” jelas donghae
“jaraesseo. Oppa jjang!” kata yuri lalu memeluk donghae “aku tahu oppa bukan
orang yang gampang menyerah. Tapi walau kapanpun aku akan menentukan pilihanku,
bukankah aku akan selalu bertanya pada oppa? Bukankah oppa sudah berjanji akan
terus bersamaku? Dan sekarang aku masih belum bersedia meninggalkan oppa.” Kata
yuri lalu melepaskan pelukannya “oppa na-rang saranghae? Naddo.. naddo oppa
saranghae” lanjut yuri lalu tersenyum dan pergi ke dapur “pabbo! Dari mana oppa
dapat kata-kata yang begitu menyentuh? Eoh? membuat mataku berair” kata yuri
sambil berjalan ke dapur “itu penggalan lagu super junior kry. Lets not” jawab
donghae yang sekarang sudah kembali tersenyum “a.. geurae?! Kau menyontek?”
kata yuri sambil membuatkan teh “anni.. hanya melihat dan mengucapkannya ulang”
kata donghae “aaa arrasseo” kata yuri sambil tertawa kecil.
***
Siwon keluar dari kantornya, berharap tak ada
yeoja yang akan menunggunya jadi ia langsung menaiki mobilnya “oppa!” suara
yeoja menggema di basement “aish!” kata siwon saat hendak membuka pintu
mobilnya “oddi ga?!” Tanya sooyoung “arraseo. illuwa” kata siwon sambil
menyuruh sooyoung naik ke mobilnya. “malhaebwa” kata sooyoung “mwol?” kata
siwon sambil menatap jalanan yang sekarang dilindas mobilnya “apa oppa masih
menyukaiku?” Tanya sooyoung pelan “mian” jawab siwon “mian wae? Oppa nan
shiro?” Tanya sooyoung dengan mata yang berkaca “anni, aku hanya sudah tak
menyukaimu” jawab siwon “wae? Yuri taemunae?” Tanya sooyoung “oh. Yuri
taemunae. Sekarang aku hanya bisa menyukainya, selamanya akan begitu” kata
siwon “wae?” kata sooyoung lagi “karena hanya dia yeoja yang mampu menyayangiku
sepenuhnya. Yang dapat menungguku sampai kapanpun, yang dapat mencintaiku
sampai aku mengatakan bahwa aku tak bisa mencintainya lagi” jawab siwon “kalau
begitu katakan padanya bahwa oppa tak akan bisa mencintainya lagi! Katakan
padanya untuk tak usah menunggu oppa lagi! Katakan bahwa oppa hanya akan
mencintaiku! Katakan!” kata sooyoung yang mulai lepas control “katakan bahwa,
aku juga akan mencintai oppa seperti dia mencintai oppa” lanjut sooyoung “anni,
kau tak bisa. Bahkan hanya untuk menyusulku pergi, kau tak bisa. Tapi yeoja itu
menungguku datang kembali kesini, dan menungguku untuk dapat mencintainya”
jawab siwon “jadi alasannya adalah menunggu? Aku yang tak bisa menunggu? Aku
yang tak bisa menunggu oppa yang pergi dan entah kambali?” kata sooyoung “aku datang
menyusul oppa kesana, tapi aku tak pernah melihatmu. Itu semua salahku?!” kata
sooyoung “itu memang bukan salahmu. Tapi ini salahku, yang tak bisa membiarkan
hatiku berbohong terlalu lama. Dari dulu memang hanya yuri yang ku sukai hanya
yuri yang ku sayangi.dan bukan kau” kata siwon “geuraekuna, yuri?” kata
sooyoung “mmm yuri, dan aku tak mau kehilangan kesempatan lagi untuk
mendapatkannya” kata siwon “aku turun disini oppa” kata sooyoung “biar ku antar
sampai apartment-mu” kata siwon “anni. Tolong berhenti disini” jawab sooyoung
“harusnya aku tak perlu menanyakan hal ini dari awal, harusnya aku tahu dari
awal jawaban dari hal ini hanya akan membuatku lebih sakit” kata sooyoung lalu
turun dari mobil siwon dan berjalan menuju halte bus.
***
Keesokannya, sooyeon pamit pulang ke rumahnya
di daegu karena ada keperluan di sana, jadi yuri tinggal sendirian lagi di apartment-nya.
Yuri memakan serealnya sambil mengikuti perkembangan di account twitter-nya,
tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, yuri bergegas membuka pintu
itu “oppa? Wae oddisseo?” Tanya yuri saat melihat siwon “bogoshiposseo geurae”
jawab siwon lalu masuk kedalam “sooyeon sedang pulang ke rumahnya, aku sendirian disini. Oppa sudah sarapan?” Tanya
yuri sambil kembali duduk dan memakan serealnya “bagaimana bisa aku sarapan,
sedangkan di apartment-ku tak ada yang membuatkanku sarapan” kata siwon sambil
menatap yuri yang sibuk dengan ponselnya “semenjak kita bertemu lagi pertama
kali, sudah berapa kali aku bicara dan kau focus pada ponselmu? Kali ini siapa
lagi? Donghae?” kata siwon “anni, aku sedang melihat twitter ku” jawab yuri
“ah… jadi sekarang twitter lebih penting dari pada aku? baiklah” kata siwon
“anni… anniya. Jankaman, aku buatkan sereal” kata yuri sambil menyimpan
ponselnya dan membuatkan sereal untuk siwon “shiro… aku tidak lapar” kata siwon
“lalu oppa mau apa?” Tanya yuri “na himdeuro… illuwa” suruh siwon sambil
menepuk-nepuk sofa di sampingnya. “wae? Musunil iseosseo?” Tanya yuri sambil
duduk di samping siwon “anni, hanya ingin memelukmu sebentar” kata siwon lalu
memeluk yuri dengan erat “uhm? Wae geurae oppa?” Tanya yuri “wae? Kalau aku
ingin memelukmu aku harus mengalami sesuatu? Na geunyang himdero” kata siwon
“aaah geurae? Uri siwon-ni himdeuroji?” kata yuri sambil menepuk-nepuk punggung
siwon “yuri-a, geunyang na-rang jibaek dorawa andwae? (tak bisakah kau kembali
ke rumahku?)” Tanya siwon “saat waktunya tepat, aku akan kembali kesana,
menemani oppa.” Jawab yuri “arraseo” kata siwon setelah menarik nafanya
dalam-dalam “kalau begitu aku yang akan tinggal disini sampai sooyeon-ssi
pulang, eontte?” lanjut namja yang masih saja memeluknya ini “mwo? Andwae oppa!
Kalau sooyeon pulang dan melihat oppa ada disini, apa yang harus aku katakan
padanya?” kata yuri sambil melepas pelukannya “wae? Bukankah kita berkencan?
Katakan saja kita berkencan, apa sulitnya?” jawab siwon “daeteu? (date?) uri
onjae? Apa oppa pernah memintaku untuk berkencan dengan oppa? Eoh?” kata yuri
“geurom….. yuri-a.. na-rang sagyojulae? (maukah berkencan denganku?)” kata
siwon “aah wae irrae..” kata yuri tersipu malu “Jinjjaya. Shiro?” kata siwon
“jinjja? Oppa jinjja? ” Tanya yuri “oh, jinjja” jawab siwon “oppa benar-benar
menyukaiku? Bukan kasihan?” Tanya yuri lagi “kenapa aku harus mengasihanimu?
Padahal seharunya aku memberimu selamat” kata siwon “mwol chukhahae?” Tanya
yuri sedikit bingung “kau kan sudah menepati janjimu, menjadi yeoja yang dapat
ku sukai.” Kata siwon, yuri terdiam, ingat akan janjinya di masa kecil mereka
“oppa geu yagseog giokhae? (janji itu oppa masih mengingatnya?)” kata yuri
tersanjung “bagaimana bisa aku melupakannya, sedangkan aku sedang
menunggu-nunggu kau untuk menepati janjimu itu” kata siwon sambil memegang
kedua pipi yuri yang terlihat merona “saranghaeyo kwon yuri, na-rang
sagyojulae? Ah anni, na-rang gyeoronaejulae? (aku mencintaimu kwon yuri, maukah
kau berkencan denganku? ah tidak, maukah kau menikah denganku?)” kata siwon
sambil memegang tangan yuri erat “oppa..” yuri tersipu malu “na-rang gyeoronaejulae?”
ulang siwon “oh! Aku mau!” jawab yuri lalu memeluk siwon dengan bahagianya.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar